27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Telat Panen, Harga Cabai Naik

JAKARTA- Krisis bawang putih mereda, kini giliran harga cabai yang merangkak naik. Di pasaran, harga cabai saat ini mencapai Rp50 ribuan padahal biasanya sekitar Rp28 ribuan. Sedangkan di Pusat Pasar Medan, harga cabai rawit tertinggimencapai Rp25 ribu.

FLUKTUATIF: Pedagang cabai menunggu pembeli  Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga cabai  beberapa bumbu  dapur lainnya masih fluktuatif.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
FLUKTUATIF: Pedagang cabai menunggu pembeli di Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga cabai dan beberapa bumbu dapur lainnya masih fluktuatif.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Menurut Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini, kenaikan harga cabai itu dikarena masa panen yang mundur.
“Awalnya pembibitan dimulai Januari lalu, dan bisa dipanen Maret atau April. Karena ada banjir rusak semua, jadi mulai pembibitan Febuari. Itu bisa dipanen sekitar Mei nanti,” terangnya pada Jawa Pos (Grup Sumut Pos) kemarin.

Stok cabai yang menipis, membuat pedagang kesulitan mendapat pasokan dan harga pun naik. Ia memprediksi harga cabai nanti, bisa menyamai harga bawang ketika naik kemarin atau mencapai Rp80 ribu. Tapi bakal kembali normal seiring dengan masa panen.
Selain itu ia juga mencatat, produksi cabai tahun ini bakal menurun karena cuaca ekstrim yang terjadi. Berdasarkan laporan dari beberapa sentra cabai yang ia hubungi, penurunan luas area panen saat ini sudah mencapai 40 persen. Sehingga ia memprediksi hasil panen itu bisa dinikmati hingga Agustus mendatang. “Bulan berikutnya sudah musim kemarau, jadi harga bakal kembali naik,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran berkata, lonjakan harga cabai mulai terjadi minggu kemarin. Saat ini, rata-rata harga cabai di wilayah Jabodetabek mencapai Rp45-50 kg per kilogram.

Kenaikan harga cabai baru terjadi pada jenis cabai rawit. Sementara cabai jenis lain masih normal. Misalkan saja cabai merah keriting masih berkisar Rp22 ribuan. Namun berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kenaikan cabai bersifat menular. “Jika satunya naik, pasti lainnya bakal ikut naik juga,” katanya.

Menanggapi lonjakan harga cabai, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku saat ini pihaknya sedang memeriksa lebih lanjut demand dan supply cabai. Untuk itu pihaknya bakal mengumpulkan data dari distributor dan pelaku usaha lainnya untuk mengecek pasokan. Jika memang dinilai kurang akan dikaji lagi apakah perlu mengimpor. Namun Gita berharap itu tak perlu diilakukan.

Gita berkata, penyikapan komoditas cabai berbeda dengan bawang. Selama ini cabai dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sedangkan bawang putih 95 persennya diimpor.

Prediksinya, harga cabai yang saat ini terjadi lebih pada maslah produksi. Cuaca ekstrim yang melanda awal bulan lalu membuat keterlambatan panen. “April nanti di Brebes sudah panen, sehingga harga akan turun. Dan Mei akan lebih banyak lagi yang panen,” terangnya.

Ia menambahkan, harga cabai yang saat ini sedang merangkak naik lebih berbahaya ketimbang harga bawang. Sebab, dalam porsi penyumbang inflasi, kontribusi cabai lebih besar dibanding bawang. “Jika ini terus terjadi bisa berbahaya terhadap inflasi Maret. Akan kami hitung seperti apa bobotnya,” terangnya saat ditemui di kantornya kemarin.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi mengimbau pemerintah segera bertindak cepat menyikapi harga cabai sebelum terlambat seperti bawang. “Saya pikir sebaiknya dilakukan impor,” terangnya. Kenaikan harga capai akan memberikan dampak yang cukup signifikan terutama bagi kalangan pengusaha yang bergerak di bidang makanan. (uma)

Harga Cabe Turun, Bawang Masih Bertahan

Harga cabai rawit dan cabe merah fluktuatif di sejumlah pasar tradisional Medan. Namun begitu, harganya menunjukkan penurunan sejak sepekan lalu. Seperti pantauan Sumut pos pada Sabtu (23/3) di beberapa pasar tradisional di Medan.

Di Pusat Pasar Medan, harga cabai rawit awal pekan lalu mencapai Rp40 ribu per kilogram, kemarin turun menjadi Rp25 ribu per kilogram. Demikian juga dengan harga cabai merah, turun dari Rp16 ribu menjadi Rp14 ribu.

Menurut Nisa yang sehari-hari berdagang di Pasar Sambu Medan, harga cabai dan bawang untuk saat ini memang sudah mengalami penurunan. Pembelian konsumen pun mulai normal. “Waktu mahal-mahalnya, pembeli dari kalangan ibu rumah tangga dan penjual nasi membatasi pembelian.Sekarang harga sudah mulai normal, pembeli saya kembali berdatangan seperti biasa,” katanya.

Menurut data disperindag, cabe rawit di pusat pasar mengalami penurunan 25 persen sejak sepekan lalu dari Rp32 ribu menjadi Rp24 ribu. Sedangkan untuk harga cabe merah mengalami penurunan sebesar 12,5 persen dari 16 ribu menjadi Rp14 ribu.

Dahliana Hanum SE, Kasi monitoring dan informasi pasar mengatakan, harga holtikultura fluktuatif dan menunjukkan trend kenaikan sejak beberapa pekan lalu. Khusus untuk cabe, kemungkinan besar kenaikannya dipengaruhi harga bawang yang cukup tinggi.

Sementara itu, harga bawang bertahan di kisaran Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram. Padahal, Wali Kota Medan sudah menjamin harga bawang turun di kisaran Rp15 ribu perkilonya saat melakukan operasi pasar Kamis (22/3).

Pantauan Sumut Pos di beberapa pasar tradisional di Medan kemarin, beberapa pedagang mengaku pasokan bawang masih kurang. “Memang sih harga bawang dari agen mulai turun, tetapi saya masih belum dapat pasokan. Jadi saya masih jual bawang saya yang kemarin ya sesuai dengan harga yang saya beli,” kata Nanik, pedagang di Pasar Sambu Medan. Dijelaskan Nanik, harga bawang putih Rp32 ribu dan bawang putih seharga Rp35 ribu perkilonya. (mag-9)

JAKARTA- Krisis bawang putih mereda, kini giliran harga cabai yang merangkak naik. Di pasaran, harga cabai saat ini mencapai Rp50 ribuan padahal biasanya sekitar Rp28 ribuan. Sedangkan di Pusat Pasar Medan, harga cabai rawit tertinggimencapai Rp25 ribu.

FLUKTUATIF: Pedagang cabai menunggu pembeli  Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga cabai  beberapa bumbu  dapur lainnya masih fluktuatif.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
FLUKTUATIF: Pedagang cabai menunggu pembeli di Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga cabai dan beberapa bumbu dapur lainnya masih fluktuatif.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Menurut Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini, kenaikan harga cabai itu dikarena masa panen yang mundur.
“Awalnya pembibitan dimulai Januari lalu, dan bisa dipanen Maret atau April. Karena ada banjir rusak semua, jadi mulai pembibitan Febuari. Itu bisa dipanen sekitar Mei nanti,” terangnya pada Jawa Pos (Grup Sumut Pos) kemarin.

Stok cabai yang menipis, membuat pedagang kesulitan mendapat pasokan dan harga pun naik. Ia memprediksi harga cabai nanti, bisa menyamai harga bawang ketika naik kemarin atau mencapai Rp80 ribu. Tapi bakal kembali normal seiring dengan masa panen.
Selain itu ia juga mencatat, produksi cabai tahun ini bakal menurun karena cuaca ekstrim yang terjadi. Berdasarkan laporan dari beberapa sentra cabai yang ia hubungi, penurunan luas area panen saat ini sudah mencapai 40 persen. Sehingga ia memprediksi hasil panen itu bisa dinikmati hingga Agustus mendatang. “Bulan berikutnya sudah musim kemarau, jadi harga bakal kembali naik,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran berkata, lonjakan harga cabai mulai terjadi minggu kemarin. Saat ini, rata-rata harga cabai di wilayah Jabodetabek mencapai Rp45-50 kg per kilogram.

Kenaikan harga cabai baru terjadi pada jenis cabai rawit. Sementara cabai jenis lain masih normal. Misalkan saja cabai merah keriting masih berkisar Rp22 ribuan. Namun berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kenaikan cabai bersifat menular. “Jika satunya naik, pasti lainnya bakal ikut naik juga,” katanya.

Menanggapi lonjakan harga cabai, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku saat ini pihaknya sedang memeriksa lebih lanjut demand dan supply cabai. Untuk itu pihaknya bakal mengumpulkan data dari distributor dan pelaku usaha lainnya untuk mengecek pasokan. Jika memang dinilai kurang akan dikaji lagi apakah perlu mengimpor. Namun Gita berharap itu tak perlu diilakukan.

Gita berkata, penyikapan komoditas cabai berbeda dengan bawang. Selama ini cabai dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sedangkan bawang putih 95 persennya diimpor.

Prediksinya, harga cabai yang saat ini terjadi lebih pada maslah produksi. Cuaca ekstrim yang melanda awal bulan lalu membuat keterlambatan panen. “April nanti di Brebes sudah panen, sehingga harga akan turun. Dan Mei akan lebih banyak lagi yang panen,” terangnya.

Ia menambahkan, harga cabai yang saat ini sedang merangkak naik lebih berbahaya ketimbang harga bawang. Sebab, dalam porsi penyumbang inflasi, kontribusi cabai lebih besar dibanding bawang. “Jika ini terus terjadi bisa berbahaya terhadap inflasi Maret. Akan kami hitung seperti apa bobotnya,” terangnya saat ditemui di kantornya kemarin.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi mengimbau pemerintah segera bertindak cepat menyikapi harga cabai sebelum terlambat seperti bawang. “Saya pikir sebaiknya dilakukan impor,” terangnya. Kenaikan harga capai akan memberikan dampak yang cukup signifikan terutama bagi kalangan pengusaha yang bergerak di bidang makanan. (uma)

Harga Cabe Turun, Bawang Masih Bertahan

Harga cabai rawit dan cabe merah fluktuatif di sejumlah pasar tradisional Medan. Namun begitu, harganya menunjukkan penurunan sejak sepekan lalu. Seperti pantauan Sumut pos pada Sabtu (23/3) di beberapa pasar tradisional di Medan.

Di Pusat Pasar Medan, harga cabai rawit awal pekan lalu mencapai Rp40 ribu per kilogram, kemarin turun menjadi Rp25 ribu per kilogram. Demikian juga dengan harga cabai merah, turun dari Rp16 ribu menjadi Rp14 ribu.

Menurut Nisa yang sehari-hari berdagang di Pasar Sambu Medan, harga cabai dan bawang untuk saat ini memang sudah mengalami penurunan. Pembelian konsumen pun mulai normal. “Waktu mahal-mahalnya, pembeli dari kalangan ibu rumah tangga dan penjual nasi membatasi pembelian.Sekarang harga sudah mulai normal, pembeli saya kembali berdatangan seperti biasa,” katanya.

Menurut data disperindag, cabe rawit di pusat pasar mengalami penurunan 25 persen sejak sepekan lalu dari Rp32 ribu menjadi Rp24 ribu. Sedangkan untuk harga cabe merah mengalami penurunan sebesar 12,5 persen dari 16 ribu menjadi Rp14 ribu.

Dahliana Hanum SE, Kasi monitoring dan informasi pasar mengatakan, harga holtikultura fluktuatif dan menunjukkan trend kenaikan sejak beberapa pekan lalu. Khusus untuk cabe, kemungkinan besar kenaikannya dipengaruhi harga bawang yang cukup tinggi.

Sementara itu, harga bawang bertahan di kisaran Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram. Padahal, Wali Kota Medan sudah menjamin harga bawang turun di kisaran Rp15 ribu perkilonya saat melakukan operasi pasar Kamis (22/3).

Pantauan Sumut Pos di beberapa pasar tradisional di Medan kemarin, beberapa pedagang mengaku pasokan bawang masih kurang. “Memang sih harga bawang dari agen mulai turun, tetapi saya masih belum dapat pasokan. Jadi saya masih jual bawang saya yang kemarin ya sesuai dengan harga yang saya beli,” kata Nanik, pedagang di Pasar Sambu Medan. Dijelaskan Nanik, harga bawang putih Rp32 ribu dan bawang putih seharga Rp35 ribu perkilonya. (mag-9)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/