25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Harga Ayam Potong di Asahan Meningkat

Penjual ayam potong di pasar – Ilustrasi

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Harga Ayam potong, ayam merah serta ayam kampung mulai naik di Pasar Tradisional. Sebelumnya harga ayam di pasar tradisional turun drastis penyebabnya stok untuk ayam mulai terbatas dari kandang perternakan ayam di Kabupaten Asahan diperparah lagi jual beli sunyi.

Pantuan koran ini di Pasar Tradisonal H Misbah Kisaran, seminggu belakangan ini ayam potong awalnya per kilonya Rp18 ribu, kini bergerak naik menjadi perkilonya Rp20 ribu. Kemudian disusul ayam merah per ekornya Rp32 ribu kini menjadi Rp35 ribu. Yang drastis naik ayam kampung Rp40 ribu perkilo kini naik cukp tinggi Rp55 ribu.

“Walaupun harga sudah naik namun stok ayam dari kandang terbatas,” kata pedagang ayam dipajak tradisonal H Misbah, Harun kepada koran ini Jumat (21/4).

Diakuinya, bahwa dalam sepekan belakangan ini memang harga ayam mulai bergerak naik. Sementara stok ayam dari kandang terbatas.

“Kita memang harus pandai-pandai menyetok ayam tidak banyak-banyak,”ujar Harun.

Dikatakannya lagi, kalau harga ayam naik sebenarnya bagi pedagang tidak masalah, kalau jual beli lancar. Yang menjadi kendala sudah harga ayam naik daya beli masyarakat begitu dingin. “jatah kita jual ayampun sangat terbatas dari pihak manejemen pengelola ayam dari kandang,”terangnya.

Untuk kita berharap agar Pemkab Asahan bisa mengatasi persolaan distribusi ayam, sehingga kita dapat menjualnya dengan rasa aman dan soal harga. “Janganlah sebentar naik sebentar turun, maka perlu pengawasan pihak terkait sehingga pedagang dan pembeli terlindungi soal harga ayam dan stok yang lancar,” ungkapnya.

Sementara itu salah seorang warga Kisara Barat, Misrana (50) tahun mengatakan, soal harga ayam naik itu biasa namun janganlah terlalu mahal dan tinggi.

“Bagi ibu rumah tangga tidak setiap hari membeli ayam, kecuali rumah makan,” ujar

Dikatakannya lagi, menu di rumah tangga sebenarnya lebih irit membeli ayam potong ketimbang ikan, karena harga ikanpun sudah cukup tinggi, sehingga kita harus pandai-pandai dalam pengeluaran uang untk keperluan keseharinnya. “Memang di satu sisi harga sayuran turun, di sisi lain naik,” terang

Katanya lagi, memang selama bulan April mencari uang sulit, apabila tidak dapat mengendalikannya dengan baik, alamat gaji sebulan tidak cukup untuk keperluan kesehariannya, maka kita minta pengawasan dari Pemkab Asahan agar tetap memantau soal harga-harga yang berkembang sekarang ini.

“Apa lagi beberapa pekan ke depan sudah memasuki bulan Ramadan,” pungkasnya. (omi/azw)

Penjual ayam potong di pasar – Ilustrasi

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Harga Ayam potong, ayam merah serta ayam kampung mulai naik di Pasar Tradisional. Sebelumnya harga ayam di pasar tradisional turun drastis penyebabnya stok untuk ayam mulai terbatas dari kandang perternakan ayam di Kabupaten Asahan diperparah lagi jual beli sunyi.

Pantuan koran ini di Pasar Tradisonal H Misbah Kisaran, seminggu belakangan ini ayam potong awalnya per kilonya Rp18 ribu, kini bergerak naik menjadi perkilonya Rp20 ribu. Kemudian disusul ayam merah per ekornya Rp32 ribu kini menjadi Rp35 ribu. Yang drastis naik ayam kampung Rp40 ribu perkilo kini naik cukp tinggi Rp55 ribu.

“Walaupun harga sudah naik namun stok ayam dari kandang terbatas,” kata pedagang ayam dipajak tradisonal H Misbah, Harun kepada koran ini Jumat (21/4).

Diakuinya, bahwa dalam sepekan belakangan ini memang harga ayam mulai bergerak naik. Sementara stok ayam dari kandang terbatas.

“Kita memang harus pandai-pandai menyetok ayam tidak banyak-banyak,”ujar Harun.

Dikatakannya lagi, kalau harga ayam naik sebenarnya bagi pedagang tidak masalah, kalau jual beli lancar. Yang menjadi kendala sudah harga ayam naik daya beli masyarakat begitu dingin. “jatah kita jual ayampun sangat terbatas dari pihak manejemen pengelola ayam dari kandang,”terangnya.

Untuk kita berharap agar Pemkab Asahan bisa mengatasi persolaan distribusi ayam, sehingga kita dapat menjualnya dengan rasa aman dan soal harga. “Janganlah sebentar naik sebentar turun, maka perlu pengawasan pihak terkait sehingga pedagang dan pembeli terlindungi soal harga ayam dan stok yang lancar,” ungkapnya.

Sementara itu salah seorang warga Kisara Barat, Misrana (50) tahun mengatakan, soal harga ayam naik itu biasa namun janganlah terlalu mahal dan tinggi.

“Bagi ibu rumah tangga tidak setiap hari membeli ayam, kecuali rumah makan,” ujar

Dikatakannya lagi, menu di rumah tangga sebenarnya lebih irit membeli ayam potong ketimbang ikan, karena harga ikanpun sudah cukup tinggi, sehingga kita harus pandai-pandai dalam pengeluaran uang untk keperluan keseharinnya. “Memang di satu sisi harga sayuran turun, di sisi lain naik,” terang

Katanya lagi, memang selama bulan April mencari uang sulit, apabila tidak dapat mengendalikannya dengan baik, alamat gaji sebulan tidak cukup untuk keperluan kesehariannya, maka kita minta pengawasan dari Pemkab Asahan agar tetap memantau soal harga-harga yang berkembang sekarang ini.

“Apa lagi beberapa pekan ke depan sudah memasuki bulan Ramadan,” pungkasnya. (omi/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/