23.1 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Komisi VII Usulkan Harga Gas jadi Satu Harga

Begitu juga yang harus dilakukan Komisi VII dalam upaya menyeragamkan harga gas seluruh Indonesia. Ia yakin pada prinsipnya pemerintah mau mendengar aspirasi dan keluhan pengguna gas. Meskipun, kemungkinan akan ada pengurangan margin di Pertamina, Pertagas atau PGN nantinya. Sebab merekalah yang mendistribusikan gas ke seluruh daerah.

“Yang saya pahami  soal harga ini akan ditentukan jarak lokasi lapangan gas terhadap pengguna. Berbeda dari komoditas minyak atau komoditas lainnya. Kalau gas hanya dapat mencapai konsumen apabila dialirkan melalui pipa gas, dikompresi (CNG), atau dibuat cair terlebih dahulu (LNG), kemudian dikapalkan dan dikembalikan ke fase gas di terminal penerima untuk selanjutnya dialirkan ke pipa transmisi dan distribusi. Tentu ini tidak mudah,” ungkapnya.

Menurut dia, persoalan menjadi rumit manakala volume cadangan gas yang tersedia tidak cukup justifiable secara ekonomis apabila diperhitungkan dengan tambahan biaya penyambungan ke jalur pipa. Di sisi lain, apabila pasar konsumen gas di sekitar lokasi yang akan dilalui jalur belum tumbuh, itu tidak akan memberikan insentif dorongan bagi investor transmisi gas untuk membangunnya.

“Artinya begini. Kita sudah memberi inisiatif tentang harga gas yang seragam di seluruh Indonesia. Tinggal mengkalkulasi kira-kira dari sisi infrastruktur dan kesiapan kita menerapkan satu harga. Memang ada problem tapi coba sama-sama kita cari solusi,” pungkasnya. (ila/ram)

 

Begitu juga yang harus dilakukan Komisi VII dalam upaya menyeragamkan harga gas seluruh Indonesia. Ia yakin pada prinsipnya pemerintah mau mendengar aspirasi dan keluhan pengguna gas. Meskipun, kemungkinan akan ada pengurangan margin di Pertamina, Pertagas atau PGN nantinya. Sebab merekalah yang mendistribusikan gas ke seluruh daerah.

“Yang saya pahami  soal harga ini akan ditentukan jarak lokasi lapangan gas terhadap pengguna. Berbeda dari komoditas minyak atau komoditas lainnya. Kalau gas hanya dapat mencapai konsumen apabila dialirkan melalui pipa gas, dikompresi (CNG), atau dibuat cair terlebih dahulu (LNG), kemudian dikapalkan dan dikembalikan ke fase gas di terminal penerima untuk selanjutnya dialirkan ke pipa transmisi dan distribusi. Tentu ini tidak mudah,” ungkapnya.

Menurut dia, persoalan menjadi rumit manakala volume cadangan gas yang tersedia tidak cukup justifiable secara ekonomis apabila diperhitungkan dengan tambahan biaya penyambungan ke jalur pipa. Di sisi lain, apabila pasar konsumen gas di sekitar lokasi yang akan dilalui jalur belum tumbuh, itu tidak akan memberikan insentif dorongan bagi investor transmisi gas untuk membangunnya.

“Artinya begini. Kita sudah memberi inisiatif tentang harga gas yang seragam di seluruh Indonesia. Tinggal mengkalkulasi kira-kira dari sisi infrastruktur dan kesiapan kita menerapkan satu harga. Memang ada problem tapi coba sama-sama kita cari solusi,” pungkasnya. (ila/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/