31 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Pertamina Sengaja Hilangkan Premium

Namun dengan alasan bahwa masyarakat sudah tidak berminat ke premium, Pertamina mengambil sikap tidak memasarkannya. “Saya sudah punya dugaan kuat akan skenario penghapusan tersebut. Intinya nanti ketika digelar pertemuan, tujuannya untuk mencabut Perpres dan Peraturan Menteri yang mengatur bahan bakar minyak jenis premium,” bilang Gus.

Jadi prinsipnya, lanjut Gus, premium memang bukan prioritas lagi untuk dijual ke masyarakat. “Padahal kita tahu sendiri berapa banyak masyarakat pengguna bahan bakar tersebut. Sopir angkutan, usaha kecil yang menggunakan sepedamotor, semua mereka masih butuh premium. Dari pengaduan yang sampai ke saya pun intinya butuh premium. Herannya tidak disediakan,” kata dia.

Gus Irawan yakin jika skenario pencabutan peraturan presiden itu sukses dijalankan sama artinya pemerintah sekarang makin menunjukkan ketidakberpihakannya kepada masyarakat kecil. “Kita makin paham kebijakan pemerintah ini mau dibawa kemana kalau kemudian premium benar-benar dihapuskan,” ujarnya.

Gus bilang, kebutuhan masyarakat banyak dihapuskan karena selisih margin yang lebih menguntungkan saat menjual pertalite sama artinya menekan masyarakat. “Saya yakin kalau ada peralihan dan premium tak dijual lagi beban hidup kian berat,” ujarnya.

Gus mengaku menemuka indikasi yang menunjukkan premium bakal dihapuskan. “Tinggal menunggu hitam di atas putih saja untuk membatalkan Perpres tadi. Coba cek ke SPBU-SPBU sudah tidak ada lagi tangki pemilik SPBU untuk premium semua sudah pertalite. Lihat neon box (penanda) yang dipampang SPBU di pintu-pintu masuknya sudah tak ada lagi premium. Jadi makin yakin kita kalau ada skenario menghilangkan komoditas tersebut,” pungkasnya. (ila/ram)

 

Namun dengan alasan bahwa masyarakat sudah tidak berminat ke premium, Pertamina mengambil sikap tidak memasarkannya. “Saya sudah punya dugaan kuat akan skenario penghapusan tersebut. Intinya nanti ketika digelar pertemuan, tujuannya untuk mencabut Perpres dan Peraturan Menteri yang mengatur bahan bakar minyak jenis premium,” bilang Gus.

Jadi prinsipnya, lanjut Gus, premium memang bukan prioritas lagi untuk dijual ke masyarakat. “Padahal kita tahu sendiri berapa banyak masyarakat pengguna bahan bakar tersebut. Sopir angkutan, usaha kecil yang menggunakan sepedamotor, semua mereka masih butuh premium. Dari pengaduan yang sampai ke saya pun intinya butuh premium. Herannya tidak disediakan,” kata dia.

Gus Irawan yakin jika skenario pencabutan peraturan presiden itu sukses dijalankan sama artinya pemerintah sekarang makin menunjukkan ketidakberpihakannya kepada masyarakat kecil. “Kita makin paham kebijakan pemerintah ini mau dibawa kemana kalau kemudian premium benar-benar dihapuskan,” ujarnya.

Gus bilang, kebutuhan masyarakat banyak dihapuskan karena selisih margin yang lebih menguntungkan saat menjual pertalite sama artinya menekan masyarakat. “Saya yakin kalau ada peralihan dan premium tak dijual lagi beban hidup kian berat,” ujarnya.

Gus mengaku menemuka indikasi yang menunjukkan premium bakal dihapuskan. “Tinggal menunggu hitam di atas putih saja untuk membatalkan Perpres tadi. Coba cek ke SPBU-SPBU sudah tidak ada lagi tangki pemilik SPBU untuk premium semua sudah pertalite. Lihat neon box (penanda) yang dipampang SPBU di pintu-pintu masuknya sudah tak ada lagi premium. Jadi makin yakin kita kalau ada skenario menghilangkan komoditas tersebut,” pungkasnya. (ila/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/