30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

GPEI Sumut Kunker ke Eksportir Bunga di Karo

KARO, SUMUTPOS.CO- Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut pimpinan Drs Hendrik Sitompul MM, bersama PT Pelindo Multi Terminal, Bea Cukai Belawan, Balai Karantina Kualanamu, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karo, Kamis (11/11). Mereka meninjau teknologi budidaya bunga Krisan yang diterapkan Toba Huss Farm, perusahaan eksportir bunga di Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Hadir dalam kunjungan itu, Bupati Karo Cory S Sebayang, Wakil Ketua GPEI Sumut Bidang UMKM Job Purba bersama Bendahara Delpius Ginting, Kepala Balai Karantina Belawan Andi Yusmanto, Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo, dan Balai Karantina Kualanamu Sudiwan Situmorang. Sementara dari Pelindo hadir SVP Commercial Jony Utama, SVP Sekper Eriansyah, dan Rizky.

General Manager Toba Huss Farm, Bert Knelisen mengungkapkan, mereka memiliki lahan kebun bunga seluas 10 hektar yang telah beroperasi selama 3 tahun. Selama itu pula, mereka telah mengekspor Bunga Krisan ke Australia dan Jepang.

Namun dia menyayangkan, saat ini mereka masih banyak mengimpor bahan baku untuk budidaya bunga ini. Misalnya, serbuk sabut kelapa yang digunakan untuk media tanam bunga, mereka masih impor dari India dan irigasi dari Inggris. “Ini masih uji coba dan hasilnya cukup oke. Saat ini dalam persiapan scale-up menjadi 100 hektar. Dengan demikian, akan menyerap lebih banyak tenaga kerja,” katanya.
Dia berharap, apa yang mereka kembangkan saat ini bisa menjadi contoh petani lain di Karo. “Kami tidak akan merasa bersaing dengan petani lokal, karena kami tidak menjual di pasar lokal,” ungkapnya.

Begitupun kata Bert, masalah dalam melakukan ekspor masih mereka alami. Dia mencontohkan, ketika kontainer tunda satu hari. Selain itu, dia berharap agar pemangku kebijakan dapat mempercepat sertifikat. Karena menurut Bert, biasanya sertifikat ngikutin barang. “Tapi ternyata, barang kita sudah sampai di Australia, sertifikat belum sampai,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Karo Cory S Sebayang mengaku bangga karena eksportir Bunga Krisan ini telah membawa nama baik Kabupaten Karo. “Saya berharap, ekspor bunga ini dapat mengharumkan nama Kabupaten Karo. Selain itu juga memberi kesempatan kerja bagi masyarakat Karo serta memberi kesempatan belajar bagi petani tentang penerapan teknologi pertanian,” harap Cory.

Sementara Eriansyah dari PT Pelindo Multi Terminal mengaku siap mewujudkan kesejahteraan rakyat Karo bersama GPEI Sumut dan Bupati Karo. “Kita akan lihat apa faktor yang mempengaruhi hambatan itu, kita punya service letter agreement (SLA),” ujarnya.

Selain itu, rombongan juga berkunjung dan berdiskusi dengan Perusahan Produsen Bunga yang berorientasi pasar internasional yakni ke Eropa dan Chili, yaitu Tamora Stekindo di Merek dan CV Berastagi, Eksportir Kol dengan pasar Taiwan dan Malaysia. Serta Exportir sayur CV Buana Agri Sejahtera. (rel/adz)

KARO, SUMUTPOS.CO- Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut pimpinan Drs Hendrik Sitompul MM, bersama PT Pelindo Multi Terminal, Bea Cukai Belawan, Balai Karantina Kualanamu, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karo, Kamis (11/11). Mereka meninjau teknologi budidaya bunga Krisan yang diterapkan Toba Huss Farm, perusahaan eksportir bunga di Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Hadir dalam kunjungan itu, Bupati Karo Cory S Sebayang, Wakil Ketua GPEI Sumut Bidang UMKM Job Purba bersama Bendahara Delpius Ginting, Kepala Balai Karantina Belawan Andi Yusmanto, Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo, dan Balai Karantina Kualanamu Sudiwan Situmorang. Sementara dari Pelindo hadir SVP Commercial Jony Utama, SVP Sekper Eriansyah, dan Rizky.

General Manager Toba Huss Farm, Bert Knelisen mengungkapkan, mereka memiliki lahan kebun bunga seluas 10 hektar yang telah beroperasi selama 3 tahun. Selama itu pula, mereka telah mengekspor Bunga Krisan ke Australia dan Jepang.

Namun dia menyayangkan, saat ini mereka masih banyak mengimpor bahan baku untuk budidaya bunga ini. Misalnya, serbuk sabut kelapa yang digunakan untuk media tanam bunga, mereka masih impor dari India dan irigasi dari Inggris. “Ini masih uji coba dan hasilnya cukup oke. Saat ini dalam persiapan scale-up menjadi 100 hektar. Dengan demikian, akan menyerap lebih banyak tenaga kerja,” katanya.
Dia berharap, apa yang mereka kembangkan saat ini bisa menjadi contoh petani lain di Karo. “Kami tidak akan merasa bersaing dengan petani lokal, karena kami tidak menjual di pasar lokal,” ungkapnya.

Begitupun kata Bert, masalah dalam melakukan ekspor masih mereka alami. Dia mencontohkan, ketika kontainer tunda satu hari. Selain itu, dia berharap agar pemangku kebijakan dapat mempercepat sertifikat. Karena menurut Bert, biasanya sertifikat ngikutin barang. “Tapi ternyata, barang kita sudah sampai di Australia, sertifikat belum sampai,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Karo Cory S Sebayang mengaku bangga karena eksportir Bunga Krisan ini telah membawa nama baik Kabupaten Karo. “Saya berharap, ekspor bunga ini dapat mengharumkan nama Kabupaten Karo. Selain itu juga memberi kesempatan kerja bagi masyarakat Karo serta memberi kesempatan belajar bagi petani tentang penerapan teknologi pertanian,” harap Cory.

Sementara Eriansyah dari PT Pelindo Multi Terminal mengaku siap mewujudkan kesejahteraan rakyat Karo bersama GPEI Sumut dan Bupati Karo. “Kita akan lihat apa faktor yang mempengaruhi hambatan itu, kita punya service letter agreement (SLA),” ujarnya.

Selain itu, rombongan juga berkunjung dan berdiskusi dengan Perusahan Produsen Bunga yang berorientasi pasar internasional yakni ke Eropa dan Chili, yaitu Tamora Stekindo di Merek dan CV Berastagi, Eksportir Kol dengan pasar Taiwan dan Malaysia. Serta Exportir sayur CV Buana Agri Sejahtera. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/