31.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Pertumbuhan Ekonomi Sumut Semester II-2017 Harus Lebih 5,2 Persen

Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah supir menunggu antrian bongkar muat peti kemas di BICT Belawan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Target proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2017 pada kisaran 5,1-5,5 persen dinilai masih berat. Sebab, banyak tantangan besar yang harus dilalui.

Pengamat Ekonomi Sumut Wahyu Ario menyebutkan, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mencapai pertumbuhan ekonomi Sumut pada semester II-2017. Setidaknya, dapat melebih 5,2 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kita pada tahun lalu di angka 5,2 persen. Sedangkan pada semester I-2017 baru tumbuh 4,8 persen. Sehingga, masih ada pekerjaan rumah cukup berat yang harus dilakukan untuk mencapainya bahkan melebih angka tahun lalu,” ungkapnya, Senin (25/9).

Menurut dia, untuk menyamakan pertumbuhan pada tahun lalu perlu upaya yang keras. Apalagi penyerapan anggaran (APBD) sangat lambat. Terlebih, ditambah dengan penerimaan negara tidak seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, Dana Alokasi Umum (DAU) akan dikurangi. Padahal, DAU ini merupakan penggerak roda perekonomian di kabupaten/kota daerah.

“Pengurangan DAU tersebut menjadi ancaman bagi pemerintah daerah di Sumut pada tahun ini, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pertumbuhan pada tahun ini apabila mencapai angka yang sama dengan tahun lalu bisa dibilang prestasi yang baik,” tutur ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Oleh karenanya, dia berharap fokus pemerintah pusat terhadap pembangunan infrastruktur di daerah termasuk Sumut dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun, beberapa kajian menyimpulkan dampaknya tidak secara langsung. Melainkan, beberapa tahun ke depan sekitar 3 atau 5 tahun.

Lebih lanjut Wahyu mengatakan, pada tahun 2018 dia menilai pertumbuhan ekonomi akan mengalami ke arah penurunan. Sebab, ada beberapa pola secara lima tahunan di mana akan berlangsung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kondisi politik tersebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Kenapa demikian, sebab perhatian pemerintah terfokus dengan Pilkada, sehingga fokus dengan menaikkan angka pertumbuhan sedikit berkurang,” katanya.

Tak hanya itu, sambung dia, para pelaku usaha atau investor cenderung bersikap wait and see (menunggu dan melihat) perkembangan. Investor menunggu siapa pemimpin daerah yang akan menduduki jabatan. Apakah menjanjikan atau mendukung dunia usaha?

Jadi, inilah tantangan yang dihadapi nantinya dalam pertumbuhan ekonomi ke depan. “Seharusnya tidak ada hubungan antara Pilkada dengan perekonomian di daerah tersebut. Namun, ternyata pola itu masih ada dan terjadi di Sumut pada tahun 2013 lalu. Oleh sebab itu, kondisi periode lima tahunan ini diharapkan tidak terjadi kembali dan pemerintah daerah harus tetap fokus membangun daerahnya,” tandas Wahyu. (ris/azw)

 

 

 

 

Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah supir menunggu antrian bongkar muat peti kemas di BICT Belawan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Target proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2017 pada kisaran 5,1-5,5 persen dinilai masih berat. Sebab, banyak tantangan besar yang harus dilalui.

Pengamat Ekonomi Sumut Wahyu Ario menyebutkan, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mencapai pertumbuhan ekonomi Sumut pada semester II-2017. Setidaknya, dapat melebih 5,2 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kita pada tahun lalu di angka 5,2 persen. Sedangkan pada semester I-2017 baru tumbuh 4,8 persen. Sehingga, masih ada pekerjaan rumah cukup berat yang harus dilakukan untuk mencapainya bahkan melebih angka tahun lalu,” ungkapnya, Senin (25/9).

Menurut dia, untuk menyamakan pertumbuhan pada tahun lalu perlu upaya yang keras. Apalagi penyerapan anggaran (APBD) sangat lambat. Terlebih, ditambah dengan penerimaan negara tidak seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, Dana Alokasi Umum (DAU) akan dikurangi. Padahal, DAU ini merupakan penggerak roda perekonomian di kabupaten/kota daerah.

“Pengurangan DAU tersebut menjadi ancaman bagi pemerintah daerah di Sumut pada tahun ini, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pertumbuhan pada tahun ini apabila mencapai angka yang sama dengan tahun lalu bisa dibilang prestasi yang baik,” tutur ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Oleh karenanya, dia berharap fokus pemerintah pusat terhadap pembangunan infrastruktur di daerah termasuk Sumut dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun, beberapa kajian menyimpulkan dampaknya tidak secara langsung. Melainkan, beberapa tahun ke depan sekitar 3 atau 5 tahun.

Lebih lanjut Wahyu mengatakan, pada tahun 2018 dia menilai pertumbuhan ekonomi akan mengalami ke arah penurunan. Sebab, ada beberapa pola secara lima tahunan di mana akan berlangsung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kondisi politik tersebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Kenapa demikian, sebab perhatian pemerintah terfokus dengan Pilkada, sehingga fokus dengan menaikkan angka pertumbuhan sedikit berkurang,” katanya.

Tak hanya itu, sambung dia, para pelaku usaha atau investor cenderung bersikap wait and see (menunggu dan melihat) perkembangan. Investor menunggu siapa pemimpin daerah yang akan menduduki jabatan. Apakah menjanjikan atau mendukung dunia usaha?

Jadi, inilah tantangan yang dihadapi nantinya dalam pertumbuhan ekonomi ke depan. “Seharusnya tidak ada hubungan antara Pilkada dengan perekonomian di daerah tersebut. Namun, ternyata pola itu masih ada dan terjadi di Sumut pada tahun 2013 lalu. Oleh sebab itu, kondisi periode lima tahunan ini diharapkan tidak terjadi kembali dan pemerintah daerah harus tetap fokus membangun daerahnya,” tandas Wahyu. (ris/azw)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/