32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Produsen Pupuk Lokal Sasar Sumatera

AMINOER RASYID/SUMUT POS BONGKAR: Sejumlah pekerja  menyusun barang bongkar muat yang berasal dari Pancur Batu  dalam Kapal Tongkang, Pelabuhan Belawan. , Rabu (23/7). Pupuk tersebut nantinya akan dikirim ke Pekanbaru untuk Tanaman Sawit, dan permintaan mencapai 2.700 Ton perkapal, Sepekan bisa melakukan tiga kali pengeriman.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Bongkar muat pupuk di Pelabuhan Belawan.

SURABAYA, SUMUTPOS.CO -Produsen pupuk dalam negeri menyasar pasar Kalimantan dan Sumatera bagian utara untuk menggenjot penetrasi. Kebijakan itu diambil, karena sekitar 800 ribu ton kebutuhan pupuk NPK di 2 wilayah itu, selama ini dipenuhi impor dari Malaysia.

CEO of Fertilizer Division Saraswanti Utama Holding Company, Yahya Taufik mengatakan, logistik selama ini menjadi kendala utama produsen di Jawa untuk memasok pupuk ke wilayah tersebut.

Mendirikan pabrik pupuk di 2 wilayah itu, akan lebih efisien dibanding dengan mendatangkan pupuk dari Jawa. Untuk memangkas biaya distribusi, pada Februari 2017 mendatang, Saraswanti Utama mengoperasikan pabrik di Sampit, Kalimantan Tengah. Kapasitas produksinya 100 ribu ton pupuk NPK per tahun.

“Selain Kalimantan Tengah, akan ada ekspansi pabrik di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, maupun Palembang. Pabrik tersebut diperlukan untuk membendung impor pupuk NPK,” tutur Yahya.

Ada 5 pabrik yang dimiliki Saraswati Utama. Perinciannya, masing-masing 2 pabrik berada di Surabaya dan Medan, serta 1 di Kalimantan Tengah. Total kapasitas produksi perseroan saat ini sebesar 500 ribu ton. Perseroran selama ini berfokus pada produksi pupuk NPK nonsubsidi.

Kendala lain yang dihadapi industri pupuk adalah mahalnya harga gas industri. “Satu bahan baku NPK adalah urea. Jika harga gas industri turun, harga bahan baku NPK juga turun, dan berdampak terhadap penurunan harga jual kami,” beber Yahya.

Harga urea internasional mencapai 210-215 dolar AS per metrik ton. Sedangkan harga urea di Indonesia 260 dolar AS per metrik ton. Kebutuhan urea di pabrik PT Saraswanti Utama mencapai 200 ribu ton per tahun, atau sekitar 25-30 persen terhadap total kebutuhan bahan baku. “Hal ini akhirnya berdampak pada harga jual NPK kami. Harga pupuk NPK di Malaysia selisih 15-20 dolar AS per metrik ton lebih murah dibanding Indonesia,” ungkap Yahya lagi.

Direktur Utama Saraswanti, Hari Hardono menambahkan, permintaan pupuk tahun ini sudah lebih bergairah daripada tahun lalu. Pulihnya beberapa komoditas, seperti sawit, mampu mendorong permintaan pupuk NPK di dalam negeri. Hingga akhir tahun ini pun, Saraswanti memproyeksikan kinerjanya bisa tumbuh 10 persen dibanding tahun lalu.

Total kebutuhan pupuk NPK di Indonesia mencapai 4 juta ton. Produsen dalam negeri pun baru mampu memasok 3-3,2 juta ton. Permintaan pupuk NPK per tahun juga mampu tumbuh 8-10 persen. “Basis pupuk NPK memang ada di wilayah perkebunan tanaman keras, seperti sawit, kopi, karet, maupun cokelat,” pungkasnya. (vir/c7/noe/jos/jpg/saz)

AMINOER RASYID/SUMUT POS BONGKAR: Sejumlah pekerja  menyusun barang bongkar muat yang berasal dari Pancur Batu  dalam Kapal Tongkang, Pelabuhan Belawan. , Rabu (23/7). Pupuk tersebut nantinya akan dikirim ke Pekanbaru untuk Tanaman Sawit, dan permintaan mencapai 2.700 Ton perkapal, Sepekan bisa melakukan tiga kali pengeriman.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Bongkar muat pupuk di Pelabuhan Belawan.

SURABAYA, SUMUTPOS.CO -Produsen pupuk dalam negeri menyasar pasar Kalimantan dan Sumatera bagian utara untuk menggenjot penetrasi. Kebijakan itu diambil, karena sekitar 800 ribu ton kebutuhan pupuk NPK di 2 wilayah itu, selama ini dipenuhi impor dari Malaysia.

CEO of Fertilizer Division Saraswanti Utama Holding Company, Yahya Taufik mengatakan, logistik selama ini menjadi kendala utama produsen di Jawa untuk memasok pupuk ke wilayah tersebut.

Mendirikan pabrik pupuk di 2 wilayah itu, akan lebih efisien dibanding dengan mendatangkan pupuk dari Jawa. Untuk memangkas biaya distribusi, pada Februari 2017 mendatang, Saraswanti Utama mengoperasikan pabrik di Sampit, Kalimantan Tengah. Kapasitas produksinya 100 ribu ton pupuk NPK per tahun.

“Selain Kalimantan Tengah, akan ada ekspansi pabrik di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, maupun Palembang. Pabrik tersebut diperlukan untuk membendung impor pupuk NPK,” tutur Yahya.

Ada 5 pabrik yang dimiliki Saraswati Utama. Perinciannya, masing-masing 2 pabrik berada di Surabaya dan Medan, serta 1 di Kalimantan Tengah. Total kapasitas produksi perseroan saat ini sebesar 500 ribu ton. Perseroran selama ini berfokus pada produksi pupuk NPK nonsubsidi.

Kendala lain yang dihadapi industri pupuk adalah mahalnya harga gas industri. “Satu bahan baku NPK adalah urea. Jika harga gas industri turun, harga bahan baku NPK juga turun, dan berdampak terhadap penurunan harga jual kami,” beber Yahya.

Harga urea internasional mencapai 210-215 dolar AS per metrik ton. Sedangkan harga urea di Indonesia 260 dolar AS per metrik ton. Kebutuhan urea di pabrik PT Saraswanti Utama mencapai 200 ribu ton per tahun, atau sekitar 25-30 persen terhadap total kebutuhan bahan baku. “Hal ini akhirnya berdampak pada harga jual NPK kami. Harga pupuk NPK di Malaysia selisih 15-20 dolar AS per metrik ton lebih murah dibanding Indonesia,” ungkap Yahya lagi.

Direktur Utama Saraswanti, Hari Hardono menambahkan, permintaan pupuk tahun ini sudah lebih bergairah daripada tahun lalu. Pulihnya beberapa komoditas, seperti sawit, mampu mendorong permintaan pupuk NPK di dalam negeri. Hingga akhir tahun ini pun, Saraswanti memproyeksikan kinerjanya bisa tumbuh 10 persen dibanding tahun lalu.

Total kebutuhan pupuk NPK di Indonesia mencapai 4 juta ton. Produsen dalam negeri pun baru mampu memasok 3-3,2 juta ton. Permintaan pupuk NPK per tahun juga mampu tumbuh 8-10 persen. “Basis pupuk NPK memang ada di wilayah perkebunan tanaman keras, seperti sawit, kopi, karet, maupun cokelat,” pungkasnya. (vir/c7/noe/jos/jpg/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/