30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Awas! Beras Plastik Ada di Medan, Mereknya Saudara Jaya

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Medan, Syahrizal Arif mengaku terkejut mendengarkan informasi bahwa sudah ditemukan dugaan beras palsu di Kota Medan. “Di mana lokasinya,” ujarnya ketika dihubungi tadi malam.
Sejak merebaknya isu peredaran beras palsu, dirinya mengaku langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa distributor beras dan hasilnya tidak ditemukan beras plastik. Namun, saat ditanya tanda-tanda atau ciri beras plastik, Syahrizal malah belum tahu. Sebelumnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan dirinya sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari beberapa instansi guna mencari keberadaan beras palsu di Kota Medan. “Tim tersebut terdiri dari Disperindag, Badan Ketahanan Pangan. Sidak juga sudah dilakukan, tapi belum ditemukan beras palsu,” katanya.
Kadisperindag Sumut Bidar Alamsyah mengatakan pihaknya dan Balai BPOM telah melakukan Sidak ke Pusat Pasar Medan pada 5 Mei lalu. Namun dari sidak yang dilakukan, pihaknya tidak menemukan barang berbahan sintetis tersebut. Pun demikian, pengawasan dan imbauan terus pihaknya lakukan, terutama pada tempat-tempat strategis di mana bahan pokok tersebut disimpan.
“Informasi itu berasal dari Bulog. Terutama kita ingin pastikan jangan sampai bocor dari karantina. Karena kalau sampai beras plastik itu ada di pasaran, berarti pengawasan di karantina lemah,” katanya seraya menekankan kembali agar pemerintah pusat secepatnya memberitahukan informasi soal karakteristik beras plastik secara resmi.
Menyikapi isu peredaran beras plastik di Indonesia, Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan, meminta masyarakat untuk ekstra waspada dalam memilih beras untuk dikonsumsi. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Apalagi beras plastik secara fisik, sekilas tak jauh berbeda dengan beras-beras asli di Indonesia. “Beras palsu ini terbuat dari gabungan kentang, ubi jalar dan resin sintetis yang direkayasa sedemikan rupa sehingga berbentuk menyerupai beras. Resin sintetis ini dinilai sangat berbahaya karena jika dikonsumsi dalam jumlah banyak sifatnya karsinogenik (memicu kanker),” beber Direktur LAPK Farid Wajdi kepada Sumut Pos, kemarin.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Medan, Syahrizal Arif mengaku terkejut mendengarkan informasi bahwa sudah ditemukan dugaan beras palsu di Kota Medan. “Di mana lokasinya,” ujarnya ketika dihubungi tadi malam.
Sejak merebaknya isu peredaran beras palsu, dirinya mengaku langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa distributor beras dan hasilnya tidak ditemukan beras plastik. Namun, saat ditanya tanda-tanda atau ciri beras plastik, Syahrizal malah belum tahu. Sebelumnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan dirinya sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari beberapa instansi guna mencari keberadaan beras palsu di Kota Medan. “Tim tersebut terdiri dari Disperindag, Badan Ketahanan Pangan. Sidak juga sudah dilakukan, tapi belum ditemukan beras palsu,” katanya.
Kadisperindag Sumut Bidar Alamsyah mengatakan pihaknya dan Balai BPOM telah melakukan Sidak ke Pusat Pasar Medan pada 5 Mei lalu. Namun dari sidak yang dilakukan, pihaknya tidak menemukan barang berbahan sintetis tersebut. Pun demikian, pengawasan dan imbauan terus pihaknya lakukan, terutama pada tempat-tempat strategis di mana bahan pokok tersebut disimpan.
“Informasi itu berasal dari Bulog. Terutama kita ingin pastikan jangan sampai bocor dari karantina. Karena kalau sampai beras plastik itu ada di pasaran, berarti pengawasan di karantina lemah,” katanya seraya menekankan kembali agar pemerintah pusat secepatnya memberitahukan informasi soal karakteristik beras plastik secara resmi.
Menyikapi isu peredaran beras plastik di Indonesia, Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan, meminta masyarakat untuk ekstra waspada dalam memilih beras untuk dikonsumsi. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Apalagi beras plastik secara fisik, sekilas tak jauh berbeda dengan beras-beras asli di Indonesia. “Beras palsu ini terbuat dari gabungan kentang, ubi jalar dan resin sintetis yang direkayasa sedemikan rupa sehingga berbentuk menyerupai beras. Resin sintetis ini dinilai sangat berbahaya karena jika dikonsumsi dalam jumlah banyak sifatnya karsinogenik (memicu kanker),” beber Direktur LAPK Farid Wajdi kepada Sumut Pos, kemarin.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/