30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pertamax Turun Hanya Jabodetabek dan Bandung

FOTO: ISMAIL AMIN/ RADAR MAKASSAR Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis Pertamax ke dalam kendaraan pelanggan,  Minggu (23/11). Di Jakarta, PT Pertamina (Persero) menjual Pertamax Rp 9.950 per liter.
FOTO: ISMAIL AMIN/ RADAR MAKASSAR
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis Pertamax ke dalam kendaraan pelanggan, Minggu (23/11). Di Jakarta, PT Pertamina (Persero) menjual Pertamax Rp 9.950 per liter.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pihak PT Pertamina memastikan, kebijakan penurunan harga BBM non subsidi jenis Pertamax 92 dari Rp 10.500 per liter menjadi Rp9.950 per liter, hanya berlaku untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung, Jawa Barat.

Hanya saja, pihak Pertamina dalam SK tentang penurunan harga Pertamax dimaksud, tidak memberikan penjelasan mengapa kebijakan tersebut hanya berlaku di sejumlah daerah itu.

“Di SK tidak disebutkan alasannya apa. SK-nya hanya menyebutkan bahwa penurunan harga Pertamax hanya berlaku di Jabodetabek dan Bandung. Itu saja,” ujar Dela, petugas contact centre PT Pertamina, saat dihubungi JPNN, kemarin (24/11).

Mengenai apa alasannya, Dela meminta JPNN menghubungi Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir. Hanya saja, Ali tidak mengangkat ponselnya, pertanyaan lewat layanan pesan singkat (SMS) juga belum direspon.

Namun, sebelumnya Media Manager PT Pertamina Adiatma Sardjito pernah memberikan penjelasan, penyesuaian harga pertamax merupakan kebijakan reguler dari Pertamina. Setiap dua pekan sekali pihaknya memang menyesuaikan harga jual pertamax dengan indikator pengukur beban seperti harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap USD.

”Yang perlu ditekankan adalah pertamax bukan produk PSO (public service obligation/subsidi). Jadi, memang harus ditentukan dengan hitungan bisnis. Kami tidak boleh jual rugi untuk produk ini. Kebetulan saja harga minyak dunia saat ini sedang turun besar,” katanya.

Menurut dia, harga di setiap wilayah memang ditentukan berbeda dengan beberapa pertimbangan. Mulai berapa harga bahan baku, biaya operasional, hingga biaya distribusi yang berlaku di daerah tersebut.

”Kalau soal berapa sebenarnya harga kami, itu rahasia perusahaan. Karena produk ini bukan hanya kami yang menjual. Yang jelas, kami juga mengikuti mekanisme pasar yang ada agar bisa bersaing dengan kompetitor,” terangnya.

PT Shell Indonesia, raksasa energi asal Amerika Serikat yang menjadi pesaing Pertamina di industri hilir migas di Indonesia, memang juga merevisi harga sejak 22 November. Di Jabodetabek, shell super (bersaing langsung dengan pertamax) turun Rp 250 menjadi Rp 9.950 per liter. Produk V power turun Rp 250 menjadi Rp 11.450 dan diesel turun Rp 250 menjadi Rp 11.550. (sam/jpnn)

FOTO: ISMAIL AMIN/ RADAR MAKASSAR Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis Pertamax ke dalam kendaraan pelanggan,  Minggu (23/11). Di Jakarta, PT Pertamina (Persero) menjual Pertamax Rp 9.950 per liter.
FOTO: ISMAIL AMIN/ RADAR MAKASSAR
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis Pertamax ke dalam kendaraan pelanggan, Minggu (23/11). Di Jakarta, PT Pertamina (Persero) menjual Pertamax Rp 9.950 per liter.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pihak PT Pertamina memastikan, kebijakan penurunan harga BBM non subsidi jenis Pertamax 92 dari Rp 10.500 per liter menjadi Rp9.950 per liter, hanya berlaku untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung, Jawa Barat.

Hanya saja, pihak Pertamina dalam SK tentang penurunan harga Pertamax dimaksud, tidak memberikan penjelasan mengapa kebijakan tersebut hanya berlaku di sejumlah daerah itu.

“Di SK tidak disebutkan alasannya apa. SK-nya hanya menyebutkan bahwa penurunan harga Pertamax hanya berlaku di Jabodetabek dan Bandung. Itu saja,” ujar Dela, petugas contact centre PT Pertamina, saat dihubungi JPNN, kemarin (24/11).

Mengenai apa alasannya, Dela meminta JPNN menghubungi Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir. Hanya saja, Ali tidak mengangkat ponselnya, pertanyaan lewat layanan pesan singkat (SMS) juga belum direspon.

Namun, sebelumnya Media Manager PT Pertamina Adiatma Sardjito pernah memberikan penjelasan, penyesuaian harga pertamax merupakan kebijakan reguler dari Pertamina. Setiap dua pekan sekali pihaknya memang menyesuaikan harga jual pertamax dengan indikator pengukur beban seperti harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap USD.

”Yang perlu ditekankan adalah pertamax bukan produk PSO (public service obligation/subsidi). Jadi, memang harus ditentukan dengan hitungan bisnis. Kami tidak boleh jual rugi untuk produk ini. Kebetulan saja harga minyak dunia saat ini sedang turun besar,” katanya.

Menurut dia, harga di setiap wilayah memang ditentukan berbeda dengan beberapa pertimbangan. Mulai berapa harga bahan baku, biaya operasional, hingga biaya distribusi yang berlaku di daerah tersebut.

”Kalau soal berapa sebenarnya harga kami, itu rahasia perusahaan. Karena produk ini bukan hanya kami yang menjual. Yang jelas, kami juga mengikuti mekanisme pasar yang ada agar bisa bersaing dengan kompetitor,” terangnya.

PT Shell Indonesia, raksasa energi asal Amerika Serikat yang menjadi pesaing Pertamina di industri hilir migas di Indonesia, memang juga merevisi harga sejak 22 November. Di Jabodetabek, shell super (bersaing langsung dengan pertamax) turun Rp 250 menjadi Rp 9.950 per liter. Produk V power turun Rp 250 menjadi Rp 11.450 dan diesel turun Rp 250 menjadi Rp 11.550. (sam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/