25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Gas Benggala Harus Segera Berproduksi

MEDAN-Pengusaha di Sumut berharap produksi Gas Benggala, Langkat, Sumatera Utara harus se-gera berproduksi untuk mengatasi krisis gas yang sedang dihadapi sejumlah industri di provinsi Sumut. Eksplorasi Sumut Gas Benggala dewasa ini dilakukan PT Pertamina EP dimana ditargetkan bisa segera berporduksi.

“Dalam waktu dekat, tidak ada lagi solusi yang paling cepat mengatasi kekurangan gas untuk industri, kecuali dari hasil produksi Sumur Benggala Langkat,” harap Ketua Asosiasi Perusahaan Pemakai Gas (Apigas) Sumut  Johan Brien, kemarin.

Johan menjelaskan, krisis energi di Sumut akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan karena pasokan gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) kembali menurun setelah PT Pertiwi Nusantara Resources (PNR) mulai Kamis (11/7) menghentikan pasokannya ke PGN yang otomatis distribusi ke industri juga ikut terhenti. PNR diketahui memasok gas sebesar 0,8 million standard cubic feet per day (mmscfd) ke PGN.

Dengan penghentian pasokan gas dari PNR itu, pasokan gas PGN ke 54 industri Sumut tinggal 7 mmscfd.”Tidak tahu lagi mau bilang apa, krisis gas yang sudah mulai terjadi di Sumut sejak 2001, tidak ada solusi konkrit dari pengusaha,”katanya.

Padahal, kesulitan industri terkait juga dengan nasib pekerja yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang termasuk pendapatan pemerintah. “Pengusaha berharap, Pemerintah menginstruksikan gas itu untuk industri, bukan ke PLN atau kepentingan lainnya,”katanya.

Sedangkan General Manager PT PGN SBU Wilayah III Moegiono membenarkan penghentian pasokan gas dari PNR tersebut. Malah, kata dia, awalnya, PNR berencana menghentikan pasokan sejak April, tetapi masih bisa bertahan hingga Juli ini.

Moegiono mengakui, selain dari Sumur Gas Benggala di Langkat, hingga dewasa ini belum ada pasokan yang bisa diandalkan lagi. “Proyek Gas Arun belum tahu kapan,”katanya.

Pejabat sementara Ketua Kadin Sumut  Tohar Soehartono, mengaku sudah terus mendesak Pemerintah Provinsi Sumut maupun Pusat agar krisis gas dan termasuk listrik bisa diatasi. Krisis energi di Sumut menjadi hambatan berkembanganya industri dan termasuk menghambat masuknya calon investor. (mag-9/bbs)

MEDAN-Pengusaha di Sumut berharap produksi Gas Benggala, Langkat, Sumatera Utara harus se-gera berproduksi untuk mengatasi krisis gas yang sedang dihadapi sejumlah industri di provinsi Sumut. Eksplorasi Sumut Gas Benggala dewasa ini dilakukan PT Pertamina EP dimana ditargetkan bisa segera berporduksi.

“Dalam waktu dekat, tidak ada lagi solusi yang paling cepat mengatasi kekurangan gas untuk industri, kecuali dari hasil produksi Sumur Benggala Langkat,” harap Ketua Asosiasi Perusahaan Pemakai Gas (Apigas) Sumut  Johan Brien, kemarin.

Johan menjelaskan, krisis energi di Sumut akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan karena pasokan gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) kembali menurun setelah PT Pertiwi Nusantara Resources (PNR) mulai Kamis (11/7) menghentikan pasokannya ke PGN yang otomatis distribusi ke industri juga ikut terhenti. PNR diketahui memasok gas sebesar 0,8 million standard cubic feet per day (mmscfd) ke PGN.

Dengan penghentian pasokan gas dari PNR itu, pasokan gas PGN ke 54 industri Sumut tinggal 7 mmscfd.”Tidak tahu lagi mau bilang apa, krisis gas yang sudah mulai terjadi di Sumut sejak 2001, tidak ada solusi konkrit dari pengusaha,”katanya.

Padahal, kesulitan industri terkait juga dengan nasib pekerja yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang termasuk pendapatan pemerintah. “Pengusaha berharap, Pemerintah menginstruksikan gas itu untuk industri, bukan ke PLN atau kepentingan lainnya,”katanya.

Sedangkan General Manager PT PGN SBU Wilayah III Moegiono membenarkan penghentian pasokan gas dari PNR tersebut. Malah, kata dia, awalnya, PNR berencana menghentikan pasokan sejak April, tetapi masih bisa bertahan hingga Juli ini.

Moegiono mengakui, selain dari Sumur Gas Benggala di Langkat, hingga dewasa ini belum ada pasokan yang bisa diandalkan lagi. “Proyek Gas Arun belum tahu kapan,”katanya.

Pejabat sementara Ketua Kadin Sumut  Tohar Soehartono, mengaku sudah terus mendesak Pemerintah Provinsi Sumut maupun Pusat agar krisis gas dan termasuk listrik bisa diatasi. Krisis energi di Sumut menjadi hambatan berkembanganya industri dan termasuk menghambat masuknya calon investor. (mag-9/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/