JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pergerakan rupiah semakin menunjukkan pelemahan yang terlalu dalam. Kemarin (24/8), rupiah tercatat menembus level Rp14.000. Perusahaan mulai panik, namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih meminta pengusaha untuk tetap tenang dengan depresiasi rupiah yang kian dalam.
Kemarin (24/8) Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menggelar rapat terbatas khusus membahas kondisi ekonomi terkini, termasuk persoalan rupiah.
Pihak-pihak yang terlibat tidak hanya para menteri bidang ekonomi dan gubernur Bank Indonesia (BI), melainkan juga sejumlah pengusaha pemilik 25 perusahaan terbesar yang melantai di pasar modal.
“Saya tidak ingin menjelaskan situasi ekonomi yang sekarang ini dihadapi. Tapi dalam kondisi seperti ini, memang kita harus punya tekad, punya bahasa yang santun, punya tindakan respon yang cepat sehingga problem yang ada segera bisa diatasi,” papar Jokowi di Istana Bogor, kemarin.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, pertemuan tersebut membahas persoalan-persoalan yang dihadapi para pelaku usaha, khususnya dalam situasi ekonomi saat ini. Namun dia menekankan bahwa para pelaku industri tidak perlu panik terkait pelemahan rupiah. “Kita tahu situasinya. Tapi kita tidak ingin menekankan semua pihak tidak usah membesar-besarkan. Mari kita samakan persepsi dan langkah agar bisa menghadapi bersama,”paparnya usai rapat terbatas di Istana Bogor, kemarin.
Menkeu Bambang Brodjonegoro menambahkan, rapat terbatas tersebut bertujuan untuk memperkuat kerjasama pemerintah, BUMN dan pihak swasta, dalam menghadapi kondisi perekonomian saat ini. Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) itu juga tidak memungkiri jika pertemuan tersebut diadakan untuk menjaga keyakinan pasar.
“Intinya mendorong swasta, BUMN dan pemerintah sama-sama gerak. Bagus, mereka juga semangat. Kita bisa jelaskan dan mereka paham. Makanya kita ketemu untuk menjaga confidence,”urai Bambang di Istana Bogor, kemarin.
Data perdagangan Reuters kemarin (24/8) pagi menunjukkan dolar AS dibuka di kisaran Rp14.006 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp13.940. Posisi tertinggi dolar AS kemarin ada di level Rp14.017. Namun tak lama setelah itu dolar AS bisa ditekan hingga ke kisaran Rp13.990. Menjelang siang, dolar AS berada di level Rp13.395.
Sedangkan di pasar spot, nilai tukar rupiah sempat terdepresiasi 0,76 persen dan menembus Rp14.047 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi kemarin dibanding level sebelumnya Rp13.941 per dolar AS.
Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin menunjukkan rupiah ditutup di level Rp13.998, angka tersebut merosot 103 poin dibanding penutupan perdagangan pekan lalu (21/8) yang ada di level Rp13.895. Nilai tukar rupiah tersebut sudah menembus titik terendah 17 tahun, yaitu sejak krisis 1998. IHSG sejak setahun terakhir sudah melemah 19,6 persen dari level Rp11.707 pada 25 Agustus 2014.
Selain itu, nilai tukar yuan juga melemah 0,11 persen menjadi 6,3959 per dolar AS. Ringgit Malaysia juga terdepresiasi 1,43 persen menjadi 4,228 per dolar AS dan baht Thailand juga melemah 0,16 persen ke 35,757 per dolar AS. Hanya yen Jepang saja yang menguat terhadap dolar AS yaitu terapresiasi 0,75 persen menjadi 121,12 per dolar AS.
Situasi di pasar modal kian mengkhawatirkan dan manajemen emiten (perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia/BEI) mulai resah. Sejumlah perusahaan menarik saham beredar di pasar (buyback) sebagai upaya agar harganya tidak semakin tergerus dan BEI merilis kebijakan menyikapi situasi ini.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 172,224 poin (3,972 persen) ke level 4.163,729 dan kumpulan 45 saham paling likuid dalam indeks LQ45 terjungkal 35,02 poin (4,82 persen) ke level 692,21 pada penutupan perdagangan kemarin.
Sebanyak 277 saham mengalami penurunan pada perdagangan kemarin dan sebaliknya hanya ada 29 saham berhasil naik. Secara ‘year to date’ sejak awal tahun sampai dengan kemarin bursa saham Indonesia sudah minus 20,34 persen dan merupakan penurunan paling dalam di antara bursa lain di dunia.
Menanggapi situasi itu, BEI selaku regulator tadi malam merilis pernyataan bahwa mulai hari ini (25/08) seluruh perusahaan sekuritas yang termasuk Anggota Bursa (AB) tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi short selling (jual kosong dengan cara pinjam saham). Selain dalam rangka menjalankan ketentuan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek, juga merujuk Peraturan BEI Nomor III-I tentang Keanggotaan Marjin dan Short Selling, dan Peraturan BEI Nomor II-H tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.
“Bursa akan melakukan tindakan tegas kepada Anggota Bursa yang diketahui melanggar ketentuan tersebut,” ungkap Sekretaris Perusahaan BEI, Irmawati Amran, tadi malam.