PT PLN UP3 Nias mencatat, hingga tahun 2020, pemasangan jaringan listrik milik PT PLN (Persero) di wilayah kepulauan Nias yang terdiri dari 5 Kabupaten/Kota, sudah mencapai 90,36 persen. Dari 950 jumlah desa/kelurahan, ada 89 desa lagi belum teraliri arus listrik PLN.
Bahkan, Tim dari Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara, sudah melakukan survei di 36 desa, 7 kecamatan dan 20 pulau di Kepulauan Nias Selatan dalam ekspedisi terangi negeri, pada Agustus 2020 lalu. Ekspedisi itu dilakukan selama 14 hari.
Manager PT PLN UP3 Nias Darwin Simanjuntak mengatakan, sebagian besar desa-desa yang belum teraliri listrik itu berada di Kabupaten Nias Selatan, di Kepulauan Batu dan pelosok yang sebagian akses jalan belum beraspal.
Secara rinci, saat ini wilayah Kabupaten Nias, dari 170 jumlah desa yang ada, masih ada 13 desa lagi yang belum teraliri listrik. Kemudian di Kabupaten Nias Selatan dengan jumlah desa sebanyak 459, ditambah 2 kelurahan (36 Kecamatan), sudah teraliri listrik PLN hingga tahun 2020 sebanyak 385 desa. Sisanya, 76 desa lagi belum teraliri listrik.
Sementara di wilayah Kota Gunungsitoli tinggal satu desa lagi yang belum teraliri listrik, yakni Desa Tuhegeo Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Sedangkan di Kabupaten Nias Utara seluruh desa sudah teraliri listrik. “Paling banyak di Nias Selatan, ada satu Kecamatan sama sekali belum teraliri listrik yakni Kecamatan Susua Gomo. Sehingga, pada tahun ini Kecamatan Susua Gomo itu menjadi prioritas kita pemasangan jaringan,” ungkap Darwin, Rabu (17/2/2021).
Sedangkan di Kepulauan Batu Nias Selatan, PLN memprogramkan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS adalah pembangkit listrik yang menggunakan sel surya (Photovoltaic, PV) untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Pembangkit listrik ini merupakan bentuk pemanfaatan salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan (energi terbarukan).
Menurut Darwin, program pemasangan jaringan baru terhenti akibat pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 yang lalu. Bahkan, pemberian stimulus kepada pelanggan subsidi sebagai dampak Covid-19, juga salah satu penambah beban PLN sehingga program yang sudah direncanakan menjadi terkendala.
Tak hanya itu, program PLN UP3 Nias menjadi terkendala di masa pandemi Covid 19, di mana para pekerja pemasangan jaringan kesulitan datang Nias karena harus mengikuti protokol kesehatan. Ditambah lagi, masalah konflik sosial dari masyarakat terkait pemberian izin lahan.
“Salah satu contoh yang kita alami di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan. Ada satu desa sulit dilakukan pemasangan jaringan listrik disebabkan ada penolakan dari warga setempat melarang jaringan listrik PLN melintasi tanahnya. Sementara akses lain tidak ada,” kata Darwin.
Meski terkendala akibat anggaran di masa pandemi Covid-19,
bukan berarti PLN Pusat bersama General Manager (GM) PLN UIW Sumut M Irwansyah Putra, lantas berdiam diri. Semangat menerangi negeri harus tetap berlanjut. Solusinya, Nias bakal meniru Indonesi Timur, menerangi dengan PLTS.
Supervisor Perencanaan Listrik Pedesaan (Lisdes) PLN UIW Sumut, Ahmed Maulana mengatakan, untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut), paling banyak desa yang belum teraliri listrik berada di Nias. Sisanya, 3 desa lagi berada di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). “Kalau di Nias paling banyak yang belum teraliri listrik berada di Nias Selatan,” kata Ahmed Maulana kepada wartawan ini di kantornya.
Ahmed mengakui, tantangan utama membangun listrik desa di Nias adalah akses jalan karena tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Apalagi, di Nias banyak pulau-pulau kecil, sehingga menyulitkan pihaknya untuk mobilitasi material. Dari yang mereka survei di Nias Selatan, yakni 36 desa dan 20 pulau, berada di pulau-pulaukecil. “Kami dua minggu berada di sana. Alhamdulillah pulangnya masih hidup. Sebab untuk mencapai pulau-pulau itu, kami harus menggunakan kapal boat dengan ombak yang cukup tinggi,” kata Ahmed.
Khusus pulau-pulau terluar di Nias yakni 36 Desa, lanjut Ahmed, PLN UIW Sumut akan menggunakan PLTS seperti di Indonesia Timur. “Ini rencana awal kita di tahun ini. Ini khusus dengan pulau-pulau terluar di Nias. Kita optimis akan menerangi Nias meski dengan PLTS,” papar Ahmed.
Sebelumnya, tepat pada peringatan HUT RI ke-75 tanggal 17 Agustus 2020 lalu, GM PLN UIW Sumut Irwansyah Putra bersama Bupati Nias Selatan Hilarius Duha, telah meresmikan listrik pedesaan di Desa Fanedanu, Sisiwa Ewali, Lolozukhu, Kecamatan Ulu Idanotae, Desa Na’ai dan Hilisaoto di Kecamatan Siduaori, Desa Sinar Susua, Kecamatan Somambawa dan Desa Hiliorahua Tasua, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias.
Irwansyah menjelaskan bahwa peresmian tersebut merupakan bagian dari langkah PLN dalam mewujudkan keadilan energi di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara. “Sebagai badan usaha pengelola kelistrikan nasional, PLN terus menjalankan amanah negara untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di seluruh penjuru Indonesia. Salah satunya penyambungan listrik di daerah yang sulit terakses melalui program Listrik Pedesaan (Lisa),” paparnya.
Terbaru, sembilan dusun di Kabupaten Tapanuli Utara telah teraliri listrik, salah satunya Dusun Torhonas, Desa Pardamean Nauli, Kecamatan Adian Koting, Tapanuli Utara. Peresmian penyambungan Listrik Pedesaan dilakukan oleh GM PLN UIW Sumut M Irwansyah Putra dan Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan. Sembilan dusun yang kini dapat menikmati listrik meliputi Limus, Lobu Haminjon, Lobu Jambang, Siantar Naipospos, Batu Lamak, Torhonas, Bagot, Huta Silalahi, dan Dusun Sitandiang.
Secara konsisten PLN akan terus melakukan perencanaan dan pembangunan listrik pedesaan untuk menerangi 14,8 juta jiwa di 33 kabupaten atau kota di Sumatera Utara. Selama 2020 PLN melalui Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara berhasil melakukan penyambungan listrik di 96 Dusun untuk memenuhi kebutuhan dari total sekitar 8 ribu pelanggan. Per Januari 2021 PLN telah melistriki 6.028 desa di Sumatera Utara.
Provinsi Sumatera Utara memiliki luas 72.981,23 km2 yang terdiri dari kawasan pesisir, pegunungan Bukit Barisan, hingga kepulauan Nias. Dalam pembangunan listrik pedesaan di Sumatera Utara, kendala yang dihadapi adalah kondisi geografis yang cukup ekstrim. Namun, dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh insan PLN dan stakeholder, proses pembebasan lahan, mobilisasi material, hingga konstruksi jaringan dapat berjalan lancar. “Dengan konsistensi, kerja sama dan dukungan dari segala pihak yang terlibat, saya yakin program Sumatera Utara terang bukan lagi mimpi,” kata Irwansyah penuh optimis.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini belum lama ini menyampaikan, selama 75 tahun PLN menemani perjalanan bangsa, PLN terus berupaya memperluas akses listrik ke seluruh penjuru Nusantara. Dalam lima tahun terakhir, infrastruktur kelistrikan terus meningkat. PLN melakukan pembangunan guna memastikan kebutuhan listrik dapat terpenuhi. Kini, seluruh sistem kelistrikan di Indonesia dalam kondisi cukup, bahkan sebagian besar memiliki cadangan daya lebih dari 30 persen.
Ketersediaan daya tak lepas dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan. Di sisi pembangkit, hingga September 2020, kapasitasnya telah mencapai 63,3 Gigawatt (GW), meningkat sekitar 7,8 GW sejak tahun 2015 yang ketika itu baru mencapai 55,52 GW.
Penambahan kapasitas pembangkit tersebar di seluruh Indonesia. Di Sumatera, pada tahun 2015 sebesar 11,4 GW meningkat menjadi 12,6 GW pada September 2020. Di Jawa, Madura, Bali, dan Nusa Tenggara meningkat dari 37,8 GW menjadi 41,8 GW. Di Kalimantan meningkat dari 2,5 GW menjadi 3,9 GW. Di Sulawesi dari 2,96 GW menjadi 3,62 GW. Di Maluku dan Papua dari 0,8 GW menjadi 1,3 GW.
Untuk memastikan pasokan listrik dapat tersalurkan dengan baik, PLN juga melakukan pembangunan gardu induk (GI) dan jaringan transmisi. Pada tahun 2015 terdapat 1.499 buah dengan total kapasitas sebesar 92 ribu Mega Volt Ampere (MVA). Jumlah tersebut meningkat menjadi 2.161 buah pada September 2020 dengan total kapasitas mencapai 146 ribu MVA. Terdapat penambahan 662 buah dengan total kapasitas meningkat sekitar 54 ribu MVA.
Sementara di sisi jaringan transmisi, pada tahun 2015 panjang jaringan transmisi baru mencapai 41 ribu kilometer sirkuit (kms) meningkat menjadi 60 ribu kms. Terdapat penambahan panjang jaringan transmisi hampir 19 ribu kms. Tersedianya pasokan listrik, tentu sejalan dengan bertambahnya jumlah pelanggan yang dilayani oleh PLN. Pada tahun 2015, jumlah pelanggan PLN sebesar 61 juta, kini meningkat menjadi 78 juta pada September 2020.
“Dengan tersedianya pasokan listrik yang cukup, kami memastikan bahwa PLN siap memenuhi kebutuhan listrik, tidak hanya untuk rumah tangga, tetapi juga untuk kebutuhan industri maupun bisnis,” papar Zulkifli Zaini.
PLN menyadari listrik merupakan motor penggerak roda ekonomi. Kehadiran listrik akan mendorong produktivitas dan meningkatkan kesejateraan masyarakat. Sudah 75 tahun PLN telah hadir, berjuang menerangi Indonesia, memajukan Bangsa.
Selamat Hari Listrik Nasional ke-75 Tahun… (*)
Penulis : Laila Azizah
Tulisan ini diikutisertakan untuk lomba ‘PLN Journalist Awards 2020′ (PJA 2020), kategori feature media online.