31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

VP Head of Sales Central Sumatera IOH, Rengga Permana, Mengubah Rasa Takut Menjadi Potensi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bagi seorang programmer, menjadi kepala penjualan (Head of Sales) tidak pernah masuk dalam daftar jenjang karir Rengga Permana, pria kelahiran Jombang jebolan IT Universitas Budi Luhur Jakarta. Di bulan Juni, ia mendapat tugas dan tanggung jawab baru sebagai VP – Head of Sales Central Sumatera Indosat Ooredoo Hutchison, sebuah posisi yang membuatnya gentar.

Bukan hal yang mudah bagi lulusan IT menjad iHead of Sales untuk3 Provinsi di Sumatera bagian Tengah yaitu Riau, Kepulauan Riau (Kepri) dan Sumatera Barat. Posisi baru ini dibentuk tahun 2023 karena mendapat penambahan sites 2x lipat sehingga diperlukan kepala penjualan yang khusus menangani ketiga provinsi yang berada di bawah area penjualan Sumatera Bagian Utara.

“Saat menerima tawaran ini, ada dua hal yang saya rasakan: Excited dan Takut. Sepanjang karir 21 tahun di Indosat termasuk magang dan kontrak, saya tidak pernah terjun langsung sebagai seorangSales. Pekerjaan saya di Channel Management lebih banyak mendukung tim penjualan dan retail. Saya tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi saya yakin perusahaan memberikan challenge ini untuk membuat kemampuan saya menjadi lebih lengkap, di belakang layar maupun di lapangan,” ucap Rengga dengan senyuman khasnya.

Pria kelahiran 31 Mei ini menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Jombang. Ketertarikannya di bidang informatika, membuatnya meneruskan pendidikan di SMK Telkom, Malang. Saat itu bidang IT masih sedikit peminat sehingga belum banyak saingan. Bersama rekan sekolahnya, Ia mendapat kesempatan magang di IM3 Jakarta melalui program kerjasama antara SMK Telkom dan Indosat.

Namun, ia merasa kurang beruntung karena ditempatkan di departemen Sales. Baginya bidangSales tidak sejalan dengan latar pendidikannya, sedangkan rekan sekolahnya magang di bagian IT dan Network. “Saya sempat merasa stres di awal magang, tetapi setelah 4 bulan dijalani akhirnya saya menemukan bahwa ada hubungan erat antaraSales dan IT,” ungkapnya antusias.

Dengan keahliannya di bidang informatika, Rengga memberikan solusi pemrograman berupa tools bagi tim penjualan yang kala itu masih bekerja manual. Program ini dibuat untuk menghitung performance distributor, perhitungan alokasi dan distribusi kartu yang biasanya diselesaikan 2 hari menjadi 2 jam saja.

“Saya terapkan tools ini saatmengikuti program Go Regional dari Kantor Pusat. Ditempatkan di kantor perwakilan IM3 Bukit Tinggi cabang Padang, yang hanya beranggotakan 3 orang membuat saya banyak belajar dan multitasking. Saya bersyukur bahwa ilmu IT yang saya miliki bias mendukung pekerjaansales,” ucap Rengga yang sempat cuti kuliah 2 tahun karena dipindahkan ke Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Setelah 2 tahun di Bukit Tinggi, ia kembali dimutasi ke Kantor Pusat Divisi Channel Management menangani pengembangan sistem, seperti Top Up Engine&Outlet. Ia mendapat tantangan baru untuk bias mempresentasikan System Electronic Voucher (SEV) keberbagai pemangku kepentingan. SEV merupakan sistem yang mengubah penjualan voucher fisik yang digosok menjadi voucher elektronik. Dengan SEV, Indosat berhasil menghemat biaya produksi dan operasional serta meningkatkan penjualan.

“Tentu bukanlah hal mudah dalam menjelaskan program baruke orang awam. Pengalaman di Bukit Tinggi mengajarkan saya untuk bias menjadi jembatan antara programmer dengan user untuk bias menjelaskan system dengan bahasa yang sederhana dan lebih dimengerti. Sampai hari ini, sistem SEV terus disempurnakan dan sudah berbasis aplikasi dengan sebutan MoBo atau Mobile Outlet,” ucap pria introvert ini.

Matang di Channel Management, tahun 2016 Rengga pindah ke Sumatera karena mendapat tawaran posisi kosong yakni sebagai AVP-Channel Operation selama 5 tahun. Karirnya menanjak ketika ia dipercaya sebagai VP – Head of Commercial Operation Sumatera selama 2 tahun, sebelum akhirnya mendapat tawaran sebagaiVP – Head of Sales Central Sumatera.

Dengan tantangan baru ini, strategi merebut pasar Sumatera bagian Tengah ialah dengan memonetisasi sites yang masih non-profit. Sebagai pembuktian diri, Ia pun berharap bias menaikkan revenue hingga 2 kali lipat dalam 3 tahun ke depan

“Wilayah yang saya hadapi mendapat investasi site dua kali lipat banyaknya, sehingga target penjualan pun berlipat. Hingga saat ini pertumbuhan IM3 di Riau, Kepri dan Sumbar masih positif. Prioritas saya saat ini memonenitasi 50% sites yang masih belum produktif, ini adalah peluang untuk bertumbuh,” ucapnya optimis.

Dengan merger IM3 dengan Tri, Rengga yakin Indosat bias semakin Berjaya karena memiliki 2 strikerandalan di market telekomunikasi. Ia sangat mengapreasiasi upaya perusahaan yang selalu memberikan tantangan positif bagi para karyawan hingga akhirnyaia bisa belajar dan berkembang mencapai posisi strategis seperti saat ini. (rel/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bagi seorang programmer, menjadi kepala penjualan (Head of Sales) tidak pernah masuk dalam daftar jenjang karir Rengga Permana, pria kelahiran Jombang jebolan IT Universitas Budi Luhur Jakarta. Di bulan Juni, ia mendapat tugas dan tanggung jawab baru sebagai VP – Head of Sales Central Sumatera Indosat Ooredoo Hutchison, sebuah posisi yang membuatnya gentar.

Bukan hal yang mudah bagi lulusan IT menjad iHead of Sales untuk3 Provinsi di Sumatera bagian Tengah yaitu Riau, Kepulauan Riau (Kepri) dan Sumatera Barat. Posisi baru ini dibentuk tahun 2023 karena mendapat penambahan sites 2x lipat sehingga diperlukan kepala penjualan yang khusus menangani ketiga provinsi yang berada di bawah area penjualan Sumatera Bagian Utara.

“Saat menerima tawaran ini, ada dua hal yang saya rasakan: Excited dan Takut. Sepanjang karir 21 tahun di Indosat termasuk magang dan kontrak, saya tidak pernah terjun langsung sebagai seorangSales. Pekerjaan saya di Channel Management lebih banyak mendukung tim penjualan dan retail. Saya tidak tahu harus mulai dari mana, tetapi saya yakin perusahaan memberikan challenge ini untuk membuat kemampuan saya menjadi lebih lengkap, di belakang layar maupun di lapangan,” ucap Rengga dengan senyuman khasnya.

Pria kelahiran 31 Mei ini menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Jombang. Ketertarikannya di bidang informatika, membuatnya meneruskan pendidikan di SMK Telkom, Malang. Saat itu bidang IT masih sedikit peminat sehingga belum banyak saingan. Bersama rekan sekolahnya, Ia mendapat kesempatan magang di IM3 Jakarta melalui program kerjasama antara SMK Telkom dan Indosat.

Namun, ia merasa kurang beruntung karena ditempatkan di departemen Sales. Baginya bidangSales tidak sejalan dengan latar pendidikannya, sedangkan rekan sekolahnya magang di bagian IT dan Network. “Saya sempat merasa stres di awal magang, tetapi setelah 4 bulan dijalani akhirnya saya menemukan bahwa ada hubungan erat antaraSales dan IT,” ungkapnya antusias.

Dengan keahliannya di bidang informatika, Rengga memberikan solusi pemrograman berupa tools bagi tim penjualan yang kala itu masih bekerja manual. Program ini dibuat untuk menghitung performance distributor, perhitungan alokasi dan distribusi kartu yang biasanya diselesaikan 2 hari menjadi 2 jam saja.

“Saya terapkan tools ini saatmengikuti program Go Regional dari Kantor Pusat. Ditempatkan di kantor perwakilan IM3 Bukit Tinggi cabang Padang, yang hanya beranggotakan 3 orang membuat saya banyak belajar dan multitasking. Saya bersyukur bahwa ilmu IT yang saya miliki bias mendukung pekerjaansales,” ucap Rengga yang sempat cuti kuliah 2 tahun karena dipindahkan ke Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Setelah 2 tahun di Bukit Tinggi, ia kembali dimutasi ke Kantor Pusat Divisi Channel Management menangani pengembangan sistem, seperti Top Up Engine&Outlet. Ia mendapat tantangan baru untuk bias mempresentasikan System Electronic Voucher (SEV) keberbagai pemangku kepentingan. SEV merupakan sistem yang mengubah penjualan voucher fisik yang digosok menjadi voucher elektronik. Dengan SEV, Indosat berhasil menghemat biaya produksi dan operasional serta meningkatkan penjualan.

“Tentu bukanlah hal mudah dalam menjelaskan program baruke orang awam. Pengalaman di Bukit Tinggi mengajarkan saya untuk bias menjadi jembatan antara programmer dengan user untuk bias menjelaskan system dengan bahasa yang sederhana dan lebih dimengerti. Sampai hari ini, sistem SEV terus disempurnakan dan sudah berbasis aplikasi dengan sebutan MoBo atau Mobile Outlet,” ucap pria introvert ini.

Matang di Channel Management, tahun 2016 Rengga pindah ke Sumatera karena mendapat tawaran posisi kosong yakni sebagai AVP-Channel Operation selama 5 tahun. Karirnya menanjak ketika ia dipercaya sebagai VP – Head of Commercial Operation Sumatera selama 2 tahun, sebelum akhirnya mendapat tawaran sebagaiVP – Head of Sales Central Sumatera.

Dengan tantangan baru ini, strategi merebut pasar Sumatera bagian Tengah ialah dengan memonetisasi sites yang masih non-profit. Sebagai pembuktian diri, Ia pun berharap bias menaikkan revenue hingga 2 kali lipat dalam 3 tahun ke depan

“Wilayah yang saya hadapi mendapat investasi site dua kali lipat banyaknya, sehingga target penjualan pun berlipat. Hingga saat ini pertumbuhan IM3 di Riau, Kepri dan Sumbar masih positif. Prioritas saya saat ini memonenitasi 50% sites yang masih belum produktif, ini adalah peluang untuk bertumbuh,” ucapnya optimis.

Dengan merger IM3 dengan Tri, Rengga yakin Indosat bias semakin Berjaya karena memiliki 2 strikerandalan di market telekomunikasi. Ia sangat mengapreasiasi upaya perusahaan yang selalu memberikan tantangan positif bagi para karyawan hingga akhirnyaia bisa belajar dan berkembang mencapai posisi strategis seperti saat ini. (rel/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/