30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Budi Daya Tikus Putih Jadi Wisata Pendidikan

istimewa for sumut pos
TERNAK: Tikus Putih menjadi wisata pendidikan saat ini.

SUMUTPOS.CO – SELAIN menjadi sumber penghasilan, budi daya tikus putih di Desa Wisata Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, berpotensi menjadi wisata pendidikan. Budi daya tikus putih tersebut antara lain ditekuni Parman (40), di RT04 RW 01, Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati.

Binatang pengerat itu ditempatkan di kandang- kandang samping rumahnya. Parman sudah enam tahun terakhir membu didaya tikus putih. Kini dia, bisa memetik hasil kerja kerasnya, dan tiap bulan dapat menjual 60-100 ekor.

“Yang memesan tikus putih kebanyakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dari sejumlah perguruan tinggi. Tikus putih biasanya digunakan untuk praktik ilmu kedokteran,” kata Parman, kemarin.

Ia menjelaskan, tikus siap dijual berumur 2 bulan higga 3,5 bulan. “Selain itu, saya juga melayani konsumen di luar kota, seperti Bogor, Jawa Barat dan ke Pontianak, Kalimantan Barat. Harga tikus putih bervariasi, mulai Rp 13 ribu sampai Rp 27 ribu per ekor.” Parman mengemukakan, budi daya tikus putih sangat menjanjikan. Setiap panen atau pengiriman, dia bisa memperoleh penghasilan ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.

“Untuk memelihara tikus putih tidak terlalu sulit, karena tidak terlalu terpengaruh perubahan musim. Yakni musim hujan dan kemarau. Jarang sekali menemui anak tikus putih yang mati. Bahkan, budi daya tikus putih lebih mudah dibanding beternak ayam,” papar Parman.

Ia menjelaskan, ada beberapa cara untuk mendapat indukan yang berkualitas. Terkait hal ini, ia kerap berburu indukan tikus putih hingga ke Yogyakarta. Parman mulai menekuni bisnis tikus putih ketika seorang dosen Fakultas Kedokteran Undip mengajak bekerja sama.

Hal ini karena hewan pengerat ini kerap digunakan untuk praktik mahasiswa. “Pelan tapi pasti, ternak tikus putih membuahkan hasil.” Ketua Desa Wisata Nongkosawit, Suwarsono mengemukakan, budi daya tikus putih di daerahnya akan dijadikan wisata edukasi.

Sebab, sejak 2012, Nongkosawit ditetapkan menjadi Desa Wisata. “Yang kami usung ini wisata budaya dan edukasi. Tikus putih ini sangat menarik. Pengunjung bisa langsung melihat bagaimana cara beternak atau budi daya tikus putih,” ujar Suwarsono. (bbs/azw)

istimewa for sumut pos
TERNAK: Tikus Putih menjadi wisata pendidikan saat ini.

SUMUTPOS.CO – SELAIN menjadi sumber penghasilan, budi daya tikus putih di Desa Wisata Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, berpotensi menjadi wisata pendidikan. Budi daya tikus putih tersebut antara lain ditekuni Parman (40), di RT04 RW 01, Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati.

Binatang pengerat itu ditempatkan di kandang- kandang samping rumahnya. Parman sudah enam tahun terakhir membu didaya tikus putih. Kini dia, bisa memetik hasil kerja kerasnya, dan tiap bulan dapat menjual 60-100 ekor.

“Yang memesan tikus putih kebanyakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dari sejumlah perguruan tinggi. Tikus putih biasanya digunakan untuk praktik ilmu kedokteran,” kata Parman, kemarin.

Ia menjelaskan, tikus siap dijual berumur 2 bulan higga 3,5 bulan. “Selain itu, saya juga melayani konsumen di luar kota, seperti Bogor, Jawa Barat dan ke Pontianak, Kalimantan Barat. Harga tikus putih bervariasi, mulai Rp 13 ribu sampai Rp 27 ribu per ekor.” Parman mengemukakan, budi daya tikus putih sangat menjanjikan. Setiap panen atau pengiriman, dia bisa memperoleh penghasilan ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.

“Untuk memelihara tikus putih tidak terlalu sulit, karena tidak terlalu terpengaruh perubahan musim. Yakni musim hujan dan kemarau. Jarang sekali menemui anak tikus putih yang mati. Bahkan, budi daya tikus putih lebih mudah dibanding beternak ayam,” papar Parman.

Ia menjelaskan, ada beberapa cara untuk mendapat indukan yang berkualitas. Terkait hal ini, ia kerap berburu indukan tikus putih hingga ke Yogyakarta. Parman mulai menekuni bisnis tikus putih ketika seorang dosen Fakultas Kedokteran Undip mengajak bekerja sama.

Hal ini karena hewan pengerat ini kerap digunakan untuk praktik mahasiswa. “Pelan tapi pasti, ternak tikus putih membuahkan hasil.” Ketua Desa Wisata Nongkosawit, Suwarsono mengemukakan, budi daya tikus putih di daerahnya akan dijadikan wisata edukasi.

Sebab, sejak 2012, Nongkosawit ditetapkan menjadi Desa Wisata. “Yang kami usung ini wisata budaya dan edukasi. Tikus putih ini sangat menarik. Pengunjung bisa langsung melihat bagaimana cara beternak atau budi daya tikus putih,” ujar Suwarsono. (bbs/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/