25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BI Berencana Impor Mesin Pendeteksi Upal, Antisipasi Peredaran Uang Palsu

Antisipasi ‘Serangan Fajar’

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Perbankan perlu memiliki mesin pendeteksi uang palsu canggih, yang bisa meneliti keakuratan uang kertas. Khususnya menjelang hari pencoblosan Pilkada Serentak di Sumatera Utara, 9 Desember 2020, yang rentan peredaran uang palsu (upal) pada ‘serangan fajar’. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) akan melakukan pengawasan ketat, berkoordinasi dengan kepolisian dan pihak terkait.

“Upaya untuk mendeteksi uang yang masuk ke perbankan maupun BI perlu punya alat deteksi yang canggih yang harus diimpor. Memang ada rencana untuk mengimpor alat untuk mensensor uang palsu,” kata Kepala Kantor Perwakilan.Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat, Senin (9/11).

Wiwiek menjelaskan, selama ini penemuan upal selain berasal dari setoran perbankan dan laporan masyarakat juga temuan pihak kepolisian. Upal sering ditemukan pihak perbankan. “Pihak bank di Sumut belum memiliki mesin yang terbilang canggih yang bisa mendeteksi uang palsu secara keseluruhan,” jelas Wiwek.

Setelah disetor ke BI dan dihitung di mesin penghitungan BI, baru ketahuan lebih banyak jumlah uang palsunya.

“Kami harapkan ‘serangan fajar’ tidak terjadi pada Pilkada Serentak 2020 ini. Apalagi menggunakan uang palsu. Karena Covid-19 ini dilarang berkumpul, jaga jarak. Tapi kita kurang tahu ya, jika terjadi serangan fajar,” tutur Wiwiek.

Upaya lain BI untuk mengawasi menekan peredaran uang palsu, yakni melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang Rupiah guna mengantisipasi. “Namun karena saat ini masih pandemi Covid-19, ada kendala mobil kas keliling BI belum bisa melakukan sosialisasi. Saat ini sosialisasi sebatas via siaran radio,” kata Wiwiek.

Terhadap tindak kejahatan peredaran upal, menurutnya, pihak perbankan tidak bisa menangkap pelakunya sebab alat canggih untuk mendeteksi uang palsu belum dimiliki perbankan. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap waspada dalam mencermati keaslian uang Rupiah.

“Hingga Agustus 2020 ini saja terjadi peningkatan peredaran upal seiring ditemukannya sebanyak 872 lembar uang palsu di Sumut,” tandas Wiwiek. (gus)

Antisipasi ‘Serangan Fajar’

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Perbankan perlu memiliki mesin pendeteksi uang palsu canggih, yang bisa meneliti keakuratan uang kertas. Khususnya menjelang hari pencoblosan Pilkada Serentak di Sumatera Utara, 9 Desember 2020, yang rentan peredaran uang palsu (upal) pada ‘serangan fajar’. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) akan melakukan pengawasan ketat, berkoordinasi dengan kepolisian dan pihak terkait.

“Upaya untuk mendeteksi uang yang masuk ke perbankan maupun BI perlu punya alat deteksi yang canggih yang harus diimpor. Memang ada rencana untuk mengimpor alat untuk mensensor uang palsu,” kata Kepala Kantor Perwakilan.Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat, Senin (9/11).

Wiwiek menjelaskan, selama ini penemuan upal selain berasal dari setoran perbankan dan laporan masyarakat juga temuan pihak kepolisian. Upal sering ditemukan pihak perbankan. “Pihak bank di Sumut belum memiliki mesin yang terbilang canggih yang bisa mendeteksi uang palsu secara keseluruhan,” jelas Wiwek.

Setelah disetor ke BI dan dihitung di mesin penghitungan BI, baru ketahuan lebih banyak jumlah uang palsunya.

“Kami harapkan ‘serangan fajar’ tidak terjadi pada Pilkada Serentak 2020 ini. Apalagi menggunakan uang palsu. Karena Covid-19 ini dilarang berkumpul, jaga jarak. Tapi kita kurang tahu ya, jika terjadi serangan fajar,” tutur Wiwiek.

Upaya lain BI untuk mengawasi menekan peredaran uang palsu, yakni melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang Rupiah guna mengantisipasi. “Namun karena saat ini masih pandemi Covid-19, ada kendala mobil kas keliling BI belum bisa melakukan sosialisasi. Saat ini sosialisasi sebatas via siaran radio,” kata Wiwiek.

Terhadap tindak kejahatan peredaran upal, menurutnya, pihak perbankan tidak bisa menangkap pelakunya sebab alat canggih untuk mendeteksi uang palsu belum dimiliki perbankan. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap waspada dalam mencermati keaslian uang Rupiah.

“Hingga Agustus 2020 ini saja terjadi peningkatan peredaran upal seiring ditemukannya sebanyak 872 lembar uang palsu di Sumut,” tandas Wiwiek. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/