25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Smartwatch, Investasi Cerdas saat Pandemi

Menjaga Kesehatan di Tengah Fenomena Sepeda

CEO RADATIME.CO.ID, Hendra Kesuma

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Berawal dari alat transportasi manual, saat ini Sepeda telah menjelma sebagai Lifestyle di tengah masyarakat. Apalagi saat pandemi saat ini, sepeda menjadi olahraga favorit yang dianggap paling cocok dilakukan.

CEO RADATIME.CO.ID Hendra Kesuma, mengatakan bahwa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda global telah menyumbang kenaikan minat dan permintaan yang signifikan atas sepeda.

“Wajar saja, karena Physical Distancing membuat sejumlah keterbatasan dalam beraktivitas, terutama komunikasi tatap muka, interaksi hingga olahraga yang mengharuskan untuk terjadinya kontak fisik secara langsung,” ucap Hendra kepada Sumut Pos, Selasa (22/9).

Namun seiring meningkatnya popularitas olahraga ini, hal-hal yang tidak dikehendaki juga bermunculan, seperti masalah kesehatan jantung atau potensi kecelakaan.

“Hal ini sering disebabkan oleh kurangnya monitor atau program olahraga yang tidak terencana dengan baik, dan hal ini tentu harus dikontrol dengan baik,” ujarnya.

Dijelaskan Hendra, monitor atau pengontrolan menjadi sangat penting, terutama untuk mengoptimalkan keselamatan dan hasil yang ingin dicapai dalam berolahraga. Sebagai contoh adanya kontrol terhadap detak jantung, rute, program olahraga, durasi, intensitas sampai bahkan sampai kepada program diet yang sedang dijalankan.

Menurut berbagai sumber, kecepatan detak jantung orang dewasa saat beristirahat adalah 60–100 kali per menit. Ketika berolahraga, detak jantung akan meningkat secara signifikan. Rumus umum untuk menghitung batas aman ketika berolahraga adalah ‘220 – usia Anda saat ini’.

“Jika Anda berusia 25 tahun, batas maksimum detak jantung adalah 220 – 25, artinya 195 bpm adalah batas aman detak jantung saat berolahraga,” jelasnya.

Sedangkan berdasarkan data dari American Heart Association, rentang aman adalah 60% – 80% dari batas maksimal yaitu 117 bpm – 156 bpm. Pengontrolan detak jantung sangatlah vital sewaktu melakukan kegiatan olahraga, karena notabene tujuan utama dari olahraga adalah kesehatan.

Lantas, bagaimana cara mengukur detak jantung dan memastikannya tetap berada dalam batas aman saat berolahraga? Salah satu cara cerdas untuk mengontrol detak jantung adalah menggunakan alat yang bisa berada disisi pemakai dengan nyaman saat berolahraga.

“Yaitu smartwatch. Sebagai jam tangan yang sudah memiliki banyak fitur canggih, saat ini smartwatch telah berkembang dan memiliki beragam fungsi penting, salah satunya mengukur detak jantung,” jawabnya.

Adapun cara kerja smartwatch, yaitu memberikan indikasi detak jantung yang normal saat berolah raga dan memberikan peringatan jika indikasinya mulai menunjukan resiko yang bisa membahayakan jantung.

“Selain detak jantung, informasi seperti kalori, jarak tempuh, peta, notifikasi telepon/WA, program latihan, reminder bahkan sampai gerakan tangan sewaktu berenang bisa terdeteksi,” ungkapnya.

Di zaman serba canggih ini, dukungan teknologi banyak membantu kelancaran berbagai aktivitas. Smartwatch pun bertransformasi sebagai Investasi cerdas dalam menjaga kesehatan ditengah fenomena bersepeda dan bagi para pecinta olahraga lainnya untuk memastikan manfaat yang optimal dari giat olahraga yang dilakukan, terutama pada tujuan keselamatan dan kesehatan.

“Tentunya harapan kita, agar setiap orang yang berolahraga bisa melakukannya secara tepat kadar, sehat, tujuan tercapai dan bahagia. Karena setiap momen yang terjaga dengan baik adalah untuk masa depan yang berharga,” pungkasnya. (map/ram)

Menjaga Kesehatan di Tengah Fenomena Sepeda

CEO RADATIME.CO.ID, Hendra Kesuma

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Berawal dari alat transportasi manual, saat ini Sepeda telah menjelma sebagai Lifestyle di tengah masyarakat. Apalagi saat pandemi saat ini, sepeda menjadi olahraga favorit yang dianggap paling cocok dilakukan.

CEO RADATIME.CO.ID Hendra Kesuma, mengatakan bahwa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda global telah menyumbang kenaikan minat dan permintaan yang signifikan atas sepeda.

“Wajar saja, karena Physical Distancing membuat sejumlah keterbatasan dalam beraktivitas, terutama komunikasi tatap muka, interaksi hingga olahraga yang mengharuskan untuk terjadinya kontak fisik secara langsung,” ucap Hendra kepada Sumut Pos, Selasa (22/9).

Namun seiring meningkatnya popularitas olahraga ini, hal-hal yang tidak dikehendaki juga bermunculan, seperti masalah kesehatan jantung atau potensi kecelakaan.

“Hal ini sering disebabkan oleh kurangnya monitor atau program olahraga yang tidak terencana dengan baik, dan hal ini tentu harus dikontrol dengan baik,” ujarnya.

Dijelaskan Hendra, monitor atau pengontrolan menjadi sangat penting, terutama untuk mengoptimalkan keselamatan dan hasil yang ingin dicapai dalam berolahraga. Sebagai contoh adanya kontrol terhadap detak jantung, rute, program olahraga, durasi, intensitas sampai bahkan sampai kepada program diet yang sedang dijalankan.

Menurut berbagai sumber, kecepatan detak jantung orang dewasa saat beristirahat adalah 60–100 kali per menit. Ketika berolahraga, detak jantung akan meningkat secara signifikan. Rumus umum untuk menghitung batas aman ketika berolahraga adalah ‘220 – usia Anda saat ini’.

“Jika Anda berusia 25 tahun, batas maksimum detak jantung adalah 220 – 25, artinya 195 bpm adalah batas aman detak jantung saat berolahraga,” jelasnya.

Sedangkan berdasarkan data dari American Heart Association, rentang aman adalah 60% – 80% dari batas maksimal yaitu 117 bpm – 156 bpm. Pengontrolan detak jantung sangatlah vital sewaktu melakukan kegiatan olahraga, karena notabene tujuan utama dari olahraga adalah kesehatan.

Lantas, bagaimana cara mengukur detak jantung dan memastikannya tetap berada dalam batas aman saat berolahraga? Salah satu cara cerdas untuk mengontrol detak jantung adalah menggunakan alat yang bisa berada disisi pemakai dengan nyaman saat berolahraga.

“Yaitu smartwatch. Sebagai jam tangan yang sudah memiliki banyak fitur canggih, saat ini smartwatch telah berkembang dan memiliki beragam fungsi penting, salah satunya mengukur detak jantung,” jawabnya.

Adapun cara kerja smartwatch, yaitu memberikan indikasi detak jantung yang normal saat berolah raga dan memberikan peringatan jika indikasinya mulai menunjukan resiko yang bisa membahayakan jantung.

“Selain detak jantung, informasi seperti kalori, jarak tempuh, peta, notifikasi telepon/WA, program latihan, reminder bahkan sampai gerakan tangan sewaktu berenang bisa terdeteksi,” ungkapnya.

Di zaman serba canggih ini, dukungan teknologi banyak membantu kelancaran berbagai aktivitas. Smartwatch pun bertransformasi sebagai Investasi cerdas dalam menjaga kesehatan ditengah fenomena bersepeda dan bagi para pecinta olahraga lainnya untuk memastikan manfaat yang optimal dari giat olahraga yang dilakukan, terutama pada tujuan keselamatan dan kesehatan.

“Tentunya harapan kita, agar setiap orang yang berolahraga bisa melakukannya secara tepat kadar, sehat, tujuan tercapai dan bahagia. Karena setiap momen yang terjaga dengan baik adalah untuk masa depan yang berharga,” pungkasnya. (map/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/