MEDAN, SUMUTPOS.CO -Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi Sumatera Utara (Sumut), Amin Wijaya mengungkapkan bahwasanya lonjakan harga-harga yang terjadi belakangan ini tidak akan berpengaruh kepada nilai jual obat-obatan. Hal ini dikarenakan obat-obatan mengandung nilai sosial, sehingga kalaupun harus naik karena memang terpaksa.
” Untuk obat-obatan tidak akan terkena pengaruh. Masih tetap stabil lah untuk harganya,” ungkapnya kepada Wartawan, Jumat (13/1) sore.
Hal itu, jelas Amin, dikarenakan obat-obatan selain merupakan komoditas bisnis, juga terselip nilai sosial. Oleh karena itu, disebutnya kenaikan harga jual obat kemungkinannya akan sangat kecil sekali.
” Kalau pun harus naik, itu karena betul-betul terpaksa. Tapi sejauh ini masih terkendali, belum ada tanda-tandanya,” jelasnya.
Malah, sambung Amin, untuk harga obat generik saat ini harganya cenderung menurun. Sedangkan untuk obat paten, masih tetap diharga yang sama.
Selain itu, Amin juga mengatakan, untuk pasokan obat-obatan juga dipastikan stoknya akan aman. Sepanjang 2017 ini, sebut Amin, kebutuhan masyarakat pada obat dinilai lebih dari cukup.
“Semua jenis stoknya lebih dari cukup. Paling kalau ditengah jalan ada yang kurang, itu hanya satu atau dua jenis saja. Sementara jenis obat ada ribuan banyaknya,” pungkasnya.
Terpisah, Kasubag Hukum dan Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan Edison Peranginangin mengatakan, kenaikan harga BBM tidak berpengaruh dengan harga obat obatan. Karena, jelasnya, masalah harga obat obat tersebut sudah ada ketentuannya dari Formularium Nasional (Fornas) tentang obat obatan.
Selain itu, lanjut Edison, rumah sakit milik Pemko Medan ini bukan pedagang bebas. “Sudah ada ketentuannya untuk obat obatan di Fornas. Kita juga bukan pedagang bebas,” ujarnya. (ain/ram)