MEDAN- Rencana pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung milik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sebagai Hub Port Indonesia telah menarik minat banyak investor, baik investor domestik maupun asing.
“Pekan lalu, kami menerima kunjungan dari Hungarian Sphaera and FoodVersum Commercial House Inc. Mereka tertarik mengembangkan pangan. Lalu kami juga menerima kunjungan dari Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China (LIC) Sumatera Utara yang membawa puluhan pengusaha asal Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) meninjau langsung Pelabuhan Kuala Tanjung dan Sei Mangkei,” kata Eriansyah, Humas Pelindo I, Jumat (14/12).
Eriansyah menambahkan sebelum kunjungan rombongan pengusaha China, Pelabuhan Kuala Tanjung juga telah dikunjungi para Konsulat Jenderal Negara-negara sahabat di Medan seperti China, Singapura, Malaysia, yang dikoordinir Pihak Pemprovsu.
“Mereka menyatakan ketertarikannya untuk melihat lebih jauh potensi berinvestasi di Sumatera Utara termasuk Pelabuhan Kuala Tanjung. Mereka menanyakan informasi yang terkait dengan prospek pengelolaan dan pengembangannya,” jelas Eriansyah.
Menurut dia Pelabuhan Kuala Tanjung cukup menarik bagi investor karena selain letaknya yang strategis di Selat Malaka, Pelabuhan Kuala Tanjung masuk dalam rangkaian program MP3EI dan dalam Master Plan Nasional Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi Hub Port Indonesia.
“Selain itu, Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi pendukung utama untuk kawasan industri Sei Mangke dan tentunya industri sawit di Sumatera yang merupakan komoditi utama hinterland Pelabuhan Kuala Tanjung dan Sumatera Utara secara keseluruhan,” kata Eriansyah.
Pelabuhan Kuala Tanjung adalah salah satu pelabuhan yang dikelola Pelindo I yang terletak di Selat Malaka dan merupakan jalur Main Line Operator (MLO). Arus petikemas yang menyinggahi Selat Malaka setiap tahunnya mencapai 45 juta Teus (Twenty Equivalent Unit’s) dan merupakan pasar transhipment yang potensial. Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan pelabuhan alam dengan kapasitas pengembangan mencapai lebih 20 juta Teus peti kemas pertahun. Dan saat ini Pelabuhan Kuala Tanjung telah ditetapkan menjadi logistik hub transportasi laut dan dalam hirarki Pelabuhan Nasional akan ditetapkan sebagai Hub Port Indonesia di wilayah Barat.
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi Hub Port akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional. Letak strategis di Selat Malaka sebagai selat tersibuk dalam jalur perdagangan dunia dan berdampingan langsung dengan pelabuhan besar dunia seperti PSA Singapura, Pelabuhan Tanjung Pelepas dan Pelabuhan Port Klang Malaysia, Pelabuhan Kuala Tanjung mempunyai peluang yang sama besar untuk menjadi pelabuhan besar seperti milik Negara tetangga.
Selain itu, potensi hinterland Pelabuhan Kuala Tanjung saat ini sangat besar terutama komoditi sawit yang meliputi hampir sebagian besar wilayah Sumatera seperti Aceh dan Sumatera Utara. Industri sawit ini akan menghasilkan CPO dan turunannya. Saat ini, kegiatan ekonomi utama Kelapa Sawit memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional, dimana sebagian besar lahan penghasil kelapa sawit di Indonesia berada di Sumatera. “Selain potensi komoditas hinterland sawit, Pelabuhan Kuala Tanjung akan menunjang Kawasan Industri Sei Mangkei dan mendukung terwujudnya program pemerintah MP3EI,” jelas Eriansyah.
“Jika Pelabuhan Kuala Tanjung telah menjadi Hub Port, maka tidak mustahil jika Pelabuhan Kuala Tajung akan menjadi lokomotif daya saing ekonomi Nasional dan Indonesia mampu bersaing dengan Negara tetangga,’ tegas Eriansyah.
Eriansyah menjelaskan bahwa di Pelabuhan Kuala Tanjung akan dibangun terminal petikemas dan terminal Curah Cair/CPO. Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan Hub Port Indonesia dan menurunkan biaya logistik nasional yang saat ini masih tinggi.
“Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung terdiri dari 21 modul dan untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kerjasama dengan menggandeng para investor,” kata Eriansyah. Dia menuturkan bahwa progress pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung saat ini masih dalam proses finalisasi Detail Engineering Design (DED) dan penyusunan Amdal, kata Eriansyah.(sih)