26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Ekonomi di Kabupaten Toba Mulai Menurun

SEPI: Kota Balige di Kabupaten Toba terlihat sepi karena banyaknya warung yang tutup dan masyarakat yang memilih tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
SEPI: Kota Balige di Kabupaten Toba terlihat sepi karena banyaknya warung yang tutup dan masyarakat yang memilih tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona.

BALIGE, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Corona Virus Diseise (Covid-19) di Kabuten Toba masih terlihat aman. Hal ini dikarenakan pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sangat peduli dan saling membantu dengan membuat posko di pintu masuk dan keluar setiap desa. Tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan ekonomi masyarakat di Kabupaten ini.

Seperti diketahui, setiap pintu masuk dan keluar desa di Kabupaten Toba menyediakan tempat cuci tangan. Selain itu, setiap ruangan publik disemprot disinfektan sehingga memperkecil penyebaran Covid-19.

Tetapi gejolak perekonomian di kabupaten Toba sudah mulai menghawatirkan, karena para pelaku usaha tidak bisa berniaga, sedangkan pekerja buruh harian lepas sudah tidak bisa bekerja karena tempat usahanya sedang tutup.

Pedagang di sekitar pantai Danau Toba seluruhnya tutup dan perhotelan sama sekali tidak ada pengunjung. Sedangkan para petani kewalahan menjual hasil pertaniannya disebabkan pembeli sedikit dikarenakan masyarakat yang takut ke luar rumah.

Oleh karena itu, saat ini paling dibutuhkan adalah tindakan cepat dari pemerintah untuk mengatasi situasi sulit oleh para pelaku usaha.

Pengamat Ekonomi dari UIN, Benjamin Gunawan mengatakan saat ini yang dibutuhkan oleh para pedagang kecil adalah melakukan pendataan dan melaporkan kepada Pemda agar mendapatkan bantuan terkait pemenuhan kebutuhan hidupnya masing-masing.

“Yang ditekankan adalah pemberian bantuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup ya. Tetapi, kalau untuk penambahan modal maka akan berdampak pada bertambahnya utang untuk si pelaku usaha. Karena saat ini adalah masalah ekonomi yang tidak bisa diselesaikan dengan cara ekonomi,” ujarnya.

Dijelaskannya, bila memberikan bantuan kepada pelaku usaha dengan maksud untuk membayar operasional dan bayar gaji maka itu masih bisa dimaklumi. Tetapi, tidak akan memberikan dampak maksimal, karena tidak mungkin semua dibayarkan oleh pemerintah daerah.

“Sedangkan yang memiliki utang di perbankan, dapat melapor dengan mengatakan bahwa saat ini dirinya tidak memiliki pemasukan,” tutupnya. (mag-13/ram)

SEPI: Kota Balige di Kabupaten Toba terlihat sepi karena banyaknya warung yang tutup dan masyarakat yang memilih tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
SEPI: Kota Balige di Kabupaten Toba terlihat sepi karena banyaknya warung yang tutup dan masyarakat yang memilih tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona.

BALIGE, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Corona Virus Diseise (Covid-19) di Kabuten Toba masih terlihat aman. Hal ini dikarenakan pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sangat peduli dan saling membantu dengan membuat posko di pintu masuk dan keluar setiap desa. Tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan ekonomi masyarakat di Kabupaten ini.

Seperti diketahui, setiap pintu masuk dan keluar desa di Kabupaten Toba menyediakan tempat cuci tangan. Selain itu, setiap ruangan publik disemprot disinfektan sehingga memperkecil penyebaran Covid-19.

Tetapi gejolak perekonomian di kabupaten Toba sudah mulai menghawatirkan, karena para pelaku usaha tidak bisa berniaga, sedangkan pekerja buruh harian lepas sudah tidak bisa bekerja karena tempat usahanya sedang tutup.

Pedagang di sekitar pantai Danau Toba seluruhnya tutup dan perhotelan sama sekali tidak ada pengunjung. Sedangkan para petani kewalahan menjual hasil pertaniannya disebabkan pembeli sedikit dikarenakan masyarakat yang takut ke luar rumah.

Oleh karena itu, saat ini paling dibutuhkan adalah tindakan cepat dari pemerintah untuk mengatasi situasi sulit oleh para pelaku usaha.

Pengamat Ekonomi dari UIN, Benjamin Gunawan mengatakan saat ini yang dibutuhkan oleh para pedagang kecil adalah melakukan pendataan dan melaporkan kepada Pemda agar mendapatkan bantuan terkait pemenuhan kebutuhan hidupnya masing-masing.

“Yang ditekankan adalah pemberian bantuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup ya. Tetapi, kalau untuk penambahan modal maka akan berdampak pada bertambahnya utang untuk si pelaku usaha. Karena saat ini adalah masalah ekonomi yang tidak bisa diselesaikan dengan cara ekonomi,” ujarnya.

Dijelaskannya, bila memberikan bantuan kepada pelaku usaha dengan maksud untuk membayar operasional dan bayar gaji maka itu masih bisa dimaklumi. Tetapi, tidak akan memberikan dampak maksimal, karena tidak mungkin semua dibayarkan oleh pemerintah daerah.

“Sedangkan yang memiliki utang di perbankan, dapat melapor dengan mengatakan bahwa saat ini dirinya tidak memiliki pemasukan,” tutupnya. (mag-13/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/