28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Medan jadi Kota Inflasi Tertinggi

Sedangkan, harga komoditas bumbu-bumbuan utama, seperti cabai merah dan bawang merah relatif terkendali seiring dengan intensifnya operasi pasar yang dilakukan oleh TPID Sumatera Utara yang bekerja sama dengan Bulog dalam menjaga pasokan di akhir tahun.

“Dengan perkembangan tersebut, sambung Arief, inflasi volatile food sebesar 2,55 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya (1,22 persen),” ucapnya.

Diutarakan dia, tekanan inflasi 2017 juga dipengaruhi dari kelompok lainnya yaitu kelompok administered prices (AP) dan kelompok inti yang relatif terkendali. Inflasi AP sedikit meningkat dari 0,08% (mtm) di bulan sebelumnya menjadi 0,27 persen (mtm).

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara yang memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen, seiring dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan masa liburan sekolah. Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok bahan bakar rumah tangga cenderung mereda seiring dengan pasokan gas elpiji 3 kg yang sudah normal.

“Relatif minimalnya dampak faktor musiman tercermin pada inflasi inti yang tercatat menurun dari 0,10 persen (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,04% (mtm). Tekanan inflasi dari sisi permintaan belum kuat terkait dengan masih lemahnya daya beli masyarakat sejalan dengan perkembangan harga komoditas yang masih fluktuatif. Kondisi tersebut didukung oleh ekspektasi inflasi yang terpelihara dan nilai tukar yang stabil,” bebernya. (ris/ila)

Sedangkan, harga komoditas bumbu-bumbuan utama, seperti cabai merah dan bawang merah relatif terkendali seiring dengan intensifnya operasi pasar yang dilakukan oleh TPID Sumatera Utara yang bekerja sama dengan Bulog dalam menjaga pasokan di akhir tahun.

“Dengan perkembangan tersebut, sambung Arief, inflasi volatile food sebesar 2,55 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya (1,22 persen),” ucapnya.

Diutarakan dia, tekanan inflasi 2017 juga dipengaruhi dari kelompok lainnya yaitu kelompok administered prices (AP) dan kelompok inti yang relatif terkendali. Inflasi AP sedikit meningkat dari 0,08% (mtm) di bulan sebelumnya menjadi 0,27 persen (mtm).

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara yang memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen, seiring dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan masa liburan sekolah. Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok bahan bakar rumah tangga cenderung mereda seiring dengan pasokan gas elpiji 3 kg yang sudah normal.

“Relatif minimalnya dampak faktor musiman tercermin pada inflasi inti yang tercatat menurun dari 0,10 persen (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,04% (mtm). Tekanan inflasi dari sisi permintaan belum kuat terkait dengan masih lemahnya daya beli masyarakat sejalan dengan perkembangan harga komoditas yang masih fluktuatif. Kondisi tersebut didukung oleh ekspektasi inflasi yang terpelihara dan nilai tukar yang stabil,” bebernya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/