26.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Rupiah Melemah , PLN Kena Getah

Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Beberapa perusahaan sudah mulai merasakan dampak melemahnya rupiah terhadap dolar sejak beberapa hari yang lalu. Bukan hanya swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mulai merasakan dampaknya, karena tidak dipungkiri untuk membeli peralatan menggunakan kurs dolar.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pelemahan Rupiah awal pekan ini sangat berpengaruh pada keuangan PLN.

Kurs tengah Bank Indonesia Rupiah berada di kisaran Rp 13.894 per dolar AS. Melemah 90 basis poin dibanding perdagangan pekan lalu.  “Sangat (berpengaruh),” jelas Sofyan di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (24/4).

Sofyan menuturkan, USD banyak digunakan untuk bertransaksi. Di antaranya saat membeli energi primer. Contonya batu bara, Independent Power Producer (IPP) dan untuk membayar bahan bakar minyak (BBM).  “Lah iya dong bayar batu bara pakai Dolar, bayar IPP pakai Dolar, bayar BBM pakai Dolar,” tuturnya.

Menurutnya, pelemahan Rupiah terhadap USD sebesar seratus Rupiah saja akan membuat PLN  menanggung tambahan biaya. Artinya, ada biaya yang harus ditampung oleh PLN akibat fluktuasi Rupiah. Hal tersebut dapat memicu kehilangan untung atau loss potential bahkan kerugian.

“Ada selisih setiap seratus Rupiah ada konsekuensi sekian nambah biaya. Gitu aja. kita cari uangnya nanti,” terangnya. (uji/JPC/ram)

 

Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Beberapa perusahaan sudah mulai merasakan dampak melemahnya rupiah terhadap dolar sejak beberapa hari yang lalu. Bukan hanya swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mulai merasakan dampaknya, karena tidak dipungkiri untuk membeli peralatan menggunakan kurs dolar.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pelemahan Rupiah awal pekan ini sangat berpengaruh pada keuangan PLN.

Kurs tengah Bank Indonesia Rupiah berada di kisaran Rp 13.894 per dolar AS. Melemah 90 basis poin dibanding perdagangan pekan lalu.  “Sangat (berpengaruh),” jelas Sofyan di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (24/4).

Sofyan menuturkan, USD banyak digunakan untuk bertransaksi. Di antaranya saat membeli energi primer. Contonya batu bara, Independent Power Producer (IPP) dan untuk membayar bahan bakar minyak (BBM).  “Lah iya dong bayar batu bara pakai Dolar, bayar IPP pakai Dolar, bayar BBM pakai Dolar,” tuturnya.

Menurutnya, pelemahan Rupiah terhadap USD sebesar seratus Rupiah saja akan membuat PLN  menanggung tambahan biaya. Artinya, ada biaya yang harus ditampung oleh PLN akibat fluktuasi Rupiah. Hal tersebut dapat memicu kehilangan untung atau loss potential bahkan kerugian.

“Ada selisih setiap seratus Rupiah ada konsekuensi sekian nambah biaya. Gitu aja. kita cari uangnya nanti,” terangnya. (uji/JPC/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/