28.9 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Rupiah Rp14 Ribu, Warga Medan Ramai-ramai ke Money Changer

Money changer-Ilustrasi
Money changer-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Makin babak belurnya nilai tukar rupiah dimanfaatkan sebagian warga Medan untuk mengeruk keuntungan. Masyarakat mulai ramai-ramai menukarkan uang dolar masing-masing ke money changer terdekat.

Ika, salah satu teller di money changer PT Narasindo Mitra Perdana, Jalan Juanda Medan mengaku, sejak rupiah menembus angka Rp14 ribu, terdapat peningkatan transaksi penukaran sebesar 70 persen. Meski ada juga yang membeli mata uang dolar menggunakan rupiah, namun jumlahnya terbilang sedikit.

“Pas udah menyentuh angka Rp14 ribu, banyak yang jual dolarnya. Yang beli ada juga sih, tapi tak sebanding,” ungkap Ika saat ditemui, kemarin (27/8). Hingga pukul 12.00 WIB, kata Ika dolar tembus ke Rp 14.175. Itu untuk harga jual, sementara harga beli menyentuh pada angka Rp14.210 per dolar. Dalam satu hari, Ika mengaku bisa terjadi hingga 3 kali kenaikan. Sedangkan untuk sehari, pihaknya hanya menyiapkan 10-20 ribu dolar.

Kepala Bank Indonesia Sumut, Difi A. Johansyah yang ditemui terpisah mengatakan, di sektor perbankan pihaknya belum merasakan adanya guncangan hebat. Dia menjelaskan NPL (kredit macet) masih dalam batas normal. “Perbankan cuma merasakan dampak dari perlambatan ekonomi saja,” ujar Difi.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, jika mengacu pada nilai tukar rupiah saat ini, gejala krisis moneter (Krismon) masih sangat jauh. Dirinya menilai, jika kondisi perbankan sudah mengalami krisis, di saat itulah mungkin kita perlu kawatir.

Mengacu hasil stress test OJK, jika rupiah masih di level Rp15 ribu dan hanya beberapa bank kecil yang akan mengalami gangguan. “Sebelum rupiah sampai ke sana, kita tidak perlu khawatir. Walaupun tetap berhati-hati dengan kondisi yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Jika mengacu sampai di level berapa krisis moneter baru akan terjadi? Dia mengaku perlu melihat dulu apa yang terjadi pada sisi eksternal. Namun, pemerintah perlu berhati-hati dan jangan sampai dolar menembus level Rp17 ribu, karena tekanannya akan begitu kuat dan sangat potensial membuat banyak perusahaan di dalam negeri kolaps. (win/fit/deo)

Money changer-Ilustrasi
Money changer-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Makin babak belurnya nilai tukar rupiah dimanfaatkan sebagian warga Medan untuk mengeruk keuntungan. Masyarakat mulai ramai-ramai menukarkan uang dolar masing-masing ke money changer terdekat.

Ika, salah satu teller di money changer PT Narasindo Mitra Perdana, Jalan Juanda Medan mengaku, sejak rupiah menembus angka Rp14 ribu, terdapat peningkatan transaksi penukaran sebesar 70 persen. Meski ada juga yang membeli mata uang dolar menggunakan rupiah, namun jumlahnya terbilang sedikit.

“Pas udah menyentuh angka Rp14 ribu, banyak yang jual dolarnya. Yang beli ada juga sih, tapi tak sebanding,” ungkap Ika saat ditemui, kemarin (27/8). Hingga pukul 12.00 WIB, kata Ika dolar tembus ke Rp 14.175. Itu untuk harga jual, sementara harga beli menyentuh pada angka Rp14.210 per dolar. Dalam satu hari, Ika mengaku bisa terjadi hingga 3 kali kenaikan. Sedangkan untuk sehari, pihaknya hanya menyiapkan 10-20 ribu dolar.

Kepala Bank Indonesia Sumut, Difi A. Johansyah yang ditemui terpisah mengatakan, di sektor perbankan pihaknya belum merasakan adanya guncangan hebat. Dia menjelaskan NPL (kredit macet) masih dalam batas normal. “Perbankan cuma merasakan dampak dari perlambatan ekonomi saja,” ujar Difi.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, jika mengacu pada nilai tukar rupiah saat ini, gejala krisis moneter (Krismon) masih sangat jauh. Dirinya menilai, jika kondisi perbankan sudah mengalami krisis, di saat itulah mungkin kita perlu kawatir.

Mengacu hasil stress test OJK, jika rupiah masih di level Rp15 ribu dan hanya beberapa bank kecil yang akan mengalami gangguan. “Sebelum rupiah sampai ke sana, kita tidak perlu khawatir. Walaupun tetap berhati-hati dengan kondisi yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Jika mengacu sampai di level berapa krisis moneter baru akan terjadi? Dia mengaku perlu melihat dulu apa yang terjadi pada sisi eksternal. Namun, pemerintah perlu berhati-hati dan jangan sampai dolar menembus level Rp17 ribu, karena tekanannya akan begitu kuat dan sangat potensial membuat banyak perusahaan di dalam negeri kolaps. (win/fit/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/