JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Pembentukan holding BUMN pelabuhan, terus dibicarakan berbagai pihak. Pasalnya, dengan adanya holding, bakal meningkatkan kapasitas perusahaan serta lebih efisien. Apalagi fenomena disruption, sudah mulai masuk ke dalam kegiatan pelabuhan. Untuk memuluskan holding, perusahaan BUMN pelabuhan, seperti Pelindo I, II, III dan IV, perlu berkolaborasi.
“Itu supaya kita lebih kompetitif.Kalau masing-masing ingin mengadakan sistem sendiri, itu akan mahal,” ujar Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang, saat menghadiri Gathering Stakeholder, yang digelar IPC, belum lama ini.
Terkait hal itu, ia mengaku telah berdiskusi dengan direksi Pelindo. Mulai dari direksi Pelindo I, II, III dan IV. Ia berharap pelindo II bisa memimpin. “Yah harus kerjasamalah. Jangan bikin sistem door to door. pelindo II mengawali, yang lain bikin dari awal lagi. Ini yang bikin mahal. Sistem IT di Pelindo II sudah baik, yang lain ngembangin lagi. Harus berbagi, mengembangkan bersama-sama,” ujar Bambang. “Itu kejadian dimana-mana selalu begitu,” imbuhnya.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, pembentukan holding ataupun kolaborasi, bukan pekerjaan mudah. Termasuk di sektor perbankan. Mentri BUMN sekarang menjadikan Himbara jadi lead. “Kadang-kadang harus pemaksaan. Kalau tidak pemaksaan, egonya masing-masing masih tinggi. Tapi bertahap,” jelas Bambang.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya menitipkan kepada Elvyn G. Masassya, Pelindo II yang sudah mendeklarasikan diri sebagai IPC, harusnya bisa menjadi lead bagi Pelindo-Pelindo yang lain. “Untuk bersatu, dan menjadi satuan yang terintegrasi. Paling tidak sistem dalam kerjasama. Sehingga jauh lebih efisien,” pungkasnya. (jpg/ram)