BRUSSELS, SUMUTPOS.CO – Masa depan penduduk Yunani kian suram. Pembicaraan proposal pinjaman ketiga Yunani ke kreditor tidak selancar yang diperkirakan Italia.
Pembicaraan menteri-menteri keuangan di negara-negara eurozone (negara yang menggunakan mata uang euro, Red) berlangsung pelik dan molor dari jadwal. Seharusnya, rapat hanya dilakukan sehari pada Sabtu (11/7). Namun, karena tak kunjung ada keputusan, rapat dilanjutkan hingga kemarin (12/7).
Pimpinan Eurogroup Jeroen Dijsselbloem mengungkapkan, rapat berlangsung alot karena ada isu terkait dengan kredibilitas dan kepercayaan. Para menteri keuangan yang membahas nasib Yunani masih terbagi menjadi dua kubu. Yaitu, antara percaya dan tidak dengan proposal yang diajukan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras.
Bailout ketiga yang diajukan Athena mencapai EUR 53,5 miliar atau setara dengan Rp 796,7 triliun. Utang itu akan diangsur selama tiga tahun hingga 2018.
Jerman yang merupakan pemberi utang terbesar kepada Athena bahkan sudah menuliskan perkiraan skenario ketika Yunani keluar dari eurozone selama lima tahun mendatang jika proposal yang diajukan Athena gagal disetujui. Meski begitu, dalam rapat Sabtu lalu, dokumen tersebut tidak didistribusikan di dalam rapat.
Karena molornya pembicaraan antarmenteri keuangan eurozone tersebut, Uni Eropa (UE) akhirnya menunda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan 28 negara anggotanya. Seharusnya, proposal itu memang dibahas secara maraton. Setelah dibahas para menteri keuangan eurozone, hasilnya akan dirapatkan di KTT UE dan terakhir digodok lagi oleh para pimpinan negara-negara eurozone.
’’Saya harus membatalkan EUCO (KKT UE, Red) hari ini,’’ ujar Presiden Dewan Eropa Donald Tusk. Meski begitu, rapat 19 pimpinan negara-negara eurozone tetap berlangsung. Dari 28 negara-negara Eropa, memang hanya 19 negara yang menggunakan mata uang euro.
Rapat para pimpinan eurozone tersebut akan berlangsung pukul 14.00 GMT (21.00 waktu Indonesia) hingga tercapainya kesepakatan atas proposal Yunani.