25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Dosen Polmed Tingkatkan Produksi Pelaku Usaha Ikan Asin di Bagan Percut

BANTU: Dosen Polmed membantu meningkatkan produksi pelaku usaha ikan asin di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, baru-baru ini.
BANTU: Dosen Polmed membantu meningkatkan produksi pelaku usaha ikan asin di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, baru-baru ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed) membantu meningkatkan produksi pelaku usaha ikan asin di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, baru-baru ini. Hal itu dilakukan tak lain sebagai bentuk bagian dari program pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan fungsi tridharma perguruan tinggi.

Anita Putri SE MSi selaku ketua tim pengabdian menyebutkan, pelaku usaha ikan asin yang dibantu peningkatan produksinya adalah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Ikan Asin di desa itu. Permasalahan yang dihadapi ialah mereka tidak memiliki tempat penjemuran yang lebih besar, sehingga sangat terbatas tempat untuk menjemur ikan asin yang diproduksi setiap hari.

“Mereka sering menderita kerugian karena ikan tidak bisa dijemur sesuai dengan kapasitas produksi. Akibatnya permintaan masyarakat juga tidak dapat dipenuhi karena tidak tersedianya ikan asin yang memadai,” ungkap Anita didampingi anggota tim, Dr Deliana SE Ak MSi CA dan Dina Arfianti Siregar SE MS, Kamis (5/12).

Di samping itu, juga mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelola keuangan yang benar, pemasaran yang bisa dengan cepat membuat produk mereka terjual.

Mereka juga kekurangan bahan pendukung seperti baskom, pisau, garam untuk proses produksi ikan asin tersebut. Kemudian, masih perlu dimotivasi tentang pentingnya semangat untuk berwirausaha dan melakukan kegiatan guna membantu perekonomian keluarga.

“Oleh karena itu, di sini tim pengabdian membantu untuk menyediakan tempat penjemuran ikan dan memberikan pelatihan pembukuan sederhana,” terang Anita.

Dijelaskannya, ikan asin yang diperoleh pelaku usaha ini berasal dari Tempat Pengumpulan Ikan yang terdiri dari ikan asin jenis lidah, gelama, dan cincaru. Harga ikan tersebut untuk ikan lidah Rp 12.000/kg, ikan gelama Rp 7.000,00/kg dan ikan cincaru Rp 10.000/kg. Pembelian dilakukan sore hari dengan jumlah biaya Rp100.000,00 namun terbatas dananya. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses perendaman menggunakan garam dan keesokan harinya dijemur di panas matahari sampai mengering.

Proses penjemuran dilakukan 1 hari untuk 1 kali penjemuran dalam keadaan cuaca panas. Hasilnya, untuk 5 kg ikan lidah akan menghasilkan ikan asin lidah 2,5 kg, ikan gelama dari yang basah 10 kg menjadi ikan asin gelama 5 kg dan untuk ikan cincaru 10 kg menghasilkan 5 kg ikan asin cincaru dengan ukuran tempat penjemuran 2 x 1,5 m.

“Untuk 5 kg ikan memerlukan 2 kg garam. Untuk ikan asin lidah dijual dengan harga Rp 26.000/kg, ikan asin gelama Rp 17.000/kg dan ikan asin cincaru Rp 22.000/kg. Adapun tempat penjemuran ikan asin yang mereka perlukan adalah 10 m x 1,5 m.

Anggota tim pengabdian, Dr Deliana menuturkan, melalui wawancara yang telah dilakukan terhadap pelaku usaha tersebut diperoleh informasi bahwa mereka masih kekurangan dalam peralatan produksi. Di samping itu, uang atau modal yang mereka gunakan dalam kegiatan usaha ini berasal dari sisa uang belanja yang mereka tabung, dan hasil penjualan mereka nanti akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.(ris/ram)

BANTU: Dosen Polmed membantu meningkatkan produksi pelaku usaha ikan asin di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, baru-baru ini.
BANTU: Dosen Polmed membantu meningkatkan produksi pelaku usaha ikan asin di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, baru-baru ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed) membantu meningkatkan produksi pelaku usaha ikan asin di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, baru-baru ini. Hal itu dilakukan tak lain sebagai bentuk bagian dari program pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan fungsi tridharma perguruan tinggi.

Anita Putri SE MSi selaku ketua tim pengabdian menyebutkan, pelaku usaha ikan asin yang dibantu peningkatan produksinya adalah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Ikan Asin di desa itu. Permasalahan yang dihadapi ialah mereka tidak memiliki tempat penjemuran yang lebih besar, sehingga sangat terbatas tempat untuk menjemur ikan asin yang diproduksi setiap hari.

“Mereka sering menderita kerugian karena ikan tidak bisa dijemur sesuai dengan kapasitas produksi. Akibatnya permintaan masyarakat juga tidak dapat dipenuhi karena tidak tersedianya ikan asin yang memadai,” ungkap Anita didampingi anggota tim, Dr Deliana SE Ak MSi CA dan Dina Arfianti Siregar SE MS, Kamis (5/12).

Di samping itu, juga mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelola keuangan yang benar, pemasaran yang bisa dengan cepat membuat produk mereka terjual.

Mereka juga kekurangan bahan pendukung seperti baskom, pisau, garam untuk proses produksi ikan asin tersebut. Kemudian, masih perlu dimotivasi tentang pentingnya semangat untuk berwirausaha dan melakukan kegiatan guna membantu perekonomian keluarga.

“Oleh karena itu, di sini tim pengabdian membantu untuk menyediakan tempat penjemuran ikan dan memberikan pelatihan pembukuan sederhana,” terang Anita.

Dijelaskannya, ikan asin yang diperoleh pelaku usaha ini berasal dari Tempat Pengumpulan Ikan yang terdiri dari ikan asin jenis lidah, gelama, dan cincaru. Harga ikan tersebut untuk ikan lidah Rp 12.000/kg, ikan gelama Rp 7.000,00/kg dan ikan cincaru Rp 10.000/kg. Pembelian dilakukan sore hari dengan jumlah biaya Rp100.000,00 namun terbatas dananya. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses perendaman menggunakan garam dan keesokan harinya dijemur di panas matahari sampai mengering.

Proses penjemuran dilakukan 1 hari untuk 1 kali penjemuran dalam keadaan cuaca panas. Hasilnya, untuk 5 kg ikan lidah akan menghasilkan ikan asin lidah 2,5 kg, ikan gelama dari yang basah 10 kg menjadi ikan asin gelama 5 kg dan untuk ikan cincaru 10 kg menghasilkan 5 kg ikan asin cincaru dengan ukuran tempat penjemuran 2 x 1,5 m.

“Untuk 5 kg ikan memerlukan 2 kg garam. Untuk ikan asin lidah dijual dengan harga Rp 26.000/kg, ikan asin gelama Rp 17.000/kg dan ikan asin cincaru Rp 22.000/kg. Adapun tempat penjemuran ikan asin yang mereka perlukan adalah 10 m x 1,5 m.

Anggota tim pengabdian, Dr Deliana menuturkan, melalui wawancara yang telah dilakukan terhadap pelaku usaha tersebut diperoleh informasi bahwa mereka masih kekurangan dalam peralatan produksi. Di samping itu, uang atau modal yang mereka gunakan dalam kegiatan usaha ini berasal dari sisa uang belanja yang mereka tabung, dan hasil penjualan mereka nanti akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.(ris/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/