Area Manager Communication and Relations Sumbagut PT Pertamina MOR I, Rudi Ariffianto menyebutkan, Pertamina telah mendistribusikan elpiji 3 kg di wilayah Sumatera Utara hingga September 2017 berjumlah 255.657 metric ton atau sekitar 85 juta tabung. Jumlah ini telah melebihi 1 persen dari kuota yang ditetapkan hingga bulan September yaitu 254.033 metric ton atau sekitar 84,6 juta tabung.
“Coba bayangkan saja, masyarakat dengan kemampuan ekonominya bisa membeli tiga atau empat tabung 3 kg dan sekaligus untuk keperluan di rumahnya seperti water heater, memasak dan lainnya. Sementara, jika yang mampu itu semua beli 3 kg, maka kuota terus berkurang dan warga benar-benar miskin tidak dapat membeli karena stok habis. Jadi, nantinya hanya yang benar-benar miskin sesuai data TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) itu yang menerima elpiji 3 kg,” sebutnya.
Dikatakan dia, penggunaan elpiji 3 kg sudah meluas dari definisi awal. Selain dinikmati kalangan orang mampu, penggunanya semakin kreatif dalam memanfaatkannya.
Misalnya, untuk penggunaan bahan bakar motor, mobil, pompa air, lampu penerangan, dan genset. Bahkan, elpiji dengan harga termurah tersebut digunakan untuk berbagai usaha seperti membatik, laundry, dan sebagainya. “Dari hasil sementara ini, sebanyak 57 juta pengguna elpiji ternyata tidak semua merupakan masyarakat miskin dan usaha mikro. Rumah tangga miskin jumlahnya hanya mencapai sekitar 26 juta, sedangkan usaha mikro 2,3 juta,” tandasnya. (ris/adz)