25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Kredit Modal Kerja dan Ekspansi Mendominasi

Bank Indonesia

SUMUTPOS.CO  – Sektor industri tumbuh melambat pada kuartal pertama tahun ini. Pada periode yang sama, sektor jasa justru menikmati pertumbuhan. Berdasar survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), kegiatan usaha sektor industri pengolahan pada kuartal I 2017 memiliki nilai purchasing managers index (PMI) SKDU yang menurun. Yakni, dari 50,91 persen pada kuartal IV 2016 menjadi 47,93 persen pada kuartal I 2017.

Sebaliknya, peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sektor jasa-jasa dengan saldo bersih tertimbang (SBT) 3,87 persen. Selain sektor jasa, sektor keuangan, realestat, dan jasa perusahaan meningkat dengan SBT 2,31 persen. Secara total, SBT tercatat mencapai 4,80 persen, lebih tinggi daripada 3,13 persen pada kuartal IV 2016.

“Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada kuartal I 2017 meningkat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Juda Agung dalam keterangan tertulis, Rabu (12/4).

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, perlambatan biasanya terjadi pada semua sektor, terutama pada awal tahun. Alasannya, pada kuartal I belum banyak realisasi pembiayaan. Hasilnya, pembelian barang-barang pada industri juga menurun.

Namun, peningkatan biasanya terjadi mulai kuartal II dan terus berlanjut sampai kuartal III. “Kalau awal tahun, kredit juga kelihatannya melambat. Semua sektor di awal siklusnya memang melambat,” katanya.

Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono menambahkan, pada awal tahun ini kondisi utilitas kredit perbankan sedikit berbeda. Jika tahun lalu mayoritas dana pada dunia usaha digunakan untuk restrukturisasi utang, tahun ini 24 persen dana rencananya dimanfaatkan untuk ekspansi usaha dan 69 persen untuk modal kerja. “Pergeseran itu mengindikasikan optimisme dunia usaha terhadap prospek bisnisnya,” tuturnya.

Ke depan, peningkatan kegiatan usaha diperkirakan masih berlanjut pada kuartal II 2017. Hal tersebut tecermin dari SBT yang meningkat menjadi 25,27 persen. Peningkatan kegiatan usaha paling tinggi diperkirakan terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sebab, pada kuartal II, kondisi cuaca lebih baik daripada pada awal tahun.

Peningkatan kegiatan usaha juga diperkirakan terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, serta sektor industri pengolahan. Sektor-sektor itu didorong penguatan permintaan dan faktor musiman pada Ramadan dan Idul Fitri. Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha sektor industri pengolahan, nilai PMI-SKDU pada kuartal II 2017 diperkirakan mengalami ekspansi hingga menjadi 53,13 persen. (rin/c22/noe/jpg)

Bank Indonesia

SUMUTPOS.CO  – Sektor industri tumbuh melambat pada kuartal pertama tahun ini. Pada periode yang sama, sektor jasa justru menikmati pertumbuhan. Berdasar survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), kegiatan usaha sektor industri pengolahan pada kuartal I 2017 memiliki nilai purchasing managers index (PMI) SKDU yang menurun. Yakni, dari 50,91 persen pada kuartal IV 2016 menjadi 47,93 persen pada kuartal I 2017.

Sebaliknya, peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sektor jasa-jasa dengan saldo bersih tertimbang (SBT) 3,87 persen. Selain sektor jasa, sektor keuangan, realestat, dan jasa perusahaan meningkat dengan SBT 2,31 persen. Secara total, SBT tercatat mencapai 4,80 persen, lebih tinggi daripada 3,13 persen pada kuartal IV 2016.

“Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada kuartal I 2017 meningkat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Juda Agung dalam keterangan tertulis, Rabu (12/4).

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, perlambatan biasanya terjadi pada semua sektor, terutama pada awal tahun. Alasannya, pada kuartal I belum banyak realisasi pembiayaan. Hasilnya, pembelian barang-barang pada industri juga menurun.

Namun, peningkatan biasanya terjadi mulai kuartal II dan terus berlanjut sampai kuartal III. “Kalau awal tahun, kredit juga kelihatannya melambat. Semua sektor di awal siklusnya memang melambat,” katanya.

Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono menambahkan, pada awal tahun ini kondisi utilitas kredit perbankan sedikit berbeda. Jika tahun lalu mayoritas dana pada dunia usaha digunakan untuk restrukturisasi utang, tahun ini 24 persen dana rencananya dimanfaatkan untuk ekspansi usaha dan 69 persen untuk modal kerja. “Pergeseran itu mengindikasikan optimisme dunia usaha terhadap prospek bisnisnya,” tuturnya.

Ke depan, peningkatan kegiatan usaha diperkirakan masih berlanjut pada kuartal II 2017. Hal tersebut tecermin dari SBT yang meningkat menjadi 25,27 persen. Peningkatan kegiatan usaha paling tinggi diperkirakan terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sebab, pada kuartal II, kondisi cuaca lebih baik daripada pada awal tahun.

Peningkatan kegiatan usaha juga diperkirakan terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, serta sektor industri pengolahan. Sektor-sektor itu didorong penguatan permintaan dan faktor musiman pada Ramadan dan Idul Fitri. Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha sektor industri pengolahan, nilai PMI-SKDU pada kuartal II 2017 diperkirakan mengalami ekspansi hingga menjadi 53,13 persen. (rin/c22/noe/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/