25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Ada Keuntungan Buat Inalum

SUMUTPOS.CO – Perusahaan bauksit raksasa dunia Rusia Aluminium (UC RUSAL) kembali melakukan pembicaraan lanjutan terkait rencana investasi mereka di Indonesia. Investasi yang direncanakan segera masuk itu disebut mencapai USD6 miliar.

Pertemuan tersebut diwakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, yang bertemu dengan raja Aluminium yakni Oleg Vladimirovich Deripaska di Kantor Kementerian perekonomian, Selasa (19/11).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, perusahaan Rusia tersebut akan berinvestasi pada industri smelter di Indonesia.

UC RUSAL, tutur dia, berencana membangun sebuah pabrik smelter yang akan mengelola bauksit untuk kemudian diproduksi menjadi alumina sebelum menjadi aluminium foil.

“Mereka berencana berinvestasi di industri smelter kita. Khusus untuk produksi bauksit dan pengelolaannya ke alumina dan seterusnya,” tutur Hatta.

Hatta menjelaskan, hal ini akan membantu proses hilirisasi yang sedang digencarkan pemerintah. Investasi UC RUSAL ini, Hatta mencontohkan, akan membantu misalnya produksi PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang kini telah menjadi milik Indonesia.

“Investasi ini akan membantu meningkatkan proses hilirisasi kita, karena alumina juga akan dikelola hingga masuk ke beberapa industri hilir yang merupakan turunan dari aluminium,” lanjutnya.

Lebih jauh Hatta menuturkan, ini merupakan pertemuan ketiga dengan pihak Rusia setelah sebelumnya sempat bertemu dalam event APEC 2013 di Bali. Dia menyatakan, pemerintah menyambut baik rencana investasi ini. Selanjutnya, pembahasan tersebut akan semakin jelas hingga terealisasi.

“Sudah beberapa kali ketemu. Pemerintah menyambut baik rencana investasi ini. Kita ikuti perkembangan selanjutnya,” terangnya.

Hatta mengungkapkan, investasi sebesar USD6 miliar tersebut akan dimulai dengan pembangunan pabrik smelater yang akan mengelola bauksit menjadi alumina sebelum diolah menjadi aluminium foil. Angka tersebut lebih awal akan dimulai dengan nominal USD3 miliar.

“Mereka akan mulai dengan USD3 miliar untuk awal. Pembangunan smelternya akan segera dilakukan,” tutur Hatta.

Ditegaskan Hatta, untuk tembaga masih harus dibahas, karena sudah 30 persen pengelolaannya dilakukan Indonesia. Smelter ini direncanakan akan dibangun di Kalimantan.(net/bbs/jpnn)

SUMUTPOS.CO – Perusahaan bauksit raksasa dunia Rusia Aluminium (UC RUSAL) kembali melakukan pembicaraan lanjutan terkait rencana investasi mereka di Indonesia. Investasi yang direncanakan segera masuk itu disebut mencapai USD6 miliar.

Pertemuan tersebut diwakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, yang bertemu dengan raja Aluminium yakni Oleg Vladimirovich Deripaska di Kantor Kementerian perekonomian, Selasa (19/11).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, perusahaan Rusia tersebut akan berinvestasi pada industri smelter di Indonesia.

UC RUSAL, tutur dia, berencana membangun sebuah pabrik smelter yang akan mengelola bauksit untuk kemudian diproduksi menjadi alumina sebelum menjadi aluminium foil.

“Mereka berencana berinvestasi di industri smelter kita. Khusus untuk produksi bauksit dan pengelolaannya ke alumina dan seterusnya,” tutur Hatta.

Hatta menjelaskan, hal ini akan membantu proses hilirisasi yang sedang digencarkan pemerintah. Investasi UC RUSAL ini, Hatta mencontohkan, akan membantu misalnya produksi PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang kini telah menjadi milik Indonesia.

“Investasi ini akan membantu meningkatkan proses hilirisasi kita, karena alumina juga akan dikelola hingga masuk ke beberapa industri hilir yang merupakan turunan dari aluminium,” lanjutnya.

Lebih jauh Hatta menuturkan, ini merupakan pertemuan ketiga dengan pihak Rusia setelah sebelumnya sempat bertemu dalam event APEC 2013 di Bali. Dia menyatakan, pemerintah menyambut baik rencana investasi ini. Selanjutnya, pembahasan tersebut akan semakin jelas hingga terealisasi.

“Sudah beberapa kali ketemu. Pemerintah menyambut baik rencana investasi ini. Kita ikuti perkembangan selanjutnya,” terangnya.

Hatta mengungkapkan, investasi sebesar USD6 miliar tersebut akan dimulai dengan pembangunan pabrik smelater yang akan mengelola bauksit menjadi alumina sebelum diolah menjadi aluminium foil. Angka tersebut lebih awal akan dimulai dengan nominal USD3 miliar.

“Mereka akan mulai dengan USD3 miliar untuk awal. Pembangunan smelternya akan segera dilakukan,” tutur Hatta.

Ditegaskan Hatta, untuk tembaga masih harus dibahas, karena sudah 30 persen pengelolaannya dilakukan Indonesia. Smelter ini direncanakan akan dibangun di Kalimantan.(net/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/