30 C
Medan
Saturday, December 7, 2024
spot_img

Pelaksanaan FDT 2018 Dinilai Buruk, Pengamat Pariwisata: Pengganti Hidayati Sudah Layak Dicari

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO– Festival Danau Toba (FDT) 2018 yang digelar di Kabupaten Dairi, dinilai buruk dan sepi dari wisatawan menunjukkan suatu kegagalan panitia.

Oleh karena itu, sudah saatnya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mencari orang untuk mengganti posisi Hidayati sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut.

“Pimpinan daerah (Gubsu) harus bisa merekrut SDM yang berkompeten di bidangnya, sehingga program yang berjalan dapat dilaksanakan secara maksimal dan menghasilkan pencapaian target optimal,”ujar Pengamat Perencanaan Pariwisata, Siti Hajar, Ssos MSP kepada Sumut Pos, Kamis (20/12) pagi.

Menurut Siti, FDT membutuhkan koordinasi yang tepat dan optimal dari seluruh pemerintah daerah sehingga bisa menyatukan visi dan misi dalam pencapaian target untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Danau terbesar di Asia itu, dan meningkatkan perekonomian masyarakat dalam sektor pariwisata.

“Pertumbuhan pariwisata dapat tidak terkendali diakibatkan oleh perencanaan yang tidak baik dan tidak berkualitas,” terang Siti.

Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip UMSU) ini mengungkapkan, dalam pembangunan pariwisata sangat membutuhkan perencanaan yang matang sehingga dapat membangun koordinasi antar semua instansi dan pihak yang terlibat pada sebuah kegiatan seperti FDT.

“Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata melalui program FDT adalah membuat perencanaan terpadu yang sejalan dengan sektor lain secara keseluruhan. Namun, harus sesuai dengan acuan atau standar yang telah ditentukan melalui kesepakatan bersama antar pemerintah daerah atau lembaga yang terkait,” jelas Hajar.

Siti menambahkan, kontribusi Pemprov Sumut sangat diperlukan untuk memajukan destinasi objek wisata di Danau Toba melalui program-program yang dibuat dengan baik dan berkualitas kedepannya agar FDT yang buruk tahun ini, tidak terulang pada tahun mendatang.

“FDT itu sangat membutuhkan interaksi yang terpadu dan menyeluruh pada lembaga yang terlibat, sehingga menimalisirkan adanya persaingan antar daerah yang berdampak negatif bagi pariwisata,” tandasnya.

FDT yang berlangsung sejak 5-8 Desember 2018 di Kabupaten Dairi sudah nampak tidak berjalan dengan baik sebelum pelaksanaan FDT.

Kondisi itupun membuat Dinas Pariwisata Samosir tarik diri atau absen sebagai peserta FDT tahun 2018.

Alasannya, dinilai FDT 2018 tidak mam pu menarik kunjungan wisata dengan jumlah besar dan mendorong perekonomian masyarakat dibidang Pariwisata. Faktanya, FDT di Kabupaten Dairi sunyi kunjungan wisata dan pelaku usaha dari masyarakat banyak merugi.

“Kami Samosir memutuskan tidak ikut serta FDT 2018. Karena, belajar dari FDT 2016 dan 2017. Maka kami lihat, tidak ada daya angkat industri Pariwisata ke Samosir, kami putuskan tidak menganggarkan untuk FDT,” ucap Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos, baru-baru ini.

Ombang mengungkapkan seharusnya, FDT mampu memberikan poin plus untuk kemajuan dan perkembangan Danau Toba dari event-event digelar di FDT. Bukan sebaliknya, dinilai ‘event buruk’. ”Konsep FDT kami pertama bayangkan (bisa menarik wisatawan dengan jumlah besar), bukan FDT seperti itu (Buruk),” kata Ombang. (gus/han)

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO– Festival Danau Toba (FDT) 2018 yang digelar di Kabupaten Dairi, dinilai buruk dan sepi dari wisatawan menunjukkan suatu kegagalan panitia.

Oleh karena itu, sudah saatnya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mencari orang untuk mengganti posisi Hidayati sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut.

“Pimpinan daerah (Gubsu) harus bisa merekrut SDM yang berkompeten di bidangnya, sehingga program yang berjalan dapat dilaksanakan secara maksimal dan menghasilkan pencapaian target optimal,”ujar Pengamat Perencanaan Pariwisata, Siti Hajar, Ssos MSP kepada Sumut Pos, Kamis (20/12) pagi.

Menurut Siti, FDT membutuhkan koordinasi yang tepat dan optimal dari seluruh pemerintah daerah sehingga bisa menyatukan visi dan misi dalam pencapaian target untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Danau terbesar di Asia itu, dan meningkatkan perekonomian masyarakat dalam sektor pariwisata.

“Pertumbuhan pariwisata dapat tidak terkendali diakibatkan oleh perencanaan yang tidak baik dan tidak berkualitas,” terang Siti.

Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip UMSU) ini mengungkapkan, dalam pembangunan pariwisata sangat membutuhkan perencanaan yang matang sehingga dapat membangun koordinasi antar semua instansi dan pihak yang terlibat pada sebuah kegiatan seperti FDT.

“Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata melalui program FDT adalah membuat perencanaan terpadu yang sejalan dengan sektor lain secara keseluruhan. Namun, harus sesuai dengan acuan atau standar yang telah ditentukan melalui kesepakatan bersama antar pemerintah daerah atau lembaga yang terkait,” jelas Hajar.

Siti menambahkan, kontribusi Pemprov Sumut sangat diperlukan untuk memajukan destinasi objek wisata di Danau Toba melalui program-program yang dibuat dengan baik dan berkualitas kedepannya agar FDT yang buruk tahun ini, tidak terulang pada tahun mendatang.

“FDT itu sangat membutuhkan interaksi yang terpadu dan menyeluruh pada lembaga yang terlibat, sehingga menimalisirkan adanya persaingan antar daerah yang berdampak negatif bagi pariwisata,” tandasnya.

FDT yang berlangsung sejak 5-8 Desember 2018 di Kabupaten Dairi sudah nampak tidak berjalan dengan baik sebelum pelaksanaan FDT.

Kondisi itupun membuat Dinas Pariwisata Samosir tarik diri atau absen sebagai peserta FDT tahun 2018.

Alasannya, dinilai FDT 2018 tidak mam pu menarik kunjungan wisata dengan jumlah besar dan mendorong perekonomian masyarakat dibidang Pariwisata. Faktanya, FDT di Kabupaten Dairi sunyi kunjungan wisata dan pelaku usaha dari masyarakat banyak merugi.

“Kami Samosir memutuskan tidak ikut serta FDT 2018. Karena, belajar dari FDT 2016 dan 2017. Maka kami lihat, tidak ada daya angkat industri Pariwisata ke Samosir, kami putuskan tidak menganggarkan untuk FDT,” ucap Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos, baru-baru ini.

Ombang mengungkapkan seharusnya, FDT mampu memberikan poin plus untuk kemajuan dan perkembangan Danau Toba dari event-event digelar di FDT. Bukan sebaliknya, dinilai ‘event buruk’. ”Konsep FDT kami pertama bayangkan (bisa menarik wisatawan dengan jumlah besar), bukan FDT seperti itu (Buruk),” kata Ombang. (gus/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/