25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dukung Peternak Sapi di Situbondo , XL Axiata Bangun Solusi Digital “Satwa Nusantara’

JELASKAN: Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya, saat menjelaskan tentang penggunaan “Satwa Nusantara” kepada petinggi Desa Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Senin (17/12). Dengan aplikasi ini, dapat memantau keadaan ternak yang dimiliki oleh peternak.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melanjutkan komitmen untuk mendukung upaya pengentasan desa tertinggal. Sesuai dengan kompetensi dan bidang usaha tempat berkecimpung, XL Axiata melakukannya dengan membangun solusi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan warga desa yang disasar.

Seperti pada solusi terbaru, XL Axiata membangun solusi inovatif berkonsep Farm Chain Management System (FCMS) “Satwa Nusantara” untuk warga Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto dan Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya meresmikan penggunaan solusi tersebut di Situbondo, Senin (17/12).

Yessie D Yosetya mengatakan, Desa Karang Tekok masuk kategori tertinggal sesuai data Kementerian Desa dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Republik Indonesia.

Kata Yessie, solusi “Satwa Nusantara” akan membantu para petani pemilik ternak di lokasi itu untuk memastikan ternak-ternak mereka, terutama sapi, bisa tercukupi pakan dan kondisi kesehatannya sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau.

“Sapi adalah aset utama warga, tapi selama ini mereka harus menghadapi persoalan saat musim kemarau. Di mana pakan tidak mencukupi, sehingga sapi kelaparan dan bobotnya menyusut drastis. Lalu, daripada mati. Mereka menjualnya dengan harga sangat rendah. Padahal, sapi-sapi yang diternakkan warga adalah sapi dari jenis unggul yang punya potensi besar secara ekonomi untuk dikembangkan,” papar Yessie.

Menurut Yessie, melalui solusi digital ini juga akan bisa memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa ke depan.

Sesuai dengan namanya, lanjut Yessie, solusi berbasis FCMS memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir. Mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, bahkan hingga pengembangan produk dari ternak.

“Untuk keperluan di Desa Karang Tekok ini, “Satwa Nusantara” baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pakan dan kesehatan ternak,” kata Yessie lagi.

Yessie berharap, solusi digital “Satwa Nusantara” yang dibangun XL Axiata bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur, akan mampu mengatasi salah satu simpul persoalan yang ada di desa tersebut.

Penerapan solusi ini, kata Yessie, akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan. Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan. Ini untuk mudah dipantau kondisinya, sekaligus mudah memberikan makan. “Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas,” bilang Yessie.

Solusi ini bisa dijalankan berdasarkan data atas ternak yang dikirimkan oleh masing-masing petani pemiliknya. Data-data sapi ini meliputi data mengenai umur, jenis kelamin, bobot, jenis sapi, bahan baku pakan dan stok pakan jadi.

Data-data tersebut kemudian akan disimpan di bank data yang dikelola oleh admin yang dijalankan oleh tim dari Fakultas Pertanian Universitas Jember di bawah supervisi dua ahli pertanian Dr. Hidayat Teguh Wiyono dan Kahar Muzakhar PhD yang menjadi partner dalam proyek ini. Secara berkala, sesuai dengan perkembangan kondisi ternak, para pemilik sapi akan memperbarui data-data tersebut. Dengan demikian validitas data akan selalu terjaga, sehingga analisa yang dihasilkan juga berkualitas.

Untuk peternak, pemantauan dan pembaruan data terkait kondisi sapi dan pakannya bisa dilakukan juga secara digital. Untuk itu, disediakan aplikasi sederhana yang mudah mereka dioperasikan.

Pengelolaan data-data ternak ini akan bisa menghasilkan antara lain data riil dan analisa mengenai populasi sapi. (ila/ram)

JELASKAN: Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya, saat menjelaskan tentang penggunaan “Satwa Nusantara” kepada petinggi Desa Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Senin (17/12). Dengan aplikasi ini, dapat memantau keadaan ternak yang dimiliki oleh peternak.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melanjutkan komitmen untuk mendukung upaya pengentasan desa tertinggal. Sesuai dengan kompetensi dan bidang usaha tempat berkecimpung, XL Axiata melakukannya dengan membangun solusi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan warga desa yang disasar.

Seperti pada solusi terbaru, XL Axiata membangun solusi inovatif berkonsep Farm Chain Management System (FCMS) “Satwa Nusantara” untuk warga Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto dan Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya meresmikan penggunaan solusi tersebut di Situbondo, Senin (17/12).

Yessie D Yosetya mengatakan, Desa Karang Tekok masuk kategori tertinggal sesuai data Kementerian Desa dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Republik Indonesia.

Kata Yessie, solusi “Satwa Nusantara” akan membantu para petani pemilik ternak di lokasi itu untuk memastikan ternak-ternak mereka, terutama sapi, bisa tercukupi pakan dan kondisi kesehatannya sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau.

“Sapi adalah aset utama warga, tapi selama ini mereka harus menghadapi persoalan saat musim kemarau. Di mana pakan tidak mencukupi, sehingga sapi kelaparan dan bobotnya menyusut drastis. Lalu, daripada mati. Mereka menjualnya dengan harga sangat rendah. Padahal, sapi-sapi yang diternakkan warga adalah sapi dari jenis unggul yang punya potensi besar secara ekonomi untuk dikembangkan,” papar Yessie.

Menurut Yessie, melalui solusi digital ini juga akan bisa memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa ke depan.

Sesuai dengan namanya, lanjut Yessie, solusi berbasis FCMS memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir. Mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, bahkan hingga pengembangan produk dari ternak.

“Untuk keperluan di Desa Karang Tekok ini, “Satwa Nusantara” baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pakan dan kesehatan ternak,” kata Yessie lagi.

Yessie berharap, solusi digital “Satwa Nusantara” yang dibangun XL Axiata bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur, akan mampu mengatasi salah satu simpul persoalan yang ada di desa tersebut.

Penerapan solusi ini, kata Yessie, akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan. Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan. Ini untuk mudah dipantau kondisinya, sekaligus mudah memberikan makan. “Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas,” bilang Yessie.

Solusi ini bisa dijalankan berdasarkan data atas ternak yang dikirimkan oleh masing-masing petani pemiliknya. Data-data sapi ini meliputi data mengenai umur, jenis kelamin, bobot, jenis sapi, bahan baku pakan dan stok pakan jadi.

Data-data tersebut kemudian akan disimpan di bank data yang dikelola oleh admin yang dijalankan oleh tim dari Fakultas Pertanian Universitas Jember di bawah supervisi dua ahli pertanian Dr. Hidayat Teguh Wiyono dan Kahar Muzakhar PhD yang menjadi partner dalam proyek ini. Secara berkala, sesuai dengan perkembangan kondisi ternak, para pemilik sapi akan memperbarui data-data tersebut. Dengan demikian validitas data akan selalu terjaga, sehingga analisa yang dihasilkan juga berkualitas.

Untuk peternak, pemantauan dan pembaruan data terkait kondisi sapi dan pakannya bisa dilakukan juga secara digital. Untuk itu, disediakan aplikasi sederhana yang mudah mereka dioperasikan.

Pengelolaan data-data ternak ini akan bisa menghasilkan antara lain data riil dan analisa mengenai populasi sapi. (ila/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/