26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rupiah Rp14.400, Kadin Teriak

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang pekerja menghitung lembaran dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran mata uang asing atau money changer Jalan Juanda Medan.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Seorang pekerja menghitung lembaran dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran mata uang asing atau money changer Jalan Juanda Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta pemerintah terus waspada. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin jeblok. Yakni, menyentuh level Rp14.400.

“Saya berharap ‎pemerintah jangan lengah karena kondisi ekonomi global yang semakin variatif,” ujar Waketum Kadin Sarman Simanjorang, Rabu (16/9).

Menurut Sarman, pemerintah perlu menggenjot ketersediaan bahan baku lokal yang berkualitas untuk kebutuhan industri dan usaha kecil menengah. Harapannya, ‎saat nilai tukar rupiah melemah, industri di tanah air tidak ikut terpuruk.

“‎Pemerintah juga perlu konsisten melaksanakan UU Nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang rupiah,” ujar Sarman.

Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan semua transaksi bisnis di Indonesia memakai rupiah. Dengan begitu, rupiah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selain itu, ketergantungan terhadap dolar AS tidak lagi memengaruhi nilai rupiah.

“Kemudian kami sangat berharap pemerintah konsisten dan berkesinambungan menyadarkan dan mengajak masyarakat untuk bangga memakai produk Indonesia,” ujar Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta ini.

Ekonom Purbaya Yudhie Sadewa menilai kondisi global bukanlah faktor yang menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah hingga menembus level Rp14.400 per dolar AS.

Menurutnya, faktor domestik seperti melambatnya pertumbuhan serta tidak adanya sinyal-sinyal perbaikan signifikan kinerja bidang ekonomi merupakan faktor utama makin melemahnya rupiah.

Walaupun, lanjut dia, pemerintah dan berbagai pihak berharap ada perbaikan di triwulan II, namun jika tidak dibarengi implementasi kebijakan yang telah dibicarakan sebelumnya, penguatan rupiah menjadi sulit dilakukan.

Purbaya yang juga mantan Staf Kepresidenan menegaskan, perbaikan kinerja ekonomi bukan pada paket kebijakan, melainkan bagaimana pemerintah mampu memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang selama ini mengganggu mesin ekonomi.

“Paket kebijakan itu harusnya bisa memberi stimulus ke perekonomian, selama ini berat sebelah, fiskal mendorong-dorong, moneternya enggan membantu,” kata Purbaya, Rabu(16/9).

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang pekerja menghitung lembaran dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran mata uang asing atau money changer Jalan Juanda Medan.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Seorang pekerja menghitung lembaran dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran mata uang asing atau money changer Jalan Juanda Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta pemerintah terus waspada. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin jeblok. Yakni, menyentuh level Rp14.400.

“Saya berharap ‎pemerintah jangan lengah karena kondisi ekonomi global yang semakin variatif,” ujar Waketum Kadin Sarman Simanjorang, Rabu (16/9).

Menurut Sarman, pemerintah perlu menggenjot ketersediaan bahan baku lokal yang berkualitas untuk kebutuhan industri dan usaha kecil menengah. Harapannya, ‎saat nilai tukar rupiah melemah, industri di tanah air tidak ikut terpuruk.

“‎Pemerintah juga perlu konsisten melaksanakan UU Nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang rupiah,” ujar Sarman.

Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan semua transaksi bisnis di Indonesia memakai rupiah. Dengan begitu, rupiah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selain itu, ketergantungan terhadap dolar AS tidak lagi memengaruhi nilai rupiah.

“Kemudian kami sangat berharap pemerintah konsisten dan berkesinambungan menyadarkan dan mengajak masyarakat untuk bangga memakai produk Indonesia,” ujar Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta ini.

Ekonom Purbaya Yudhie Sadewa menilai kondisi global bukanlah faktor yang menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah hingga menembus level Rp14.400 per dolar AS.

Menurutnya, faktor domestik seperti melambatnya pertumbuhan serta tidak adanya sinyal-sinyal perbaikan signifikan kinerja bidang ekonomi merupakan faktor utama makin melemahnya rupiah.

Walaupun, lanjut dia, pemerintah dan berbagai pihak berharap ada perbaikan di triwulan II, namun jika tidak dibarengi implementasi kebijakan yang telah dibicarakan sebelumnya, penguatan rupiah menjadi sulit dilakukan.

Purbaya yang juga mantan Staf Kepresidenan menegaskan, perbaikan kinerja ekonomi bukan pada paket kebijakan, melainkan bagaimana pemerintah mampu memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang selama ini mengganggu mesin ekonomi.

“Paket kebijakan itu harusnya bisa memberi stimulus ke perekonomian, selama ini berat sebelah, fiskal mendorong-dorong, moneternya enggan membantu,” kata Purbaya, Rabu(16/9).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/