29 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Bangkit Usai Terima Tempahan Seragam Sekolah

Melirik Pengusaha Konveksi di Kota Medan

Menyadari kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat dan sulitnya mencari pekerjaan yang memberikan penghasilan yang cocok, membuat Rosidah Margani (35) menekuni usaha konveksi.

Sempat mengalami pasang surut dalam menjalani usaha, Rosidah tetap bertahan dengan segelintir pesanan dan sekelumit modal. Kondisi inipun tak menyurutkan semangatnya untuk tetap bertahan menggeluti sahanya.

Dengan kesabaran dan keteguhannya, dewi keberuntungan pun mulai menghampiri. Berawal dari tawaran mengerjakan baju seragam sekolah dari Aceh, pemilik Alfahmi Konveksi di Komplek Pusat Industri Kecil (PIK) di Jalan Menteng Medan inipun bangkit, hingga akhirnya populer hingga sekarang.
“Awalnya saya dapat tawaran baju seragam sekolah dari Aceh. Saat itu saya tidak ada modal, untungnya ada uang pelanggan yang bisa saya jadikan uang muka untuk membeli bahan dan upah jahit,” ungkap Rosidah.

Hanya bermodal kepercayaan teman, membuat dirinya semangat dan percaya diri untuk mengelola usahanya itu, apalagi pada saat itu, Rosidah mendapatkan keuntungan sebesar Rp6 juta. Baginya, uang tersebut sangat besar untuk ukuran ibu rumah tangga biasa seperti dirinya. “Dapat Rp6 juta, rasanya senang sekali, karena saya tidak pernah mendapatkan uang sebanyak itu sebelumnya,” tambah Rosidah.

Keuntungan tersebut, membuat insting usaha Rosidah tumbuh. Proyek penggadaan baju tempah mulai sering dikerjakannya. Padahal, waktu itu, dirinya tidak memiliki modal cukup dan masih menggunakan jasa jahit lepas. Tetapi Rosidah tidak menyerah, malah maju terus untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarganya.

“Karena ada nilai plusnya dari usaha ini, saya bermimpi untuk memiliki konveksi khusus kaos, dan Alhamdulillah berhasil,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, keuntungan yang didapat dari usaha tempahan ini digunakan untuk membeli sejumlah perlengkapan jahit, seperti, mesin spit, pinggir, dan mesin timpa.

Dengan mesin yang telah dimilikinya, setidaknya Rosidah dapat menggunakan karyawan, dan tidak perlu mencari penjahit lepas lagi. “Padahal, waktu beli ruko di sini (PIK), kita belum punya ide untuk buka usaha konveksi. Tapi setelah ditempati, muncullah ide untuk membuka usaha konveksi. Jadi saya bilang sama dengan santai ke keluarga, usaha konveksi,” ucapnya.

Usaha yang telah dirintisnya sejak 7 tahun silam, membuahkan hasil. Pelanggan sudah mulai tetap dan keuntungan pun mulai mengalir kekantongnya. Terutama saat mendekati pemilu, maka tempahan pun datang membludak. Bukan hanya dari Medan, tetapi juga datang dari Aceh, Siantar, Sidempuan dan daerah lainnya, memesan baju di kiosnya. “Hasil dari jelang pemilu kemarin, saya dan suami naik haji 2010 lalu,” sebutnya.

Bukan hanya momen 5 tahun sekali itu yang membuat tabungannya berisi, tetapi saat tahun ajaran baru, puasa, dan lebaran, rezeki konveksi juga terus mengalir. Setiap bulannya, minimal omzet bersih yang diterima wanita beranak 5 ini sebesar Rp10 juta.

Hasil dari usaha konveksi sudah dapat terlihat, seperti 2 ruko yang terletak di kompleks PIK Menteng Medan dan 1 rumah huni. “Dengan dua ruko tersebut saya sudah memiliki 8 karyawan,” tambahnya.

Sedangkan untuk gaji karyawannya dibayar setiap seminggu sekali dengan gaji per hari Rp35 ribu hingga Rp45 ribu.
Baginya, usaha konveksi ini ngeri-ngeri sedap. Karena tidak harus mengeluarkan modal khusus. “Biasanya pemesan akan memberikan uang muka, nah ini saja yang diputar,” tambahnya.

Sebagai pengusaha, dirinya juga menyadari kondisi pasar yang tidak setiap saat berpihak padanya. “Kalau sudah penceklik, saya minta karyawan untuk istirahat sementara waktu, nanti kalau sudah datang orderan, baru saya panggil lagi,” ungkapnya. (ram)
Selain menerima tempahan baju kaos, kemeja, dan lainnya. Alfahmi juga menerima tempahan berupa tas, koper dan lainnya. (ram)

Melirik Pengusaha Konveksi di Kota Medan

Menyadari kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat dan sulitnya mencari pekerjaan yang memberikan penghasilan yang cocok, membuat Rosidah Margani (35) menekuni usaha konveksi.

Sempat mengalami pasang surut dalam menjalani usaha, Rosidah tetap bertahan dengan segelintir pesanan dan sekelumit modal. Kondisi inipun tak menyurutkan semangatnya untuk tetap bertahan menggeluti sahanya.

Dengan kesabaran dan keteguhannya, dewi keberuntungan pun mulai menghampiri. Berawal dari tawaran mengerjakan baju seragam sekolah dari Aceh, pemilik Alfahmi Konveksi di Komplek Pusat Industri Kecil (PIK) di Jalan Menteng Medan inipun bangkit, hingga akhirnya populer hingga sekarang.
“Awalnya saya dapat tawaran baju seragam sekolah dari Aceh. Saat itu saya tidak ada modal, untungnya ada uang pelanggan yang bisa saya jadikan uang muka untuk membeli bahan dan upah jahit,” ungkap Rosidah.

Hanya bermodal kepercayaan teman, membuat dirinya semangat dan percaya diri untuk mengelola usahanya itu, apalagi pada saat itu, Rosidah mendapatkan keuntungan sebesar Rp6 juta. Baginya, uang tersebut sangat besar untuk ukuran ibu rumah tangga biasa seperti dirinya. “Dapat Rp6 juta, rasanya senang sekali, karena saya tidak pernah mendapatkan uang sebanyak itu sebelumnya,” tambah Rosidah.

Keuntungan tersebut, membuat insting usaha Rosidah tumbuh. Proyek penggadaan baju tempah mulai sering dikerjakannya. Padahal, waktu itu, dirinya tidak memiliki modal cukup dan masih menggunakan jasa jahit lepas. Tetapi Rosidah tidak menyerah, malah maju terus untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarganya.

“Karena ada nilai plusnya dari usaha ini, saya bermimpi untuk memiliki konveksi khusus kaos, dan Alhamdulillah berhasil,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, keuntungan yang didapat dari usaha tempahan ini digunakan untuk membeli sejumlah perlengkapan jahit, seperti, mesin spit, pinggir, dan mesin timpa.

Dengan mesin yang telah dimilikinya, setidaknya Rosidah dapat menggunakan karyawan, dan tidak perlu mencari penjahit lepas lagi. “Padahal, waktu beli ruko di sini (PIK), kita belum punya ide untuk buka usaha konveksi. Tapi setelah ditempati, muncullah ide untuk membuka usaha konveksi. Jadi saya bilang sama dengan santai ke keluarga, usaha konveksi,” ucapnya.

Usaha yang telah dirintisnya sejak 7 tahun silam, membuahkan hasil. Pelanggan sudah mulai tetap dan keuntungan pun mulai mengalir kekantongnya. Terutama saat mendekati pemilu, maka tempahan pun datang membludak. Bukan hanya dari Medan, tetapi juga datang dari Aceh, Siantar, Sidempuan dan daerah lainnya, memesan baju di kiosnya. “Hasil dari jelang pemilu kemarin, saya dan suami naik haji 2010 lalu,” sebutnya.

Bukan hanya momen 5 tahun sekali itu yang membuat tabungannya berisi, tetapi saat tahun ajaran baru, puasa, dan lebaran, rezeki konveksi juga terus mengalir. Setiap bulannya, minimal omzet bersih yang diterima wanita beranak 5 ini sebesar Rp10 juta.

Hasil dari usaha konveksi sudah dapat terlihat, seperti 2 ruko yang terletak di kompleks PIK Menteng Medan dan 1 rumah huni. “Dengan dua ruko tersebut saya sudah memiliki 8 karyawan,” tambahnya.

Sedangkan untuk gaji karyawannya dibayar setiap seminggu sekali dengan gaji per hari Rp35 ribu hingga Rp45 ribu.
Baginya, usaha konveksi ini ngeri-ngeri sedap. Karena tidak harus mengeluarkan modal khusus. “Biasanya pemesan akan memberikan uang muka, nah ini saja yang diputar,” tambahnya.

Sebagai pengusaha, dirinya juga menyadari kondisi pasar yang tidak setiap saat berpihak padanya. “Kalau sudah penceklik, saya minta karyawan untuk istirahat sementara waktu, nanti kalau sudah datang orderan, baru saya panggil lagi,” ungkapnya. (ram)
Selain menerima tempahan baju kaos, kemeja, dan lainnya. Alfahmi juga menerima tempahan berupa tas, koper dan lainnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/