26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

OJK Gelar Media Gathering, Kenalkan Lebih Dekat Perbankan Syariah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara menggelar kegiatan Media Gathering yang digelar secara virtual, Jumat (13/8). Hal ini bertujuan memperkuat relasi dengan media pers dan menyampaikan market update sektor jasa keuangan di Sumatera Utara (Sumut). Kegiatan itu dihadiri lebih dari 30 perwakilan media pers di Kota Medan.

VIRTUAL: Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara Yusup Ansori, dalam kegiatan Media Gathering yang digelar secara virtual, di Medan, Jumat (13/8).Sumut Pos/ ist.

Mengusung tema ‘Mengenal lebih dekat perbankan syariah’, acara tersebut dihadiri Praktisi Perbankan dan Akademisi Ahli Ekonomi Syariah, Dr Andri Soemitra selaku ketua Program Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSU, Kemas Erwan Husainy selaku badan penasehat Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Regional CEO Region 2 Medan Bank Syariah Indonesia, dan Farid Falatehan selaku deputi direktur Pengembangan Perbankan Syariah OJK.

Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara Yusup Ansori menyampaikan, bahwa stabilitas sistim keuangan Sumut pada triwulan II 2021 secara umum terjaga dengan baik sehingga dapat terus berperan dalam mendorong pemulihan ekonomi di Sumut, terlihat dari kinerja penyaluran kredit perbankan yang terus pada tren meningkat meski masih terkontraksi, pertumbuhan positif pada penyaluran kredit/pembiayaan pada lembaga pembiayaan non bank, pemulihan sektor asuransi, dan peningkatan signifikan pada aktivitas pasar modal.

Yusuf menjelaskan, bahwa perbankan syariah saat ini terus bertumbuh dengan baik dan masih memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Perbankan syariah di Sumut secara konsisten memperlihatkan perkembangan yang baik. Aset, DPK, dan pembiayaan syariah dapat bertumbuh cukup tinggi bahkan double digit per Juni 2021 masing-masing sebesar 17,54 persen, 17,92 persen, dan 16,02 persen secara yoy.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Farid Falatehan selaku deputi direktur Pengembangan Perbankan Syariah OJK yang menambahkan bahwa untuk merealisasikan potensi tersebut, perbankan syariah perlu memiliki permodalan yang kuat.

“Modal yang kuat akan memungkinkan Bank Syariah melakukan inovasi produk dan layanan secara lebih leluasa, selain itu juga akan memudahkan akselerasi digitalisasi perbankan syariah yang dapat menonjolkan keunggulan dan keunikan syariah sehingga mampu memberikan value added bagi masyarakat,” katanya.

Sementara, Dr Andri Soemitra MA selaku ketua program Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSU juga menyampaikan berbagai indikator dan keunggulan dari keuangan syariah. Indonesia tentunya juga seharusnya tidak ketinggalan dalam merealisasikan pasar industri halal.

“Tidak benar jika membatasi diri pada industri halal akan membatasi rezeki. Pasar industri halal merupakan peluang bisnis yang saat ini sangat terbuka secara global. Para pelaku ekonomi dan bisnis dunia saat ini banyak yang ikut berpartisipasi dalam bisnis di sektor industri halal yang meliputi produk dan jasa halal di sektor makanan, obat-obatan, kosmetik, fashion, wisata ramah muslim, media, dan rekreasi,” kata Andri.

Kemas Erwan Husainy selaku badan penasehat Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Regional CEO Region 2 Medan Bank Syariah Indonesia menambahkan, bahwa dalam menghadapi tantangan industri dan pembiayaan sektor industri halal, perbankan syariah perlu mengeksplorasi pendekatan berbasis ekosistem untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri, khususnya kepada UMKM.

“Bank dapat berperan sebagai inkubator dengan memberikan fasilitas pembiayaan dan pelatihan kepada nasabah, BUMN dan nasabah besar eksisting dapat menjadi offtaker, dan instansi lainnya seperti Kementerian dan bahkan E-commerce dapat digandeng menjadi partner strategis,” ujarnya. (mag-1/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara menggelar kegiatan Media Gathering yang digelar secara virtual, Jumat (13/8). Hal ini bertujuan memperkuat relasi dengan media pers dan menyampaikan market update sektor jasa keuangan di Sumatera Utara (Sumut). Kegiatan itu dihadiri lebih dari 30 perwakilan media pers di Kota Medan.

VIRTUAL: Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara Yusup Ansori, dalam kegiatan Media Gathering yang digelar secara virtual, di Medan, Jumat (13/8).Sumut Pos/ ist.

Mengusung tema ‘Mengenal lebih dekat perbankan syariah’, acara tersebut dihadiri Praktisi Perbankan dan Akademisi Ahli Ekonomi Syariah, Dr Andri Soemitra selaku ketua Program Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSU, Kemas Erwan Husainy selaku badan penasehat Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Regional CEO Region 2 Medan Bank Syariah Indonesia, dan Farid Falatehan selaku deputi direktur Pengembangan Perbankan Syariah OJK.

Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara Yusup Ansori menyampaikan, bahwa stabilitas sistim keuangan Sumut pada triwulan II 2021 secara umum terjaga dengan baik sehingga dapat terus berperan dalam mendorong pemulihan ekonomi di Sumut, terlihat dari kinerja penyaluran kredit perbankan yang terus pada tren meningkat meski masih terkontraksi, pertumbuhan positif pada penyaluran kredit/pembiayaan pada lembaga pembiayaan non bank, pemulihan sektor asuransi, dan peningkatan signifikan pada aktivitas pasar modal.

Yusuf menjelaskan, bahwa perbankan syariah saat ini terus bertumbuh dengan baik dan masih memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Perbankan syariah di Sumut secara konsisten memperlihatkan perkembangan yang baik. Aset, DPK, dan pembiayaan syariah dapat bertumbuh cukup tinggi bahkan double digit per Juni 2021 masing-masing sebesar 17,54 persen, 17,92 persen, dan 16,02 persen secara yoy.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Farid Falatehan selaku deputi direktur Pengembangan Perbankan Syariah OJK yang menambahkan bahwa untuk merealisasikan potensi tersebut, perbankan syariah perlu memiliki permodalan yang kuat.

“Modal yang kuat akan memungkinkan Bank Syariah melakukan inovasi produk dan layanan secara lebih leluasa, selain itu juga akan memudahkan akselerasi digitalisasi perbankan syariah yang dapat menonjolkan keunggulan dan keunikan syariah sehingga mampu memberikan value added bagi masyarakat,” katanya.

Sementara, Dr Andri Soemitra MA selaku ketua program Doktor Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UINSU juga menyampaikan berbagai indikator dan keunggulan dari keuangan syariah. Indonesia tentunya juga seharusnya tidak ketinggalan dalam merealisasikan pasar industri halal.

“Tidak benar jika membatasi diri pada industri halal akan membatasi rezeki. Pasar industri halal merupakan peluang bisnis yang saat ini sangat terbuka secara global. Para pelaku ekonomi dan bisnis dunia saat ini banyak yang ikut berpartisipasi dalam bisnis di sektor industri halal yang meliputi produk dan jasa halal di sektor makanan, obat-obatan, kosmetik, fashion, wisata ramah muslim, media, dan rekreasi,” kata Andri.

Kemas Erwan Husainy selaku badan penasehat Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Regional CEO Region 2 Medan Bank Syariah Indonesia menambahkan, bahwa dalam menghadapi tantangan industri dan pembiayaan sektor industri halal, perbankan syariah perlu mengeksplorasi pendekatan berbasis ekosistem untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri, khususnya kepada UMKM.

“Bank dapat berperan sebagai inkubator dengan memberikan fasilitas pembiayaan dan pelatihan kepada nasabah, BUMN dan nasabah besar eksisting dapat menjadi offtaker, dan instansi lainnya seperti Kementerian dan bahkan E-commerce dapat digandeng menjadi partner strategis,” ujarnya. (mag-1/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/