JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapal tanker pengangkut minyak mentah ukuran Aframax yang digarap perusahaan Jepang untuk Pertamina akhirnya rampung. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, pihaknya telah menerima kapal berbobot 105 ribu DWT (dead weight ton) itu dari Sumitomo Heavy di Yokosuka, Jepang, kemarin (24/5).
Kapal tersebut diberi nama Gamsunoro yang diambil dari nama gunung di kepulauan Maluku. Pembangunan kapal itu sendiri memakan waktu 16 bulan sejak kontrak ditandatangani pada 6 Maret 2013. “Gamsunoro akan menjadi kapal milik Pertamina ke-62 dari total 191 kapal yang saat ini dioperasikan. Itu sekaligus kapal milik Pertamina pertama yang dilengkapi teknologi BWT (ballast water treatment),” jelasnya.
Setelah serah terima, kapal tersebut bakal melakukan pelayaran perdana dengan awak Indonesia menuju Singapura. Di Negeri Singa itu, pihaknya bakal melakukan proses reflagging dari bendera Panama ke Indonesia. Baru setelah itu, Gamsunoro bisa masuk ke perairan Indonesia.
“Penguatan armada itu merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pertamina. Khususnya, untuk mewujudkan strategi profitable downstream. Sebab, langkah itu akan meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan minyak mentah yang akan diolah. Efisiensi itu menjadi kunci dalam persaingan global di bisnis migas,” tambahnya.
Tak hanya menambah armada, Pertamina juga terus menjadi pendorong kemajuan industri maritim Indonesia. Caranya dengan terus memesan kapal kepada perusahaan galangan nasional sesuai kapasitas. “Dalam waktu dekat ini, akan dilakukan serah terima dua kapal baru ukuran 17.500 LTDW yang dibangun PT PAL Indonesia. Yakni MT Pagerungan dan MT Pangkalan Brandan,” jelasnya.
Pihaknya juga membuat kontrak baru pembangunan tujuh kapal tanker minyak ukuran 17.500 LTDW pada 2013/2014. Armada tersebut ditargetkan selesai pada 2015/2016. “Pertamina juga secara konsisten mendukung pelaksanaan azas cabotage. Untuk memberdayakan bisnis maritim dalam negeri, kami terus mendorong penggunaan bendera Indonesia dan pemberdayaan awak kapal berkebangsaan Indonesia,” jelasnya. (bil/oki)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapal tanker pengangkut minyak mentah ukuran Aframax yang digarap perusahaan Jepang untuk Pertamina akhirnya rampung. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, pihaknya telah menerima kapal berbobot 105 ribu DWT (dead weight ton) itu dari Sumitomo Heavy di Yokosuka, Jepang, kemarin (24/5).
Kapal tersebut diberi nama Gamsunoro yang diambil dari nama gunung di kepulauan Maluku. Pembangunan kapal itu sendiri memakan waktu 16 bulan sejak kontrak ditandatangani pada 6 Maret 2013. “Gamsunoro akan menjadi kapal milik Pertamina ke-62 dari total 191 kapal yang saat ini dioperasikan. Itu sekaligus kapal milik Pertamina pertama yang dilengkapi teknologi BWT (ballast water treatment),” jelasnya.
Setelah serah terima, kapal tersebut bakal melakukan pelayaran perdana dengan awak Indonesia menuju Singapura. Di Negeri Singa itu, pihaknya bakal melakukan proses reflagging dari bendera Panama ke Indonesia. Baru setelah itu, Gamsunoro bisa masuk ke perairan Indonesia.
“Penguatan armada itu merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pertamina. Khususnya, untuk mewujudkan strategi profitable downstream. Sebab, langkah itu akan meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan minyak mentah yang akan diolah. Efisiensi itu menjadi kunci dalam persaingan global di bisnis migas,” tambahnya.
Tak hanya menambah armada, Pertamina juga terus menjadi pendorong kemajuan industri maritim Indonesia. Caranya dengan terus memesan kapal kepada perusahaan galangan nasional sesuai kapasitas. “Dalam waktu dekat ini, akan dilakukan serah terima dua kapal baru ukuran 17.500 LTDW yang dibangun PT PAL Indonesia. Yakni MT Pagerungan dan MT Pangkalan Brandan,” jelasnya.
Pihaknya juga membuat kontrak baru pembangunan tujuh kapal tanker minyak ukuran 17.500 LTDW pada 2013/2014. Armada tersebut ditargetkan selesai pada 2015/2016. “Pertamina juga secara konsisten mendukung pelaksanaan azas cabotage. Untuk memberdayakan bisnis maritim dalam negeri, kami terus mendorong penggunaan bendera Indonesia dan pemberdayaan awak kapal berkebangsaan Indonesia,” jelasnya. (bil/oki)