25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

2021, Mandiri Tunas Finance Cetak Laba Rp245 Miliar

JAKARTA, SUMUTPOS – Pandemi COVID 19 masih terus membayangi hampir semua sektor bisnis, tak terkecuali sektor industri multifinance. Sepanjang tahun 2021, industri multifinance atau pembiayaan mengalami banyak tekanan sebagai dampak dari pandemi COVID 19.

Pertumbuhan bisnis yang fluktuatif akibat keadaan yang unsur masih dirasakan beberapa perusahaan multifinance. Tercatat bahwa mayoritas asset perusahaan multifinance turut berdampak turun. Namun hal berbeda justru terjadi pada PT. Mandiri Tunas Finance (MTF) di mana MTF justru mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang tahun 2021. MTF justru berhasil menumbuhkan nilai asset perusahaan menjadi Rp 18,7 triliun.

Tak sekedar asset yang tumbuh, laba Mandiri Tunas Finance pun tercatat melesat sebesar Rp 245 miliar secara tahunan (year on year/yoy), di mana berhasil menghapus kerugian di tahun 2020 sekitar lebih dari Rp 200 miliar dikarenakan hantaman pandemi COVID-19, serta adanya restrukturisasi pembiayaan senilai lebih dari Rp 12 triliun berupa penundaan angsuran selama 6 bulan.

Peningkatan laba tersebut mengerek return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) secara (year to date/ytd) menjadi masing-masing sebesar 1,67% dan 10,96%. Selain itu, lending yang diraih pun melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar Rp 20,6 triliun dan kualitas semakin baik dengan NPL kelola gross sebesar 0,97%.

Direktur Utama Mandiri Tunas Finance, Pinohadi G. Sumardi mengatakan laba yang didapatkan melebihi target yang ditetapkan oleh manajemen. “Hal ini adalah langkah awal yang baik yang tak lepas dari kerja keras seluruh karyawan MTF, sinergi kolaborasi yang apik dengan berbagai pihak serta strategi bisnis yang brilian dimana MTF mengusung tema Back On Track – Rebounding Business for Sustainable Growth. Keberhasilan hal tersebut terwujud dengan lending Rp 20,6 triliun profit Rp 245 milyar dan NPL 0,97%.”

Pada tahun 2021, total piutang pembiayaan yang disalurkan MTF selama tahun 2021 yakni sebesar 16,3 Triliun dimana menurun sebesar 1,19% dibanding tahun 2020 sebesar 16,5 Triliun. Selain itu MTF berhasil meraih pendapatan sebesar 3,2 Triliun dimana mengalami kenaikan sebesar 26,33% dibandingkan tahun 2020 sebesar 2,5 Triliun. Lending yang berhasil dicetak MTF di tahun 2021 sebesar Rp 20,6 triliun, di mana meningkat sebesar 23,2% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 16,7 triliun. Hal tersebut sejalan dengan profit yang berhasil dicetak MTF tahun 2021 yaitu sebesar Rp 245 miliar.

Pinohadi menjelaskan, tahun 2021, MTF berusaha back on track dan kembali bertekad menjadi perusahaan multifinance terdepan dengan berbagai strategi, untuk mewujudkan business excellence, operational excellence maupun service excellence.

Business excellence terwujud dengan menjaga penetrasi pangsa pasar, meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, meningkatkan cross sell/top sell customer existing dari berbagai produk, mempertahankan komposisi penyaluran pembiayaan di segmen Fleet. Dalam sisi operational excellence MTF melakukan peningkatan operasional, teknologi dan kualitas proses serta pengembangan penggunaan database guna meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi customer. Serta dalam sisi service excellence, MTF berhasil menjalankan komitmen dalam mengutamakan customer experience dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui customer care management yang baik dan terintegrasi,” katanya.

Dalam hal permodalan, pengelolaan permodalan dilaksanakan MTF sesuai ketentuan POJK No. 35/POJK.05/2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Salah satunya adalah menjaga gearing ratio yaitu jumlah pinjaman yang dimiliki Perseroan dibandingkan modal sendiri dan utang subordinasi dikurangi penyertaan.

“MTF berkomitmen selalu menjaga nilai maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Tahun 2021, gearing ratio MTF yakni sebesar 6,29 kali, di mana masih memenuhi dari batas ketentuan maksimal yakni 10 kali. Dengan adanya kinerja yang baik ini, semoga semakin menambah rasa semangat seluruh karyawan MTF untuk terus memberikan performance yang lebih baik dan terbaik untuk masyarakat Indonesia,” tutur Pinohadi.

Beberapa rasio keuangan tetap berada dalam posisi yang baik antara lain rasio permodalan sebesar 23,32%, rasio ekuitas terhadap modal disetor sebesar 957,94%, rasio piutang pembiayaan neto terhadap total asset sebesar 94,58% per akhir Desember 2021. (rel)

JAKARTA, SUMUTPOS – Pandemi COVID 19 masih terus membayangi hampir semua sektor bisnis, tak terkecuali sektor industri multifinance. Sepanjang tahun 2021, industri multifinance atau pembiayaan mengalami banyak tekanan sebagai dampak dari pandemi COVID 19.

Pertumbuhan bisnis yang fluktuatif akibat keadaan yang unsur masih dirasakan beberapa perusahaan multifinance. Tercatat bahwa mayoritas asset perusahaan multifinance turut berdampak turun. Namun hal berbeda justru terjadi pada PT. Mandiri Tunas Finance (MTF) di mana MTF justru mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang tahun 2021. MTF justru berhasil menumbuhkan nilai asset perusahaan menjadi Rp 18,7 triliun.

Tak sekedar asset yang tumbuh, laba Mandiri Tunas Finance pun tercatat melesat sebesar Rp 245 miliar secara tahunan (year on year/yoy), di mana berhasil menghapus kerugian di tahun 2020 sekitar lebih dari Rp 200 miliar dikarenakan hantaman pandemi COVID-19, serta adanya restrukturisasi pembiayaan senilai lebih dari Rp 12 triliun berupa penundaan angsuran selama 6 bulan.

Peningkatan laba tersebut mengerek return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) secara (year to date/ytd) menjadi masing-masing sebesar 1,67% dan 10,96%. Selain itu, lending yang diraih pun melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar Rp 20,6 triliun dan kualitas semakin baik dengan NPL kelola gross sebesar 0,97%.

Direktur Utama Mandiri Tunas Finance, Pinohadi G. Sumardi mengatakan laba yang didapatkan melebihi target yang ditetapkan oleh manajemen. “Hal ini adalah langkah awal yang baik yang tak lepas dari kerja keras seluruh karyawan MTF, sinergi kolaborasi yang apik dengan berbagai pihak serta strategi bisnis yang brilian dimana MTF mengusung tema Back On Track – Rebounding Business for Sustainable Growth. Keberhasilan hal tersebut terwujud dengan lending Rp 20,6 triliun profit Rp 245 milyar dan NPL 0,97%.”

Pada tahun 2021, total piutang pembiayaan yang disalurkan MTF selama tahun 2021 yakni sebesar 16,3 Triliun dimana menurun sebesar 1,19% dibanding tahun 2020 sebesar 16,5 Triliun. Selain itu MTF berhasil meraih pendapatan sebesar 3,2 Triliun dimana mengalami kenaikan sebesar 26,33% dibandingkan tahun 2020 sebesar 2,5 Triliun. Lending yang berhasil dicetak MTF di tahun 2021 sebesar Rp 20,6 triliun, di mana meningkat sebesar 23,2% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 16,7 triliun. Hal tersebut sejalan dengan profit yang berhasil dicetak MTF tahun 2021 yaitu sebesar Rp 245 miliar.

Pinohadi menjelaskan, tahun 2021, MTF berusaha back on track dan kembali bertekad menjadi perusahaan multifinance terdepan dengan berbagai strategi, untuk mewujudkan business excellence, operational excellence maupun service excellence.

Business excellence terwujud dengan menjaga penetrasi pangsa pasar, meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, meningkatkan cross sell/top sell customer existing dari berbagai produk, mempertahankan komposisi penyaluran pembiayaan di segmen Fleet. Dalam sisi operational excellence MTF melakukan peningkatan operasional, teknologi dan kualitas proses serta pengembangan penggunaan database guna meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi customer. Serta dalam sisi service excellence, MTF berhasil menjalankan komitmen dalam mengutamakan customer experience dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui customer care management yang baik dan terintegrasi,” katanya.

Dalam hal permodalan, pengelolaan permodalan dilaksanakan MTF sesuai ketentuan POJK No. 35/POJK.05/2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Salah satunya adalah menjaga gearing ratio yaitu jumlah pinjaman yang dimiliki Perseroan dibandingkan modal sendiri dan utang subordinasi dikurangi penyertaan.

“MTF berkomitmen selalu menjaga nilai maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Tahun 2021, gearing ratio MTF yakni sebesar 6,29 kali, di mana masih memenuhi dari batas ketentuan maksimal yakni 10 kali. Dengan adanya kinerja yang baik ini, semoga semakin menambah rasa semangat seluruh karyawan MTF untuk terus memberikan performance yang lebih baik dan terbaik untuk masyarakat Indonesia,” tutur Pinohadi.

Beberapa rasio keuangan tetap berada dalam posisi yang baik antara lain rasio permodalan sebesar 23,32%, rasio ekuitas terhadap modal disetor sebesar 957,94%, rasio piutang pembiayaan neto terhadap total asset sebesar 94,58% per akhir Desember 2021. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/