BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki tiga bulan belakangan ini, harga garam yang didistribusikan kepada pengusaha ikan asin mengalami peningkatan mencapai 200 persen.
Tingginya harga garam membuat para kalangan pengusaha ikan asin membatasi produksi dan mengakibatkan harga ikan asin tinggi di pasaran.
Hal itu dikatakan salah satu pengusaha ikan asin di Kampung Kurnia, Belawan, Abun kepada Sumut Pos, Kamis (4/5).
Diungkapkan Abun, tingginya harga garam sudah berlangsung selama 3 bulan belakangan ini, kenaikan garam yang biasanya seharga Rp 1000 perkilogram, kini sudah naik menjadi Rp 3000 perkilogram.
Dampak kenaikan garam membuat para pengusaha ikan asin terpaksa mengurangi produksi ikan asin hingga 50 persen dalam sehari. Akibatnya, harga ikan asin yang didistribusikan ke pasaran menjadi tinggi.
“Dengan harga garam tinggi, otomatis kita naikkan harga ikan asin. Jadi, kalau harga ikan asin tinggi, pasti permintaan konsumen menurun. Oleh karena itu, produksi kita kita batasi hingga 50 persen dari produksi sebelumnya. Begitu juga dengan tenaga kerja pun harus kita kurangi, jadi dampaknya pengangguran pun dialami bagi masyarakat yang ada di Belawan,” kata Abun.
Dijelaskan pria berusia 46 tahun ini, kenaikan harga ikan asin yang mereka produksi mencapai 100 persen, misalnya, ikan asin Gulama Pisang seharusnya seharga Rp 20.000 ribu perkilogram, kini menjadi Rp 40.000 ribu perkilogram.
Begitu juga dengan ikan asin lain seperti ikan asin Gabus biasanya seharga Rp 18.000 perkilogram, kini menjadi Rp 30.000 hingga Rp 40.000 ribu perkilogram.
Berdasarkan informasi yang mereka peroleh, kata Abun, tingginya harga garam diduga adanya keterbatasan distribusi garam ke Belawan, yang diduga sebahagian garam didistribusikan ke wilayah Riau.