26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Merger PGN-Pertagas Batal

Merger PGN dan Pertagas
Merger PGN dan Pertagas batal.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana merger PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) akhirnya resmi dibatalkan. Hal itu dipastikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Menurutnya, langkah tersebut tak perlu dilakukan dengan kondisi saat ini.

Dia menjelaskan, keputusan tersebut dikarenakan dua perusahaan tersebut sudah akur. Dia mengaku sempat memgeluarkan ancaman tersebut karena kedua perusahaan terus bersikukuh soal pengembangan pipa gas bumi di Indonesia. Hal itu sering membuat proyek-proyek pembangunan infrastruktur terhambat. Padahal kebutuhan gas sudah sangat mendesak.

”Dua perusahaan ini dalam tanda kutip suka bersaing tidak sehat. Saya tidak mau itu terjadi lagi. Karena dua perusahaan bertengkar, yang jadi korban negara. Banyak infrastruktur yang harusnya dibangun. Tapi, gara-gara persaingan tidak sehat itu negara yang dirugikan. Karena itu sempat saya ancam dengan wacana penggabungan,” jelasnya usai menghadiri Launching Mandiri Institute Bank Mandiri di Jakarta kemarin (12/5).

Ancaman tersebut, lanjutnya, ternyata berhasil. Beberapa proyek pengembangan yang sempat terbengkalai saat ini mulai menerima titik terang. Salah satunya, proyek pipa gas Cirebon-Semarang. “Pembangunan pipa gas dari Cirebon ke Semarang selama ini sulit sekali tapi sekarang sudah disepakati siapa yang akan bangun. Sekarang sudah nurut gara-gara ancaman itu,” terangnya.

Dengan kondisi tersebut, Dahlan mengaku tak perlu meneruskan rencana penggabungan tersebut. Sebab, dia yakin dua belah pihak sudah bisa bersinergi untuk membangun infrastruktur gas bumi di Indonesia. “Keduanya sudah berjanji untuk tidak lagi bersaing tidak sehat. Sekarang, sudah mau mengalah dan bekerjasama. Jadi tidak ada lagi urgensi penyatuan Pertagas dan PGN,” ungkapnya.

Sementara itu, pihak PGN menanggapi positif keputusan tersebut. Head of Corporate Communications PGAS, Ridha Ababil, mengatakan secara formal pihaknya memang tidak mendapat pemberitahuan tentang kepastian tidak adanya akuisisi oleh Pertagas itu. “Hanya dari berita saja saya baca bahwa pemerintah kirim surat ke Pertamina untuk kembalikan saham ke PGN tapi detilnya saya tidak tahu karena tidak pernah lihat suratnya,” ungkapnya kepada Jawa Pos, kemarin.

Sejak awal, kata dia, PGN tidak terlalu terpengaruh kabar rencana akuisisi tersebut. Pihaknya memilih untuk fokus pada penyelesaian berbagai proyek yang sudah direncanakan. “Kita baru saja resmikan penyelesaian FSRU (Floating Storage Regatification Unit) di Lampung, tinggal tunggu gasnya. Proyek di Jawa Tengah dan kota lainnya juga tetap kita laksanakan sebagaimana biasa,” akunya.

Termasuk program PGN Sayang Ibu yang mencanangkan pemasangan satu juta sambungan gas rumah tangga di seluruh Indonesia. Pihaknya berharap semua proyek berjalan sesuai rencana. “Semua program kita kejar terus. Untuk soal akuisisi dan sebagainya, itu kita sadar, kita ini sebaiknya fokus kerja saja karena itu domain dari pemegang saham,” imbuhnya.

Pada hari ini (13/05) ucap Ridha, PGN akan merayakan ulang tahun yang ke 49. Pada penutupan perdagangan kemarin saham PGAS ditutup naik 200 (3,79 persen) ke level 5.475 per saham.(bil/gen)

Merger PGN dan Pertagas
Merger PGN dan Pertagas batal.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana merger PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) akhirnya resmi dibatalkan. Hal itu dipastikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Menurutnya, langkah tersebut tak perlu dilakukan dengan kondisi saat ini.

Dia menjelaskan, keputusan tersebut dikarenakan dua perusahaan tersebut sudah akur. Dia mengaku sempat memgeluarkan ancaman tersebut karena kedua perusahaan terus bersikukuh soal pengembangan pipa gas bumi di Indonesia. Hal itu sering membuat proyek-proyek pembangunan infrastruktur terhambat. Padahal kebutuhan gas sudah sangat mendesak.

”Dua perusahaan ini dalam tanda kutip suka bersaing tidak sehat. Saya tidak mau itu terjadi lagi. Karena dua perusahaan bertengkar, yang jadi korban negara. Banyak infrastruktur yang harusnya dibangun. Tapi, gara-gara persaingan tidak sehat itu negara yang dirugikan. Karena itu sempat saya ancam dengan wacana penggabungan,” jelasnya usai menghadiri Launching Mandiri Institute Bank Mandiri di Jakarta kemarin (12/5).

Ancaman tersebut, lanjutnya, ternyata berhasil. Beberapa proyek pengembangan yang sempat terbengkalai saat ini mulai menerima titik terang. Salah satunya, proyek pipa gas Cirebon-Semarang. “Pembangunan pipa gas dari Cirebon ke Semarang selama ini sulit sekali tapi sekarang sudah disepakati siapa yang akan bangun. Sekarang sudah nurut gara-gara ancaman itu,” terangnya.

Dengan kondisi tersebut, Dahlan mengaku tak perlu meneruskan rencana penggabungan tersebut. Sebab, dia yakin dua belah pihak sudah bisa bersinergi untuk membangun infrastruktur gas bumi di Indonesia. “Keduanya sudah berjanji untuk tidak lagi bersaing tidak sehat. Sekarang, sudah mau mengalah dan bekerjasama. Jadi tidak ada lagi urgensi penyatuan Pertagas dan PGN,” ungkapnya.

Sementara itu, pihak PGN menanggapi positif keputusan tersebut. Head of Corporate Communications PGAS, Ridha Ababil, mengatakan secara formal pihaknya memang tidak mendapat pemberitahuan tentang kepastian tidak adanya akuisisi oleh Pertagas itu. “Hanya dari berita saja saya baca bahwa pemerintah kirim surat ke Pertamina untuk kembalikan saham ke PGN tapi detilnya saya tidak tahu karena tidak pernah lihat suratnya,” ungkapnya kepada Jawa Pos, kemarin.

Sejak awal, kata dia, PGN tidak terlalu terpengaruh kabar rencana akuisisi tersebut. Pihaknya memilih untuk fokus pada penyelesaian berbagai proyek yang sudah direncanakan. “Kita baru saja resmikan penyelesaian FSRU (Floating Storage Regatification Unit) di Lampung, tinggal tunggu gasnya. Proyek di Jawa Tengah dan kota lainnya juga tetap kita laksanakan sebagaimana biasa,” akunya.

Termasuk program PGN Sayang Ibu yang mencanangkan pemasangan satu juta sambungan gas rumah tangga di seluruh Indonesia. Pihaknya berharap semua proyek berjalan sesuai rencana. “Semua program kita kejar terus. Untuk soal akuisisi dan sebagainya, itu kita sadar, kita ini sebaiknya fokus kerja saja karena itu domain dari pemegang saham,” imbuhnya.

Pada hari ini (13/05) ucap Ridha, PGN akan merayakan ulang tahun yang ke 49. Pada penutupan perdagangan kemarin saham PGAS ditutup naik 200 (3,79 persen) ke level 5.475 per saham.(bil/gen)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/