27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Inflasi Sumut Diperkirakan Capai 4 Persen

Inflasi-Ilustrasi
Inflasi-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (BI Sumut) memiliki ekspektasi optimis terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumut yang akan membaik pada tahun 2017. Seiring dengan hal itu, laju inflasi diperkirakan mencapai 4 persen.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Difi A Johansyah mengungkapkan, risiko peningkatan tekanan inflasi diperkirakan masih moderat, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga terhadap beberapa komoditas tertentu. Pemerintah juga mulai melakukan penyesuaian tarif listrik beberapa golongan agar penyaluran subsidi tarif listrik tepat guna dan tepat sasaran, sehingga dapat memberikan ruang fiskal yang lebih lebar dalam mendorong aktivitas perekonomian ke depan.

“Tren perbaikan harga minyak dunia meski berjalan lambat, juga masih mendorong tingginya risiko kenaikan inflasi dari sisi penyesuaian tarif BBM (bahan bakar minyak) dan tarif listrik. Kondisi tersebut berlangsung ditengah baiknya daya beli masyarakat yang dipengaruhi oleh dinamika harga komoditas perkebunan. Namun demikian, tekanan inflasi pada tahun 2017 diperkirakan tetap terjangkar pada sasarannya yaitu 4±1 persen,” ungkap Difi, kemarin.

Dia menyebutkan, dengan melihat risiko tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut terus meningkatkan koordinasi di level provinsi maupun kabupaten/kota dalam menggiatkan program-program pengendalian inflasi sesuai dengan roadmap yang telah disusun sebelumnya. Dalam jangka menengah hingga panjang, pengendalian inflasi yang lebih sustainabel diharapkan dapat ditunjang oleh pembentukan BUMD pangan dan peningkatan kerja sama antar pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas pasokan pangan di pasaran.

“Mimpi kita adalah pertumbuhan ekonomi Sumut di atas nasional, dan inflasi di bawah nasional. Untuk itu, dalam kondisi sekarang ini porsi pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah yaitu industri jasa harus didorong,” tutur Difi.

Diungkapkannya, pada tahun 2016 dengan inflasi tahunan Sumut 2016 tercatat 6,34 persen. Angka ini berada di atas kisaran sasaran yang telah ditetapkan. Realisasi ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan capaian inflasi tahun 2015 yang hanya tercatat 3,24 persen dan di atas inflasi nasional sebesar 3,02 persen.

“Fenomena tingginya inflasi pada tahun 2016 ini lebih didominasi oleh faktor non fundamental (gangguan produksi) yang diperkirakan membaik, dan tidak akan mempengaruhi tekanan inflasi dalam jangka panjang. Untuk mengatasi hal tersebut, langkah pengendalian inflasi ke depan (tahun 2017) perlu difokuskan pada penguatan sumber pasokan dan peningkatan kelancaran distribusi pangan,” sebutnya.

Inflasi-Ilustrasi
Inflasi-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (BI Sumut) memiliki ekspektasi optimis terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumut yang akan membaik pada tahun 2017. Seiring dengan hal itu, laju inflasi diperkirakan mencapai 4 persen.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Difi A Johansyah mengungkapkan, risiko peningkatan tekanan inflasi diperkirakan masih moderat, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga terhadap beberapa komoditas tertentu. Pemerintah juga mulai melakukan penyesuaian tarif listrik beberapa golongan agar penyaluran subsidi tarif listrik tepat guna dan tepat sasaran, sehingga dapat memberikan ruang fiskal yang lebih lebar dalam mendorong aktivitas perekonomian ke depan.

“Tren perbaikan harga minyak dunia meski berjalan lambat, juga masih mendorong tingginya risiko kenaikan inflasi dari sisi penyesuaian tarif BBM (bahan bakar minyak) dan tarif listrik. Kondisi tersebut berlangsung ditengah baiknya daya beli masyarakat yang dipengaruhi oleh dinamika harga komoditas perkebunan. Namun demikian, tekanan inflasi pada tahun 2017 diperkirakan tetap terjangkar pada sasarannya yaitu 4±1 persen,” ungkap Difi, kemarin.

Dia menyebutkan, dengan melihat risiko tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut terus meningkatkan koordinasi di level provinsi maupun kabupaten/kota dalam menggiatkan program-program pengendalian inflasi sesuai dengan roadmap yang telah disusun sebelumnya. Dalam jangka menengah hingga panjang, pengendalian inflasi yang lebih sustainabel diharapkan dapat ditunjang oleh pembentukan BUMD pangan dan peningkatan kerja sama antar pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas pasokan pangan di pasaran.

“Mimpi kita adalah pertumbuhan ekonomi Sumut di atas nasional, dan inflasi di bawah nasional. Untuk itu, dalam kondisi sekarang ini porsi pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah yaitu industri jasa harus didorong,” tutur Difi.

Diungkapkannya, pada tahun 2016 dengan inflasi tahunan Sumut 2016 tercatat 6,34 persen. Angka ini berada di atas kisaran sasaran yang telah ditetapkan. Realisasi ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan capaian inflasi tahun 2015 yang hanya tercatat 3,24 persen dan di atas inflasi nasional sebesar 3,02 persen.

“Fenomena tingginya inflasi pada tahun 2016 ini lebih didominasi oleh faktor non fundamental (gangguan produksi) yang diperkirakan membaik, dan tidak akan mempengaruhi tekanan inflasi dalam jangka panjang. Untuk mengatasi hal tersebut, langkah pengendalian inflasi ke depan (tahun 2017) perlu difokuskan pada penguatan sumber pasokan dan peningkatan kelancaran distribusi pangan,” sebutnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/