25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

BEI Sumut Target Gaet 15 Ribu Investor Baru pada Tahun Ini

2019, Investor Pasar Modal di Sumut Capai 50.023 SID

Kepala Perwakilan Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut Pintor Nasution saat memberikan keterangan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Kepala Perwakilan Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut Pintor Nasution saat memberikan keterangan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pada tahun 2020 ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan di Sumatera Utara (Sumut) jumlah investor bertambah 15 ribu orang atau single investor identification (SID). Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di provinsi ini 12 juta jiwa, angka tersebut masih terbilang minim.

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution kepada wartawan, Rabu (19/2). Ia menjelaskan, jumlah investor Sumut hingga akhir tahun 2019 baru mencapai 50.023 SID. Angka ini memang cukup bertumbuh signifikan jika dibanding tahun 2018 yang tercatat sebanyak 37.832 SID.

Karenanya, untuk memenuhi target 15 ribu investor baru di 2020 ini, Pintor mengaku akan melibatkan komunitas investor untuk menggaet investor baru khususnya dari kalangan milenial yang dinilai potensial. “Kita terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, salah satunya dengan melibatkan komunitas investor,” jelas Pintor.

Selain itu, BEI Perwakilan Sumut juga akan melakukan peningkatan literasi terkait saham lewat pembukaan galeri investasi di tempat umum, seperti di perguruan tinggi di Sumut. “Hal seperti itu, bisa menjadi poin dasar untuk mengetahui informasi tentang investasi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Pintor juga mengungkapkan, kendala yang masih mereka hadapi dalam meningkatkan pertumbuhan investor di Sumut yakni pola investasi yang disenangi masyarakat. Menurutnya, di Sumut pola investasi yang disenangi masyarakat seperti investasi emas. Kemudian, investasi dengan keuntungan besar dalam jangka waktu singkat, meski berisiko tinggi dan cenderung ilegal.

“Masyarakat Sumut itu lebih suka dijanjikan keuntungan yang besar, walau pun beresiko tinggi dan ilegal. Sementara kalau kita kan tidak bisa, dan bahkan dilarang menjanjikan keuntungan besar,” tandasnya. (gus)

2019, Investor Pasar Modal di Sumut Capai 50.023 SID

Kepala Perwakilan Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut Pintor Nasution saat memberikan keterangan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Kepala Perwakilan Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut Pintor Nasution saat memberikan keterangan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pada tahun 2020 ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan di Sumatera Utara (Sumut) jumlah investor bertambah 15 ribu orang atau single investor identification (SID). Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di provinsi ini 12 juta jiwa, angka tersebut masih terbilang minim.

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution kepada wartawan, Rabu (19/2). Ia menjelaskan, jumlah investor Sumut hingga akhir tahun 2019 baru mencapai 50.023 SID. Angka ini memang cukup bertumbuh signifikan jika dibanding tahun 2018 yang tercatat sebanyak 37.832 SID.

Karenanya, untuk memenuhi target 15 ribu investor baru di 2020 ini, Pintor mengaku akan melibatkan komunitas investor untuk menggaet investor baru khususnya dari kalangan milenial yang dinilai potensial. “Kita terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, salah satunya dengan melibatkan komunitas investor,” jelas Pintor.

Selain itu, BEI Perwakilan Sumut juga akan melakukan peningkatan literasi terkait saham lewat pembukaan galeri investasi di tempat umum, seperti di perguruan tinggi di Sumut. “Hal seperti itu, bisa menjadi poin dasar untuk mengetahui informasi tentang investasi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Pintor juga mengungkapkan, kendala yang masih mereka hadapi dalam meningkatkan pertumbuhan investor di Sumut yakni pola investasi yang disenangi masyarakat. Menurutnya, di Sumut pola investasi yang disenangi masyarakat seperti investasi emas. Kemudian, investasi dengan keuntungan besar dalam jangka waktu singkat, meski berisiko tinggi dan cenderung ilegal.

“Masyarakat Sumut itu lebih suka dijanjikan keuntungan yang besar, walau pun beresiko tinggi dan ilegal. Sementara kalau kita kan tidak bisa, dan bahkan dilarang menjanjikan keuntungan besar,” tandasnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/