Rudi melanjutkan, penambahan pasokan pada Natal dan Tahun Baru 2018 membuat penyaluran elpiji 3 kg secara keseluruhan di Sumut naik 2 persen dari total kuota 337 ribu metric ton yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2017.
“Ini sudah kita prediksi sejak jauh hari. Tapi yang perpenting buat kita kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” imbuhnya.
Begitu pun, dia berharap agar pengawasan terhadap penggunaan gas elpiji 3 kg oleh aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat mampu lebih efektif. Hal itu bertujuan agar distribusi gas elpiji bersubsidi tersebut dapat berjalan maksimal dan tepat sasaran.
Rudi menyebutkan, untuk lebih memaksimalkan lagi pihaknya ke depan akan mencoba untuk jemput bola. Salah satu yang dilakukan, dengan melakukan promo-promo di kantor pemerintah daerah (Pemda).
“Kalau lihat realisasi penjualan di Pemprov Sumut pada acara upacara Korpri belum lama ini, terjual 271 tabung. Penjualan itu tentunya cukup bagus dan ada harapan ke depan bisa lebih baik lagi,” kata Rudi.
Lebih lanjut dia mengatakan, hingga saat ini sudah 28 Pemda di Sumut yang telah bersinergi yaitu 21 pemerintah kabupaten (Pemkab) dan 7 pemerintah kota (Pemko). Semuanya sudah dilakukan konversi sebelumnya.
“Dari 33 pemerintah kabupaten/kota di Sumut hanya 5 daerah yang belum melalukan kerja sama. Sebab, kelima daerah itu belum terkonversi dari minyak tanah ke elpiji 3 kg,” bebernya.
Kelima daerah tersebut rata-rata berada di Kepulauan Nias. Apabila nantinya sudah terkonversi dengan epliji 3 kg, maka sudah tentu segera dilakukan sinergi. “Selama ini, Pemda yang ada di Sumut sangat mendukung langkah Pertamina dalam merealisasi rencana Pemerintah Pusat. Rencana itu untuk melakukan distribusi elpiji 3 kg secara tertutup, yang akan diberlakukan pada Februari 2018 mendatang,” sambung Rudi.
Dijelaskannya, sinergi yang dilakukan dengan 28 Pemkab/Pemkot di Sumut berupa pengunaan Bright Gas 5,5 kg bagi ASN. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkhusus ASN tentang kesadaran akan penggunaan produk elpiji bersubsidi dan nonsubsidi.
“Elpiji bersubsidi diperuntukkan bagi orang miskin dan UKM (usaha kecil menengah) atau mikro. Namun kenyataannya, ternyata turut dinikmati oleh masyarakat mampu,” ucapnya.