MANDALIKA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo meresmikan operasional KEK Mandalika setelah tertahan selama 29 tahun. Peresmian ini diharapkan dapat mampu membawa multiplier effect perekonomian yang besar bagi masyarakat NTB, khususnya masyarakat sekitar kawasan.
Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer mengatakan, peresmian operasionalisasi ini merupakan penghargaan besar bagi usaha ITDC selaku pengelola kawasan Mandalika dalam mengemban amanat Presiden dan Kementerian BUMN dalam mewujudkan harapan masyarakat NTB untuk memiliki KEK Pariwisata yang mampu mengelola potensi wisata NTB.
“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga peresmian operasionalisasi KEK Mandalika sebagai perwujudan pembangunan Indonesia dari pinggiran dapat terlaksana,” ujar Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer.
Dengan peresmian ini, ditambah segala perencanaan pengembangan kawasan yang ada, ia optimistis KEK Mandalika dapat membawa multiplier effect perekonomian yang besar. Yakni bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat serta khususnya masyarakat sekitar kawasan.
Abdulbar mengatakan, ITDC telah melakukan pembangunan infrastruktur secara intensif di zona inti kawasan. Sejak saat itu, sedikitnya ada 10 unit baru berbentuk homestay, resto, café, dan toko retail memulai usaha di zona Barat kawasan.
“Jumlah ini diyakini masih akan bertambah sejalan dengan kegiatan pengembangan kawasan dan proyek yang berlangsung. Secara bertahap, diyakini dalam lima tahun ke depan, KEK Mandalika diperkirakan akan mampu menyerap hampir 5000 tenaga kerja lokal,” kata dia.
Selain itu, guna terus mendorong peningkatan ekonomi rakyat, ITDC juga tengah menata area publik di kawasan Pantai Kuta Mandalika dan mengembangkan kawasan UMKM di area kawasan tersebut. Kawasan UMKM ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri dan pebisnis lokal.
Lebih lanjut Abdulbar mengatakan, saat ini ITDC terus menyiapkan infrastruktur dasar yang ditargetkan selesai pada tahun 2018. Antara lain jalan raya di dalam kawasan sepanjang 17 kilometer, jalur pipa distribusi air bersih dan jaringan listrik PLN.
ITDC dikatakannya juga telah menyelesaikan pembangunan instalasi pengolah air bersih berteknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) tahap I yang telah beroperasi sejak November 2016.
Guna memastikan nilai-nilai lokal NTB sebagai kawasan Islami serta sebagai salah satu destinasi wisata halal, Kawasan The Mandalika juga dilengkapi Masjid Nurul Bilad Mandalika yang arsitekturnya mengadopsi nilai kearifan lokal dari Masjid Bayan, Kabupaten Lombok Utara dan Bangunan Adat Beleq Sembalun.
Masjid ini memiliki luas 5 hektare dan mampu menampung total 5.500 orang yaitu 2.000 orang didalam masjid, 500 orang di selasar, 2.000 orang di courtyard dan 1.000 orang di plaza.
Dari sisi administratif, guna mempercepat pengembangan KEK Pariwisata Mandalika dan meningkatkan kemudahan pengurusan izin investasi dalam kawasan yang selama ini sudah berjalan secara efektif secara kelembagaan dan SDM, ITDC telah menyiapkan kantor Administrator KEK Mandalika.
Percepatan pembangunan KEK Mandalika oleh ITDC ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat khususnya Kementrian Keuangan melalui Direktorat Bea dan Cukai.
Bea Cukai siap memfasilitasi pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika dalam bentuk kemudahan-kemudahan dan fasilitas di bidang kepabeanan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada Kawasan Ekonomi Khusus serta PP Nomor 96 Tahun 2015.
“Dengan adanya pelayanan perijinan terpadu ini ditargetkan proses perijinan investor hanya memakan waktu tiga jam. Dengan lahan kelola seluas 1.175 hektar berstatus clean and clear, didukung kemudahan dalam hal perizinan dan fasilitas bidang kepabeanan, kami optimistis makin banyak investor yang akan menanamkan modal di The Mandalika,” ujar dia. Sejak setahun terakhir, sebut Abdulbar, investasi yang masuk ke KEK Mandalika sudah oversubscribed.
Terdapat sekitar tujuh investor telah menandatangani MOU dengan ITDC. Bahkan, lima dari tujuh investor tersebut sudah masuk tahap investasi dengan menandatangani LUDA (Land Use & Development Agreement) dengan total nilai investasi mencapai Rp 6,2 Triliun.Bahkan dalam waktu dekat, ada sejumlah investor tersebut yang dipastikan sudah mulai membangun hotel di KEK Mandalika, diantaranya Hotel Royal Tulip (Investor asal Korea Selatan), Hotel Pullman (oleh ITDC), Hotel Paramount (Investor asal Amerika Serikat), Hotel X2 (Investor asal Indonesia) dan Hotel ClubMed (oleh ITDC).
ITDC menargetkan kelima hotel tersebut dapat mulai beroperasi guna mengejar target operasional 1.200 kamar hotel pada tahun 2019.
Selain tujuh investor tersebut, dengan mengandeng Vinci Grand Project (BUMN asal Prancis), ITDC juga berencana mengembangkan Mandalika Street Race Circuit Cluster seluas 120 Ha dengan nilai investasi mencapai Rp 6,7 Triliun.
Pembangunan komplek sirkuit yang di dalamnya terdapat tujuh hotel dan convention center (gedung pertemuan) ini, rencananya akan selesai dibangun pada 2019 mendatang. Hingga saat ini, total keseluruhan komitmen investasi yang masuk ke KEK Mandalika telah mencapai Rp 12,7 Triliun.
“Dengan diresmikannya KEK Mandalika dan akan beroperasinya sejumlah proyek tersebut di masa depan, kami optimistis The Mandalika akan mampu menjadi destinasi pariwisata baru berstandar internasional di Indonesia atau bisa menjadi ‘Bali Baru’ serta mampu membantu mewujudkan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2019 yang dicanangkan Pemerintah,” tutup Abdulbar M. Mansoer.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi capaian yang telah diraih Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC) Mandalika. Ia pun bersyukur bahwa operasional KEK Mandalika pun segera berjalan setelah diresmikan Presiden.
Sejak lama Menpar memimpikan agar KEK Mandalika segera beroperasi. Tidak jarang dirinya meminta agar dilakukan percepatan di KEK Mandalika.
Menpar sendiri dalam berbagai kesempatan selalu mempromosikan keberadan KEK Pariwisata di Indonesia. Salah satunya adalah KEK Mandalika. “Harapan publik sudah sangat tinggi terhadap Mandalika. Karena itu setelah peresmian ini pun action-nya harus lebih cepat lagi,” ujar Menpar.
Ia juga menaruh perhatian pada penguatan konten lokal di dalam pembangunan KEK Mandalika. Salah satunya menjadikan salah satu bagian kawasan Mandalika yang muslim friendly. Hal ini karena selain kekuatan lokal dari masyarakat yang tinggi, NTB juga sudah dikenal luas sebagai destinasi halal dunia.
Terbukti dari deretan penghargaan yang diterima NTB di kancah dunia. Lombok dengan KEK Mandalika diproyeksikan sebagai destinasi halal, dengan pasar utama negara-negara Arab. “Pasar Halal Tourism itu besar, bahkan lebih besar dari outbond-nya Tiongkok yang 100 juta orang itu,” ungkap Menpar.
Karena itu ia mendorong keterlibatan aktif seluruh pihak dengan semangat Indonesia Incorporated. “Karena ketika Presiden sudah menetapkan pariwisata sebagai leading sector, maka seluruh pihak harus mendukung,” ujar Menpar. (rel)