30 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Petani Keluhkan Harga Kemenyan

PAKPAK BHARAT- Petani kemenyan di Pakpak Bharat mengeluhkan harga yang terlalu rendah. Hal ini disebabkan oleh ulah tengkulak.
Saat ini untuk kemenyan kualitas ekstra Rp120 ribu per kilo. Kemudian kualitas kedua Rp92 ribu per kilo, kualitas ketiga Rp65 ribu per kilo, kualitas keempat Rp40 ribu per kilo dan kualitas terendah Rp25 ribu per kilo.

Ringgas Berutu petani kemenyan di daerah Salak, Senin (16/4) mengatakan rendahnya harga kemenyan ini disebabkan ulah tengkulak. Para tengkulak yang yang mayoritas berasal dari luar daerah Pakpak Bharat itu membuat harga sesuka hati.

Padahal, permintaan pasar semakin meningkat. Hal inilah yang menyebabkan para petani kemenyan semakin menjerit untuk dinaikkan harganya. Lantas kenapa tidak agen lokal saja yang membeli kemenyan petani? Ditanya begitu Ringgas Berutu menjawab agen lokal tidak memiliki modal yang cukup.
“Jika agen lokal ada modal, kemungkinan harga beli kemenyan bisa meningkat,” katanya.

“Saya berharap Pemkab Pakpak Bharat bisa memberikan pinjaman untuk modal usaha, dan membantu petani kemenyan. Saya yakin dengan adanya bantuan modal, petani bisa langsung menjual ke Semarang agar harganya lebih tinggi,” ujarnya.

Rata-rata produksi kemenyan untuk satu wilayah, seperti di Desa Lae Langge Namuseng mencapai 800 kilo per Minggu dengan kualitas terbaik dan kedua.  (mag-14)

PAKPAK BHARAT- Petani kemenyan di Pakpak Bharat mengeluhkan harga yang terlalu rendah. Hal ini disebabkan oleh ulah tengkulak.
Saat ini untuk kemenyan kualitas ekstra Rp120 ribu per kilo. Kemudian kualitas kedua Rp92 ribu per kilo, kualitas ketiga Rp65 ribu per kilo, kualitas keempat Rp40 ribu per kilo dan kualitas terendah Rp25 ribu per kilo.

Ringgas Berutu petani kemenyan di daerah Salak, Senin (16/4) mengatakan rendahnya harga kemenyan ini disebabkan ulah tengkulak. Para tengkulak yang yang mayoritas berasal dari luar daerah Pakpak Bharat itu membuat harga sesuka hati.

Padahal, permintaan pasar semakin meningkat. Hal inilah yang menyebabkan para petani kemenyan semakin menjerit untuk dinaikkan harganya. Lantas kenapa tidak agen lokal saja yang membeli kemenyan petani? Ditanya begitu Ringgas Berutu menjawab agen lokal tidak memiliki modal yang cukup.
“Jika agen lokal ada modal, kemungkinan harga beli kemenyan bisa meningkat,” katanya.

“Saya berharap Pemkab Pakpak Bharat bisa memberikan pinjaman untuk modal usaha, dan membantu petani kemenyan. Saya yakin dengan adanya bantuan modal, petani bisa langsung menjual ke Semarang agar harganya lebih tinggi,” ujarnya.

Rata-rata produksi kemenyan untuk satu wilayah, seperti di Desa Lae Langge Namuseng mencapai 800 kilo per Minggu dengan kualitas terbaik dan kedua.  (mag-14)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/