30 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Bulog Sumut Terima 10.000 Ton Lagi Beras Impor

Foto: M IDRIS/Sumut Pos
Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Benhur Ngkaimi saat memperlihatkan 10.000 beras impor asal Thailand di gudang Jalan Jemadi, Medan, Jumat (9/3). Saat ini beras impor kembali masuk dengan jumlah yang sama namun berasal dari India.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Setelah menerima 10.000 ribu beras impor dari Thailand pada 25 Februari lalu, kini Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumatera Utara (Sumut) menerima lagi beras impor. Beras impor sebanyak 10.000 ton tersebut berasal dari India.

Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Benhur Ngkaimi menyatakan, beras impor asal India sudah tiba di Pelabuhan Belawan pada 28 Februari lalu dan saat ini sedang proses bongkar muat. Selanjutnya, akan dibawa ke Gudang Bulog Sumut.

“Beras impor India tersebut merupakan beras medium broken 15 persen, dan menunggu proses administrasi. Sebab, proses impor agak rumit namun mudah-mudahan hari ini (kemarin, red) bisa dibongkar,” ujar Benhur saat ditemui di Gudang Bulog Jalan Jemadi, Jumat (9/3) siang.

Ia menuturkan, dengan masuknya 10.000 ribu ton lagi maka total beras impor sebanyak 20.000 ton. Jumlah beras impor itu sesuai yang direncanakan dari total yang akan masuk sebanyak 34.000 ton.

“Dengan adanya tambahan 10 ribu ton lagi, ketahanan stok beras di Sumut dipastikan aman hingga lebaran mendatang. Masyarakat tidak perlu khawatir akan kurangnya pasokan,” tuturnya sembari mengatakan, sejauh ini belum ada informasi akan masuk lagi beras impor.

Benhur mengaku, untuk distribusi atau penyalurannya masih menunggu petunjuk dan instruksi pemerintah pusat. Sebab, beras impor ini merupakan titipan. “Kita masih menunggu dari pusat, dan sejauh ini belum ada petunjuk apakah itu untuk Bansos Rastra atau Operasi Pasar (OP). Sehingga, beras impor itu disimpan dulu di gudang,” tuturnya.

Menurut Benhur, rata-rata kebutuhan beras di Sumut per bulannya sekitar 10.000 ton untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos Rastra. Jumlah KPM di Sumut mencapai 630 ribuan, dengan ketentuan 10 kg/KPM. Untuk kebutuhan beras paling banyak di Kabupaten Deli Serdang.

“Tahun 2018 ini masyarakat penerima beras Bansos Rastra secara gratis karena dibayar oleh APBN. Tidak hanya Sumut saja, tetapi seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua juga begitu. Penerima Bansos Rastra di Sumut berjumlah 630 ribuan KPM, dengan total yang diberikan 10 kg dari 15 kg sebelumnya. Karena, memang itu yang dibayarkan pemerintah melalui APBN,” paparnya.

Foto: M IDRIS/Sumut Pos
Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Benhur Ngkaimi saat memperlihatkan 10.000 beras impor asal Thailand di gudang Jalan Jemadi, Medan, Jumat (9/3). Saat ini beras impor kembali masuk dengan jumlah yang sama namun berasal dari India.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Setelah menerima 10.000 ribu beras impor dari Thailand pada 25 Februari lalu, kini Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumatera Utara (Sumut) menerima lagi beras impor. Beras impor sebanyak 10.000 ton tersebut berasal dari India.

Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Benhur Ngkaimi menyatakan, beras impor asal India sudah tiba di Pelabuhan Belawan pada 28 Februari lalu dan saat ini sedang proses bongkar muat. Selanjutnya, akan dibawa ke Gudang Bulog Sumut.

“Beras impor India tersebut merupakan beras medium broken 15 persen, dan menunggu proses administrasi. Sebab, proses impor agak rumit namun mudah-mudahan hari ini (kemarin, red) bisa dibongkar,” ujar Benhur saat ditemui di Gudang Bulog Jalan Jemadi, Jumat (9/3) siang.

Ia menuturkan, dengan masuknya 10.000 ribu ton lagi maka total beras impor sebanyak 20.000 ton. Jumlah beras impor itu sesuai yang direncanakan dari total yang akan masuk sebanyak 34.000 ton.

“Dengan adanya tambahan 10 ribu ton lagi, ketahanan stok beras di Sumut dipastikan aman hingga lebaran mendatang. Masyarakat tidak perlu khawatir akan kurangnya pasokan,” tuturnya sembari mengatakan, sejauh ini belum ada informasi akan masuk lagi beras impor.

Benhur mengaku, untuk distribusi atau penyalurannya masih menunggu petunjuk dan instruksi pemerintah pusat. Sebab, beras impor ini merupakan titipan. “Kita masih menunggu dari pusat, dan sejauh ini belum ada petunjuk apakah itu untuk Bansos Rastra atau Operasi Pasar (OP). Sehingga, beras impor itu disimpan dulu di gudang,” tuturnya.

Menurut Benhur, rata-rata kebutuhan beras di Sumut per bulannya sekitar 10.000 ton untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos Rastra. Jumlah KPM di Sumut mencapai 630 ribuan, dengan ketentuan 10 kg/KPM. Untuk kebutuhan beras paling banyak di Kabupaten Deli Serdang.

“Tahun 2018 ini masyarakat penerima beras Bansos Rastra secara gratis karena dibayar oleh APBN. Tidak hanya Sumut saja, tetapi seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua juga begitu. Penerima Bansos Rastra di Sumut berjumlah 630 ribuan KPM, dengan total yang diberikan 10 kg dari 15 kg sebelumnya. Karena, memang itu yang dibayarkan pemerintah melalui APBN,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/