27.8 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Komisi VII Usulkan Harga Gas jadi Satu Harga

Gus Irawan, Ketua Komisi VII DPR-RI .

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Komisi VII DPR-RI yang membidangi energi dan lingkungan hidup sudah mengusulkan agar harga gas di seluruh Indonesia dibuat satu harga. “Itu sudah kita masukkan dalam RUU Migas yang harus segera dirampungkan pembahasannya,” kata Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu kepada wartawan di Medan, Senin (20/3).

Gus mengatakan, wacana satu harga gas di seluruh Indonesia sudah masuk dalam draft RUU Migas. Dasar pengusulan itu karena melihat konteks harga bahan bakar di Papua yang bisa diseragamkan dengan daerah lain. “Tolak ukur kita melihat papua. Makanya kami usulkan harga gas jadi satu harga,” ujar Gus.

Gus menyatakan komitmen Komisi VII mendesak penerapan harga gas satu harga di seluruh Indonesia dikuatkan oleh seluruh anggota. “Harga gas industry di Sumut dulu tinggi. Sekarang sudah turun 30 persen walau belum diterapkan. Kita di komisi VII sepakat sesungguhnya harga gas yang mahal diturunkan dan diseragamkan,” katanya.

Menurut Gus, untuk menyeragamkan harga ini butuh waktu dan penyesuaian karena menyangkut transmisi dan distribusi. Kemudian dilihat pula sumber gas dari wilayah mana. “Semakin jauh mendapatkan sumber gas, tentu biayanya kian tinggi,” bilang Gus yang juga Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR-RI.

Soal pengusulan harga gas ini, lanjutnya, para komisi VII DPR-RI semua mendukung. Bahkan, di Komisi VII itu ada dua orang dari Sumut. Sedangkan yang lain dari berbagai daerah. “Prinsipnya kita tidak melihat daerah mana. Kalau misalnya di Sumut harga gas tinggi, anggota komisi yang berasal dari daerah lain konsern berkomitmen mau berjuang bersama menyuarakan ke pemerintah agar harga diturunkan,” jelas Gus.

Gus menyatakan, jika harga gas tidak bisa diseragamkan akan membuat hambatan di sektor industri. “Nantinya masih akan ada keluhan para pengusaha industri pemakai gas. Selama ini mereka sudah mengeluh karena mahal dan berbeda di tiap daerah. Konteks inilah yang kemudian membuat kita harus bersama-sama mau berjuang menyeragamkan harganya,” tambah Gus lagi.

Kata Gus, apa yang disampaikan Komisi VII ke pemerintah soal harga gas selama ini selalu mendapat respon positif. Walaupun misalnya komisi VII harus aktif menyuarakan pendapatnya ke pemerintah secara berkala. “Kita tidak bisa hanya mengusulkan lalu dibiarkan. Harus kita kejar terus pemerintah dalam berbagai kesempatan,” aku Gus.

Gus Irawan, Ketua Komisi VII DPR-RI .

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Komisi VII DPR-RI yang membidangi energi dan lingkungan hidup sudah mengusulkan agar harga gas di seluruh Indonesia dibuat satu harga. “Itu sudah kita masukkan dalam RUU Migas yang harus segera dirampungkan pembahasannya,” kata Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu kepada wartawan di Medan, Senin (20/3).

Gus mengatakan, wacana satu harga gas di seluruh Indonesia sudah masuk dalam draft RUU Migas. Dasar pengusulan itu karena melihat konteks harga bahan bakar di Papua yang bisa diseragamkan dengan daerah lain. “Tolak ukur kita melihat papua. Makanya kami usulkan harga gas jadi satu harga,” ujar Gus.

Gus menyatakan komitmen Komisi VII mendesak penerapan harga gas satu harga di seluruh Indonesia dikuatkan oleh seluruh anggota. “Harga gas industry di Sumut dulu tinggi. Sekarang sudah turun 30 persen walau belum diterapkan. Kita di komisi VII sepakat sesungguhnya harga gas yang mahal diturunkan dan diseragamkan,” katanya.

Menurut Gus, untuk menyeragamkan harga ini butuh waktu dan penyesuaian karena menyangkut transmisi dan distribusi. Kemudian dilihat pula sumber gas dari wilayah mana. “Semakin jauh mendapatkan sumber gas, tentu biayanya kian tinggi,” bilang Gus yang juga Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR-RI.

Soal pengusulan harga gas ini, lanjutnya, para komisi VII DPR-RI semua mendukung. Bahkan, di Komisi VII itu ada dua orang dari Sumut. Sedangkan yang lain dari berbagai daerah. “Prinsipnya kita tidak melihat daerah mana. Kalau misalnya di Sumut harga gas tinggi, anggota komisi yang berasal dari daerah lain konsern berkomitmen mau berjuang bersama menyuarakan ke pemerintah agar harga diturunkan,” jelas Gus.

Gus menyatakan, jika harga gas tidak bisa diseragamkan akan membuat hambatan di sektor industri. “Nantinya masih akan ada keluhan para pengusaha industri pemakai gas. Selama ini mereka sudah mengeluh karena mahal dan berbeda di tiap daerah. Konteks inilah yang kemudian membuat kita harus bersama-sama mau berjuang menyeragamkan harganya,” tambah Gus lagi.

Kata Gus, apa yang disampaikan Komisi VII ke pemerintah soal harga gas selama ini selalu mendapat respon positif. Walaupun misalnya komisi VII harus aktif menyuarakan pendapatnya ke pemerintah secara berkala. “Kita tidak bisa hanya mengusulkan lalu dibiarkan. Harus kita kejar terus pemerintah dalam berbagai kesempatan,” aku Gus.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/