30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Property Baru dan Bekas akan Tumbuh

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Broker memiliki optimisme yang sama dengan pengembang bahwa properti akan membaik tahun 2017 ini. Permintaan pasar, baik properti primary (baru) maupun secondary (bekas), diprediksi meningkat.

Chief of Corporate Relation Brighton Indonesia Widjaja Santoso menyatakan, tumbuhnya permintaan terhadap properti ditunjang kebutuhan hunian maupun investasi. Kalau untuk segera ditempati, mereka memilih properti yang siap huni.

’’Biasanya lari ke properti secondary, baik landed maupun apartemen,’’ ujarnya di Surabaya, Jumat (20/1).

Rumah bekas masih dicari karena faktor lokasi. Sekarang sulit mendapatkan rumah di lokasi yang menjadi daerah favorit. Yakni, kawasan yang dekat dengan pusat kota. Penyebab lain, pengembangnya tidak lagi menawarkan rumah primary. Karena itu, muncul alternatif membeli rumah second.

’’Kalaupun ada rumah baru, di daerah yang dekat dengan perbatasan Surabaya–Gresik,’’ jelasnya.

Namun, ada juga pembeli yang memilih primary lantaran tawaran angsuran yang relatif ringan dari pengembang. Selain itu, ada pengembang yang sudah membangun ready stock sehingga pembeli tidak membutuhkan waktu lama bagi untuk menempatinya.

’’Jadi, bergantung pada kebutuhan pembeli untuk membeli primary maupun secondary,’’ ungkapnya.

Apalagi, pembeli didukung dengan kebijakan BI tentang besaran uang muka hingga bunga perbankan yang makin ringan. Keluarga muda lebih memilih beli apartemen. Selain untuk hunian, bangunan bertingkat bermanfaat untuk investasi.

Sebab, masa pembangunan apartemen relatif lebih lama bila dibandingkan dengan landed. Namun, biasanya tren investasi itu didominasi bangunan vertikal.

’’Properti jadi alternatif investasi menarik karena harganya tidak mungkin turun,’’ kata Widjaja.

Brighton mencatat, separuh klien memilih rumah primary dan setengahnya lagi condong pada secondary. Namun, hampir 60 persen penjualan disumbang landed dan sisanya 40 persen high-rise.

Nah, dengan tren peningkatan pada 2017, permintaan terhadap jasa konsultan properti diyakini juga tumbuh.

’’Broker bukan lagi sebagai perantara, tapi juga sebagai konsultan dalam memberikan saran bagi pembeli,’’ paparnya. (jpnn/ram)

 

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Broker memiliki optimisme yang sama dengan pengembang bahwa properti akan membaik tahun 2017 ini. Permintaan pasar, baik properti primary (baru) maupun secondary (bekas), diprediksi meningkat.

Chief of Corporate Relation Brighton Indonesia Widjaja Santoso menyatakan, tumbuhnya permintaan terhadap properti ditunjang kebutuhan hunian maupun investasi. Kalau untuk segera ditempati, mereka memilih properti yang siap huni.

’’Biasanya lari ke properti secondary, baik landed maupun apartemen,’’ ujarnya di Surabaya, Jumat (20/1).

Rumah bekas masih dicari karena faktor lokasi. Sekarang sulit mendapatkan rumah di lokasi yang menjadi daerah favorit. Yakni, kawasan yang dekat dengan pusat kota. Penyebab lain, pengembangnya tidak lagi menawarkan rumah primary. Karena itu, muncul alternatif membeli rumah second.

’’Kalaupun ada rumah baru, di daerah yang dekat dengan perbatasan Surabaya–Gresik,’’ jelasnya.

Namun, ada juga pembeli yang memilih primary lantaran tawaran angsuran yang relatif ringan dari pengembang. Selain itu, ada pengembang yang sudah membangun ready stock sehingga pembeli tidak membutuhkan waktu lama bagi untuk menempatinya.

’’Jadi, bergantung pada kebutuhan pembeli untuk membeli primary maupun secondary,’’ ungkapnya.

Apalagi, pembeli didukung dengan kebijakan BI tentang besaran uang muka hingga bunga perbankan yang makin ringan. Keluarga muda lebih memilih beli apartemen. Selain untuk hunian, bangunan bertingkat bermanfaat untuk investasi.

Sebab, masa pembangunan apartemen relatif lebih lama bila dibandingkan dengan landed. Namun, biasanya tren investasi itu didominasi bangunan vertikal.

’’Properti jadi alternatif investasi menarik karena harganya tidak mungkin turun,’’ kata Widjaja.

Brighton mencatat, separuh klien memilih rumah primary dan setengahnya lagi condong pada secondary. Namun, hampir 60 persen penjualan disumbang landed dan sisanya 40 persen high-rise.

Nah, dengan tren peningkatan pada 2017, permintaan terhadap jasa konsultan properti diyakini juga tumbuh.

’’Broker bukan lagi sebagai perantara, tapi juga sebagai konsultan dalam memberikan saran bagi pembeli,’’ paparnya. (jpnn/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/