26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Industri Fashion Online Tumbuh 35 Persen

Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Industri fashion online tanah air menunjukkan pertumbuhan 35 persen per tahun.

Produk fashion mendominasi dengan kontribusi 77,1 persen pembeli perempuan.

Namun, untuk beberapa jenis produk, pengalaman perlu dihadirkan guna meyakinkan pembeli.

Komite Jakarta Fashion Week (JFW) Yudha Kartohadiprodjo menyatakan, konsumen di Indonesia masih membutuhkan pengalaman langsung untuk produk yang akan dibeli.

’’Experience ini bisa hadir dalam kolaborasi antara e-commerce dengan pertunjukan busana atau fashion show,’’ paparnya kemarin (25/10).

Calon pembeli tidak harus datang langsung untuk melihat produk eksklusif hasil kolaborasi desainer dengan peritel online.

Mereka bisa memanfaatkan live streaming video.

’’Sebab, tidak tertutup kemungkinan calon pembeli datang dari berbagai kota, bukan hanya Jakarta. Tanpa harus datang, mereka bisa melihat,’’ ujarnya.

Konten video itulah yang dapat disebut experience dalam platform perbelanjaan online.

Berdasar survei Nielsen Cross Platform 2017, 60 persen konsumen usia 21–49 tahun melakukan follow-up terhadap produk setelah menonton video.

’’Ya, satu hingga lima persen akhirnya memutuskan untuk membeli,’’ tutur Yudha.

Pasar e-commerce fashion tumbuh 35–40 persen per tahun. Jadi, dalam tiga tahun saja, pasar tersebut bisa tumbuh hingga dua kali lipat.

Head of Commercial Zalora Indonesia Priyanto Lim menjelaskan, event JFW tahun ini adalah kali kelima bagi Zalora dalam mengikuti pentas pergelaran busana.

Selama ini, hasilnya selalu positif bagi penguasa pasar e-commerce fashion di Indonesia itu.

Penjualan produk Zalora hasil kolaborasi dengan desainer dapat meningkat hingga ribuan persen dalam dua tahun ini.

Segmen yang dibidik adalah pencinta fashion yang menyukai koleksi terbatas dari desainer terkemuka di Indonesia.

Tahun ini, Zalora mulai fokus menggarap segmen tersebut.

’’Jika berbicara tentang fashion, segmen ini tak bisa dipisahkan. Kami sudah menggarap mass product dan memperbesar pasar ke konsumen yang memiliki special taste di fashion,’’ terangnya.

Pada ajang itu, dalam menyuguhkan koleksinya, Zalora bekerja sama dengan Barli Asmara dan Didiet Maulana.

’’Ini kali pertama brand muncul dengan nama Zalora X Barli maupun Zalora X Didiet,’’ imbuhnya. (jpnn/ram)

 

Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Industri fashion online tanah air menunjukkan pertumbuhan 35 persen per tahun.

Produk fashion mendominasi dengan kontribusi 77,1 persen pembeli perempuan.

Namun, untuk beberapa jenis produk, pengalaman perlu dihadirkan guna meyakinkan pembeli.

Komite Jakarta Fashion Week (JFW) Yudha Kartohadiprodjo menyatakan, konsumen di Indonesia masih membutuhkan pengalaman langsung untuk produk yang akan dibeli.

’’Experience ini bisa hadir dalam kolaborasi antara e-commerce dengan pertunjukan busana atau fashion show,’’ paparnya kemarin (25/10).

Calon pembeli tidak harus datang langsung untuk melihat produk eksklusif hasil kolaborasi desainer dengan peritel online.

Mereka bisa memanfaatkan live streaming video.

’’Sebab, tidak tertutup kemungkinan calon pembeli datang dari berbagai kota, bukan hanya Jakarta. Tanpa harus datang, mereka bisa melihat,’’ ujarnya.

Konten video itulah yang dapat disebut experience dalam platform perbelanjaan online.

Berdasar survei Nielsen Cross Platform 2017, 60 persen konsumen usia 21–49 tahun melakukan follow-up terhadap produk setelah menonton video.

’’Ya, satu hingga lima persen akhirnya memutuskan untuk membeli,’’ tutur Yudha.

Pasar e-commerce fashion tumbuh 35–40 persen per tahun. Jadi, dalam tiga tahun saja, pasar tersebut bisa tumbuh hingga dua kali lipat.

Head of Commercial Zalora Indonesia Priyanto Lim menjelaskan, event JFW tahun ini adalah kali kelima bagi Zalora dalam mengikuti pentas pergelaran busana.

Selama ini, hasilnya selalu positif bagi penguasa pasar e-commerce fashion di Indonesia itu.

Penjualan produk Zalora hasil kolaborasi dengan desainer dapat meningkat hingga ribuan persen dalam dua tahun ini.

Segmen yang dibidik adalah pencinta fashion yang menyukai koleksi terbatas dari desainer terkemuka di Indonesia.

Tahun ini, Zalora mulai fokus menggarap segmen tersebut.

’’Jika berbicara tentang fashion, segmen ini tak bisa dipisahkan. Kami sudah menggarap mass product dan memperbesar pasar ke konsumen yang memiliki special taste di fashion,’’ terangnya.

Pada ajang itu, dalam menyuguhkan koleksinya, Zalora bekerja sama dengan Barli Asmara dan Didiet Maulana.

’’Ini kali pertama brand muncul dengan nama Zalora X Barli maupun Zalora X Didiet,’’ imbuhnya. (jpnn/ram)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/