MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk memenuhi kebutuhan uang kartal kepada masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) jelang perayaan Imlek 2017, Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Sumut menyiapkan kebutuhan perbankan sebesar Rp1,409 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 31,9 persen dari realisasi Imlek tahun sebelumya 2016 sebesar Rp1,068 triliun.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI Sumut, Darmadi Sudibyo mengatakan, pada tahun 2016, antara proyeksi dan realisasi kebutuhan uang kartal saat Imlek sesuai dengan ekspektasi pihaknya atau mendekati realisasi. Di mana, angkanya mencapai Rp1,068 triliun. Sedangkan tahun ini meningkat atau naik 31,9 persen menjadi Rp1,409 triliun.
“Bank Indonesia mulai melakukan pembayaran kepada bank itu mulai tanggal 16 sampai 25 Januari. Jadi, untuk mendukung kelancaran kegiatan tersebut, layanan penukaran uang dilakukan dengan cara penukaran di loket perbankan,” ujarnya yang ditemui, Selasa (17/1).
Disebutkan Sudibyo, dalam penukaran uang tersebut, selain uang emisi lama pihaknya turut mengeluarkan uang emisi terbaru yang dirilis pada Desember 2016 lalu. Uang-uang ini, disalurkan pada semua bank yang ada di Sumut. Meski demikian, dia belum bisa memastikan berapa persen perputaran uang akan meningkat akibat momen tersebut.
“Uang yang disalurkan nantinya dari semua pecahan ada. Sedangkan tahun emisi uangnya dicampur, baik yang terbaru maupun yang lama. Namun, ini tentunya melihat kemampuan ketersediaan kita,” tutur Sudibyo.
Sementara, Ayong warga Medan Sunggal yang turut merayakan Imlek menuturkan, dirinya selalu menyediakan dana minimal Rp3 juta untuk dibagikan kepada keluarga dalam bentuk angpao. Menurut dia, angpao sebagai lambang kegembiraan dan semangat diyakini akan membawa nasib baik.
“Jadi sudah sejak jauh hari saya sisihkan uang untuk dibagikan saat Imlek,” kata dia.
Diutarakannya, untuk mengisi angpao, dia selalu mendatangi bank agar bisa mendapatkan uang pecahan yang baru/tidak lusuh. Untuk isi, dia minimal menukarkan uang pecahan Rp5 ribu.
“Karena kepercayaan kita, isinya harus genap. Sedangkan angkanya, jika dijumlahkan, haruslah lebih dari 4 atau kurang dari 4, dan sama sekali tidak boleh pas 4, karena 4 dalam bahasa Cina terdengar seperti kata mati,” tukasnya. (ris/ram)