JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, menyebutkan, melemahnya nilai tukar rupiah pada beberapa pekan terakhir, tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Bank sentral mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas. Turbulensi yang berasal dari pasar global masih berlanjut, sehingga BI perlu mengambil kebijakan tegas.
“Bank Indonesia punya ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (BI 7-day reverse repo). Respon kebijakan itu akan dijalankan secara konsisten dan preemptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas,” tutur Agus, baru-baru ini.
Suku bunga acuan kini berada di level 4,25 persen. Posisi itu tidak berubah sejak sekitar 8 bulan lalu, atau tepatnya pada 22 September 2017.
Agus menambahkan, BI juga bakal konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien. Dengan begitu, ketersediaan likuiditas, baik di pasar valuta asing maupun pasar uang, tetap terjaga dengan baik.
Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas kurs. “Operasi moneter di pasar uang bakal terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang, dalam koridor yang sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia,” pungkas Agus. (ken/rin/c14/sof/jpnn/saz)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, menyebutkan, melemahnya nilai tukar rupiah pada beberapa pekan terakhir, tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Bank sentral mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas. Turbulensi yang berasal dari pasar global masih berlanjut, sehingga BI perlu mengambil kebijakan tegas.
“Bank Indonesia punya ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (BI 7-day reverse repo). Respon kebijakan itu akan dijalankan secara konsisten dan preemptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas,” tutur Agus, baru-baru ini.
Suku bunga acuan kini berada di level 4,25 persen. Posisi itu tidak berubah sejak sekitar 8 bulan lalu, atau tepatnya pada 22 September 2017.
Agus menambahkan, BI juga bakal konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien. Dengan begitu, ketersediaan likuiditas, baik di pasar valuta asing maupun pasar uang, tetap terjaga dengan baik.
Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas kurs. “Operasi moneter di pasar uang bakal terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang, dalam koridor yang sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia,” pungkas Agus. (ken/rin/c14/sof/jpnn/saz)