30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Garuda Indonesia Pensiunkan Pesawat Boeing 747-400

Garuda Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Garuda Indonesia resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakhir dengan nomor registrasi PK-GSH, setelah mengoperasikan pesawat tersebut sejak 1994.

Pesawat yang dijuluki sebagai Queen of the Skies tersebut melayani penerbangan komersial terakhirnya pada 6 Oktober untuk melayani kepulangan jamaah haji dari Madinah menuju Makassar, setelah beroperasi selama kurun waktu 23 tahun serta 89.900 jam terbang dan 15512 flight cycle.

Penerbangan terakhir PK-GSH tersebut juga menandai masa pensiun seluruh Boeing 747-400 milik Garuda Indonesia. Sepanjang 1994 hingga 2017, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak tiga armada B747-400 dengan nomor registrasi PK-GSI, PK-GSG, dan PK-GSH.

“Pesawat Boeing 747 telah memainkan peran yang sangat penting dalam perjalanan Garuda Indonesia. Selama lebih dari 23 tahun, pesawat ini telah memberikan banyak kontribusi dan sudah selayaknya dipensiunkan dengan cara yang khusus,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury.

Pahala menjelaskan, berakhirnya masa kerja B747-400 tersebut merupakan bagian dari program revitalisasi armada perseroan, serta sebagai wujud komitmen Garuda Indonesiauntuk terus menjaga kualitas layanan dan kenyamanan penumpang melalui pengoperasian pesawat berusia rata-rata 5 tahun.

“Saat ini kami mengoperasikan pesawat berbadan lebar B777-300ER dan A330-300/200 yang lebih hemat bahan bakar, hemat biaya dan lebih handal yang memberikan pengalaman penerbangan yang lebih nyaman untuk pengguna jasa kami ketika bepergian dengan penerbangan jarak jauh,” tuturnya.

Boeing 747-400 merupakan armada terbesar dari sejumlah armada yang dioperasikan Garuda Indonesia. Pesawat ini memiliki kapasitas 428 penumpang yang terdiri dengan 42 kursi di kelas eksekutif dan 386 sisanya di kelas ekonomi, dengan AVOD yang hanya tersedia di kelas eksekutif.

Kehandalan Boeing 747-400 membuktikan kehandalannya dengan menggabungkan keunggulan aerodinamis dari masing-masing model Boeing 747. Winglet memberikan efek sayap yang melebar, namun tanpa melebihi slot bandara standar.

Pesawat ini juga dikenal karena daya tahannya, bisa terbang long range non-stop dengan kecepatan lebih tinggi, serta dapat mengangkut lebih banyak payload, baik penumpang maupun kargo.(chi/jpnn)

 

Garuda Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Garuda Indonesia resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakhir dengan nomor registrasi PK-GSH, setelah mengoperasikan pesawat tersebut sejak 1994.

Pesawat yang dijuluki sebagai Queen of the Skies tersebut melayani penerbangan komersial terakhirnya pada 6 Oktober untuk melayani kepulangan jamaah haji dari Madinah menuju Makassar, setelah beroperasi selama kurun waktu 23 tahun serta 89.900 jam terbang dan 15512 flight cycle.

Penerbangan terakhir PK-GSH tersebut juga menandai masa pensiun seluruh Boeing 747-400 milik Garuda Indonesia. Sepanjang 1994 hingga 2017, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak tiga armada B747-400 dengan nomor registrasi PK-GSI, PK-GSG, dan PK-GSH.

“Pesawat Boeing 747 telah memainkan peran yang sangat penting dalam perjalanan Garuda Indonesia. Selama lebih dari 23 tahun, pesawat ini telah memberikan banyak kontribusi dan sudah selayaknya dipensiunkan dengan cara yang khusus,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury.

Pahala menjelaskan, berakhirnya masa kerja B747-400 tersebut merupakan bagian dari program revitalisasi armada perseroan, serta sebagai wujud komitmen Garuda Indonesiauntuk terus menjaga kualitas layanan dan kenyamanan penumpang melalui pengoperasian pesawat berusia rata-rata 5 tahun.

“Saat ini kami mengoperasikan pesawat berbadan lebar B777-300ER dan A330-300/200 yang lebih hemat bahan bakar, hemat biaya dan lebih handal yang memberikan pengalaman penerbangan yang lebih nyaman untuk pengguna jasa kami ketika bepergian dengan penerbangan jarak jauh,” tuturnya.

Boeing 747-400 merupakan armada terbesar dari sejumlah armada yang dioperasikan Garuda Indonesia. Pesawat ini memiliki kapasitas 428 penumpang yang terdiri dengan 42 kursi di kelas eksekutif dan 386 sisanya di kelas ekonomi, dengan AVOD yang hanya tersedia di kelas eksekutif.

Kehandalan Boeing 747-400 membuktikan kehandalannya dengan menggabungkan keunggulan aerodinamis dari masing-masing model Boeing 747. Winglet memberikan efek sayap yang melebar, namun tanpa melebihi slot bandara standar.

Pesawat ini juga dikenal karena daya tahannya, bisa terbang long range non-stop dengan kecepatan lebih tinggi, serta dapat mengangkut lebih banyak payload, baik penumpang maupun kargo.(chi/jpnn)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/