25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Amankan Kebutuhan Ramadan, Ratusan Ribu Ton Daging Impor Segera Masuk

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong percepatan penugasan pengadaan daging dari luar negeri alias impor oleh BUMN Pangan. Pihaknya terus memastikan ketersediaan dan stabilisasi harga daging ruminansia (sapi dan kerbau) menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, optimalisasi stok daging dalam negeri tetap menjadi prioritas untuk memenuhi lonjakan permintaan daging jelang puasa dan lebaran. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan opsi pengadaan dari luar.

Ini mengingat berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, stok awal daging nasional di Januari 2023 sebesar 56 ribu ton. Sementara rata-rata kebutuhan daging nasional perbulan sebesar 67 ribu ton.

“Dari penghitungan neraca tersebut, tentunya stok daging untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran harus di-top-up, agar dapat memenuhi lonjakan permintaan dan kebutuhan setelahnya,” kata Arief dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/2).

Untuk itu, kata Arief, demi menjaga stok daging dan agar tidak terjadi kelangkaan, Bapanas mendorong percepatan pengadaan daging sapi dan kerbau dari luar negeri melalui BUMN Pangan. “Kita telah sampaikan permintaan agar Menteri BUMN menugaskan ID FOOD untuk melakukan pengadaan daging sapi. Kita juga sudah minta BULOG untuk pengadaan daging kerbau,” imbuhnya.

Melalui penugasan tersebut ID FOOD, akan melakukan pengadaan sekitar 100 ribu ton daging sapi. Sementara Bulog akan melakukan pengadaan sekitar 100 ribu ton daging kerbau.

“Pengadaan tersebut diprioritaskan untuk memenuhi lonjakan permintaan HBKN Ramadan dan Idul Fitri 2023. Kedatangan dilakukan secara bertahap, Kita percepat (kedatangannya) sebelum Lebaran untuk menambah stok dan menjaga harga daging di masyarakat,” paparnya.

Penugasan pengadaan ini, menurut Arief, sesuai dengan kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada Januari lalu dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan 2023 dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI agar Kementerian/Lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat.

Arief mengatakan, selanjutnya daging sapi dan kerbau tersebut akan didistribusikan dalam beberapa jenis sehingga lebih terjangkau dan masyarakat punya banyak pilihan. Pertama jenis hot meat atau daging sapi yang langsung diperoleh dari proses setelah pemotongan sapi hidup harganya sekitar Rp 135 ribu-Rp 140 ribu per kg.

Kemudian daging sapi beku/frozen yang didatangkan dari Brazil harganya kurang lebih Rp 110 ribu per kg, dan daging kerbau dengan harga sekitar Rp 80 ribu per kg. “Kita kasih pilihan, masyarakat mau pilih yang mana, daging sapi dari sapi hidup yang baru di sembelih, daging sapi frozen, daging kerbau,” jelasnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, daging ruminansia merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang ketersediaannya masih harus ditunjang pasokan dari luar. Mengingat produksi dalam negeri belum bisa menutupi kebutuhan nasional. Diperkirakan pada tahun 2023 produksi daging ruminansia dalam negeri sebanyak 404 ribu ton, sedangkan angka kebutuhannya sekitar 815 ribu ton dalam satu tahun.

“Untuk memenuhi kekurangan pasokan tersebut diperlukan pasokan luar. Langkah pengadaan dari luar ini yang kita dorong dan percepat dari awal, selain karena puasa dan lebaran waktunya lebih maju, juga agar tidak terjadi kelangkaan di masyarakat sepanjang tahun,” terangnya.

Adapun untuk harga rata-rata daging ruminansia nasional di tingkat konsumen, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 20 Februari berada di Rp 134.110 per kg. Harga tersebut masih di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan yaitu Rp 140.000 per kg dan cenderung stabil sejak Oktober 2022. (jpc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong percepatan penugasan pengadaan daging dari luar negeri alias impor oleh BUMN Pangan. Pihaknya terus memastikan ketersediaan dan stabilisasi harga daging ruminansia (sapi dan kerbau) menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, optimalisasi stok daging dalam negeri tetap menjadi prioritas untuk memenuhi lonjakan permintaan daging jelang puasa dan lebaran. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan opsi pengadaan dari luar.

Ini mengingat berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, stok awal daging nasional di Januari 2023 sebesar 56 ribu ton. Sementara rata-rata kebutuhan daging nasional perbulan sebesar 67 ribu ton.

“Dari penghitungan neraca tersebut, tentunya stok daging untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran harus di-top-up, agar dapat memenuhi lonjakan permintaan dan kebutuhan setelahnya,” kata Arief dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/2).

Untuk itu, kata Arief, demi menjaga stok daging dan agar tidak terjadi kelangkaan, Bapanas mendorong percepatan pengadaan daging sapi dan kerbau dari luar negeri melalui BUMN Pangan. “Kita telah sampaikan permintaan agar Menteri BUMN menugaskan ID FOOD untuk melakukan pengadaan daging sapi. Kita juga sudah minta BULOG untuk pengadaan daging kerbau,” imbuhnya.

Melalui penugasan tersebut ID FOOD, akan melakukan pengadaan sekitar 100 ribu ton daging sapi. Sementara Bulog akan melakukan pengadaan sekitar 100 ribu ton daging kerbau.

“Pengadaan tersebut diprioritaskan untuk memenuhi lonjakan permintaan HBKN Ramadan dan Idul Fitri 2023. Kedatangan dilakukan secara bertahap, Kita percepat (kedatangannya) sebelum Lebaran untuk menambah stok dan menjaga harga daging di masyarakat,” paparnya.

Penugasan pengadaan ini, menurut Arief, sesuai dengan kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada Januari lalu dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan 2023 dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI agar Kementerian/Lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat.

Arief mengatakan, selanjutnya daging sapi dan kerbau tersebut akan didistribusikan dalam beberapa jenis sehingga lebih terjangkau dan masyarakat punya banyak pilihan. Pertama jenis hot meat atau daging sapi yang langsung diperoleh dari proses setelah pemotongan sapi hidup harganya sekitar Rp 135 ribu-Rp 140 ribu per kg.

Kemudian daging sapi beku/frozen yang didatangkan dari Brazil harganya kurang lebih Rp 110 ribu per kg, dan daging kerbau dengan harga sekitar Rp 80 ribu per kg. “Kita kasih pilihan, masyarakat mau pilih yang mana, daging sapi dari sapi hidup yang baru di sembelih, daging sapi frozen, daging kerbau,” jelasnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, daging ruminansia merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang ketersediaannya masih harus ditunjang pasokan dari luar. Mengingat produksi dalam negeri belum bisa menutupi kebutuhan nasional. Diperkirakan pada tahun 2023 produksi daging ruminansia dalam negeri sebanyak 404 ribu ton, sedangkan angka kebutuhannya sekitar 815 ribu ton dalam satu tahun.

“Untuk memenuhi kekurangan pasokan tersebut diperlukan pasokan luar. Langkah pengadaan dari luar ini yang kita dorong dan percepat dari awal, selain karena puasa dan lebaran waktunya lebih maju, juga agar tidak terjadi kelangkaan di masyarakat sepanjang tahun,” terangnya.

Adapun untuk harga rata-rata daging ruminansia nasional di tingkat konsumen, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 20 Februari berada di Rp 134.110 per kg. Harga tersebut masih di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan yaitu Rp 140.000 per kg dan cenderung stabil sejak Oktober 2022. (jpc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/